PAMEKASAN – Pawai Makeup Fantasi dan Fashion Ready to Wear SMKN 3 Pamekasan pada Senin (13/3) berbuntut panjang. Pilihan kostum para peraga dalam kegiatan tersebut dipersoalkan. Karena itu, Komisi IV DPRD Pamekasan memanggil Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur Wilayah Pamekasan Slamet Goestiantoko dan Kepala SMKN 3 Pamekasan Miftahol untuk dimintai klarifikasi kemarin (15/3).
Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Imam Hosairi mengungkapkan, pakaian yang dikenakan model dianggap terlalu minim dan mempertontonkan aurat. Pemangku pendidikan seharusnya bisa menyesuaikan kegiatan dengan norma. Apalagi, Pamekasan mempunyai semboyan Bumi Gerbang Salam dengan dikelilingi banyak pesantren. Sehingga, tidak timbul persepsi tak baik di kalangan masyarakat.
”Mereka sudah mengklarifikasi dan meminta maaf perihal tersebut. Selain itu, kami juga meminta Kepala Cabdindik Jawa Timur Wilayah Pamekasan Slamet Goestiantoko sebagai penanggung jawab untuk menyesuaikan program dengan kearifan lokal ke depan,” terangnya.
Imam berharap hal serupa tak terulang. Baik di lembaga pendidikan di bawah naungan pemerintah daerah maupun Pemprov Jawa Timur. ”Hasil klarifikasi ini akan kami tindak lanjuti. Sebab, sudah ada permintaan audiensi ke DPRD Pamekasan,” imbuhnya.
Kepala Cabdindik Jawa Timur Wilayah Pamekasan Slamet Goestiantoko meminta maaf atas kejadian yang menimbulkan keresahan tersebut. Pawai tersebut akan dijadikan evaluasi untuk perubahan yang lebih baik di lingkungan pendidikan.
”Kami siap membuat edaran di semua sekolah terkait hal ini. Sehingga, menjadi bukti kesungguhan kami dalam menyelesaikan masalah ini,” ucapnya.
Dari kejadian tersebut, diharapkan bisa membuka mata hati seluruh stakeholder untuk berbuat yang terbaik di dunia pendidikan. Namun, tidak meninggalkan norma di tengah masyarakat. ”Kami bertekad untuk terus maju sesuai dengan harapan,” sambungnya.
Kepala SMKN 3 Pamekasan Miftahol mengaku lalai atas kegiatan gelar karya siswa yang dikemas dalam bentuk pawai tersebut. Sebab, kurang sesuai dengan norma. Karena itu, dia juga meminta maaf kepada pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat.
”Hal ini akan menjadi pembelajaran bagi saya dan seluruh warga sekolah untuk bisa lebih hati-hati lagi dalam mengadakan kegiatan. Tidak ada niatan kami sedikit pun untuk melecehkan atau membuat keresahan di tengah masyarakat dengan pawai tersebut,” katanya. (afg/luq)