PAMEKASAN – Karena mengonsumsi Minuman Keras (Miras), sejumlah orang digerebek anggota Front Pembela Islam (FPI). Penangkapan itu dilakukan di area Taman Gladak Anyar, Jumat (15/3) sekitar pukul 10.58.
Abdul Halim, Wakil Bidang Hisbah FPI Madura mengungkapkan, penggerebekan dilakukan atas dasar laporan warga yang merasa resah. Sebab, Taman Gladak Anyar dijadikan tempat pesta Minunan Alkohol (Minol).
“Dari hasil penggerebekan, ditemukan Barang Bukti (BB) berupa dua botol minol. Beberapa orang terang-terang melakukan pesta minol,” ungkapnya.
Abdul Halim berharap Satpol PP dan Polsek Kota Pamekasan lebih aktif mengawasi Taman Gladak Anyar. Sehingga, kejadian serupa tidak terulang. “Pelaku pesta miras ditindak tegas agar jera,” harapnya.
Hasanurahman, Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Pamekasan menerangkan, pihaknya telah menerima laporan pesta miras di kawasan Taman Gladak Anyar.
“Setelah menerima laporan, satpol PP langsung mendatangi Taman Gladak Anyar. Sehingga, perbuatan serupa tidak terulang,” paparnya. (Santi Stia Wardhani)
PAMEKASAN – Karena mengonsumsi Minuman Keras (Miras), sejumlah orang digerebek anggota Front Pembela Islam (FPI). Penangkapan itu dilakukan di area Taman Gladak Anyar, Jumat (15/3) sekitar pukul 10.58.
Abdul Halim, Wakil Bidang Hisbah FPI Madura mengungkapkan, penggerebekan dilakukan atas dasar laporan warga yang merasa resah. Sebab, Taman Gladak Anyar dijadikan tempat pesta Minunan Alkohol (Minol).
“Dari hasil penggerebekan, ditemukan Barang Bukti (BB) berupa dua botol minol. Beberapa orang terang-terang melakukan pesta minol,” ungkapnya.
Abdul Halim berharap Satpol PP dan Polsek Kota Pamekasan lebih aktif mengawasi Taman Gladak Anyar. Sehingga, kejadian serupa tidak terulang. “Pelaku pesta miras ditindak tegas agar jera,” harapnya.
Hasanurahman, Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Pamekasan menerangkan, pihaknya telah menerima laporan pesta miras di kawasan Taman Gladak Anyar.
“Setelah menerima laporan, satpol PP langsung mendatangi Taman Gladak Anyar. Sehingga, perbuatan serupa tidak terulang,” paparnya. (Santi Stia Wardhani)
