PAMEKASAN – Belum semua permasalahan guru di Pamekasan menemukan jalan keluar. Salah satunya, saat ini guru didominasi dari daerah selatan. Padahal, tidak sedikit di antara mereka diberi tugas mengajar di wilayah utara.
Belakangan, mulai banyak guru yang diberi tugas mengajar di wilayah utara minta dimutasi ke daerah selatan. Permohonan mutasi itu disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan Moch. Tarsun.
”Tantangan terberat hanya satu, membendung permohonan mutasi guru dari daerah utara ke selatan,” kata Tarsun Senin (15/1). ”Ini dilematis bagi kami,” tambahnya.
Tarsun dihadapkan pada dua pertimbangan dilematis. Dari sisi kemanusiaan, dia mengaku rela memindahkan guru dari utara ke selatan. Tarsun mengaku kasihan melihat guru ditugaskan di tempat yang jauh dari keluarga.
Tapi dari aspek pemerataan pendidikan, Tarsun tidak bisa serta-merta melakukan mutasi. ”Dilematisnya di situ, antara pertimbangan kemanusiaan dan pertimbangan bagaimana memeratakan pendidikan di semua wilayah,” jelasnya.
”Dari dulu, rata-rata guru dari selatan. Dari Kota Pamekasan, Kecamatan Pademawu, Larangan, Galis, dan Tlanakan,” beber dia.
Disdik saat ini menerapkan skala prioritas. Guru yang boleh pindah dari utara hanya apabila terkendala kesehatan. Guru yang sudah lanjut usia atau sakit yang mengakibatkan tidak bisa mengajar di utara akan dipindah ke selatan. ”Kalau pertimbangannya hanya ingin dekat dengan keluarga, kami belum bisa memutasi guru,” ujarnya.
Tarsun bercerita, selama ini komposisi guru memang miring ke selatan. Guru rata-rata berasal dari zona satu. Yakni, Kecamatan Tlanakan, Kota, Pademawu, Galis, dan Larangan. Sementara dari zona dua, mulai Kecamatan Proppo, Palengaan, Pegantenan, dan Pakong, jumlah guru lebih sedikit.
Guru yang paling sedikit berasal dari zona tiga, meliputi Kecamatan Waru, Batumarmar, dan Pasean. ”Solusi dari kami, kalau nanti ada pengangkatan tenaga guru baru, kami tugaskan di utara terlebih dahulu. Yang sudah lama di utara biar bisa pindah ke selatan,” tukasnya.