PAMEKASAN – Aksi demonstrasi pemuda yang tergabung dalam Central Kreasi Aspirasi Muda Pamekasan (Cekamp) berlangsung ricuh, Kamis (15/11). Puluhan aktivis terlibat baku hantam dengan aparat kepolisian setelah berusaha menerobos pintu kantor bupati setempat sekitar pukul 11.00.
Puluhan aktivis dihadang pagar betis anggota Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polres Pamekasan. Demonstran kecewa setelah mereka dilarang masuk ke areal halaman kantor. Akibatnya, massa mengamuk dan memaksa menerobos pintu. Baku hantam antar kedua pihak akhirnya terjadi.
Namun beberapa menit kemudian kericuhan berhasil diredam. Namun demonstran mengancam akan membawa massa lebih banyak. Sebab, tidak satupun pejabat pemerintah menemui mereka. Kendati demikian, mereka tetap melakukan orasi menyampaikan tuntutannya.
Sedikitnya ada lima poin yang menjadi tuntutan massa. Di antaranya, evaluasi semua pembangunan, khususnya fisik selama 2 tahun terakhir, black list kontraktor nakal, dan reposisi pejabat terkait pembangunan.
Sementara dua tuntutan lainnya, demonstran minta bupati melakukan pemantauan hasil pekerjaan. Termasuk meminta bupati mundur jika tidak mampu menyelesaikan persoalan pembangunan di Kota Gerbang Salam.
Korlap aksi Cekamp, Indra, mengaku kecewa. Sebab, bupati tidak menemui mereka. Demonstran mengancam akan datang dengan kekuatan massa lebih banyak. “Kami kecewa tidak ada pejabat yang menemui kami,” katanya.
Disinggung soal kericuhan, pihaknya mengaku akan menindaklanjuti aksi anarkis anggota polisi. Sebab menurutnya, salah satu anggota aksi bagian bajunya disobek oleh polisi.