PAMEKASAN – Sejumlah petani di Desa Pademawu Barat, Kecamatan Pademawu, dihadapkan pada kenyataan menyesakkan dada. Cuaca yang tidak bersahabat membuat tanaman padi mereka rusak. Hingga kemarin (11/3) Pemkab Pamekasan belum melakukan pendataan luas lahan padi yang rusak diterpa angin kencang.
Mohammad Samu, petani di Desa Pademawu Barat mengatakan, tanaman padi rusak sejak sepekan yang lalu. Padi rusak karena tidak bisa menahan terpaan angin kencang. Tanaman padi di dua lahan miliknya roboh.
”Pertumbuhan padi lumayan bagus. Buahnya cukup lebat. Saking lebatnya, ketika ada angin kencang, batang padi tidak kuat menahan. Dua lahan rusak semua karena diterpa angin,” katanya.
Samu berusaha memperbaiki tanaman padi yang roboh. Batang tanaman padi diikat dengan batang yang lain agar bulir padi tidak bercampur dengan air. Itu agar tanaman padi bisa terhindar dari gagal panen.
Dia mengaku belum menerima bantuan dari pemkab. Misalnya, cara menanggulangi tanaman padi yang roboh agar tidak gagal panen. ”Kalau ada bantuan tentu kami bersyukur,” ujarnya.
Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distan PHP) Pamekasan Achmad Suaidi mengaku belum mengetahui secara pasti kerusakan tanaman padi di desa tersebut. Pihaknya belum melakukan pendataan lahan padi yang rusak akibat angin kencang.
”Belum (didata). Kami masih di kelompok tani penelusuran budi daya tanaman padi untuk bahan analisis nantinya. Nanti kami cek ke lokasi untuk memastikan kerusakan tanaman padi akibat angin itu,” tuturnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Madura.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman padi. Selain angin kencang, faktor kelebihan pupuk urea serta genetik sangat mungkin terjadi. Apalagi menjelang panen.
Biasanya, jika kerusakan karena angin kencang, petani bisa menangani sendiri. Upaya yang bisa dilakukan petani dengan mengikat padi beberapa rumpun menjadi satu. Hal itu untuk menjadikan tanaman padi berdiri tegak.
”Langkah yang dilakukan petani sudah tepat. Yakni, mengikat batang yang roboh. Kalau upaya dari kami hanya sosialisasi teknik saja,” ucapnya. (bil)