PAMEKASAN – Pegiat literasi di desa mulai bermunculan. Salah satunya di Dusun Sajanah, Desa Kacok, Kecamatan Palengaan, yang digalakkan oleh pasangan suami istri (pasutri).
Amirul Mukminin bersama istrinya Novi Astuti membangun perpustakaan sederhana. Untuk mendorong minat baca anak-anak, pasutri tersebut mengajak anak-anak jalan-jalan.
Rumah baca atau perpustakaan yang baru dibangunnya pada Juli 2019 lalu dinamai Rumah Baca Kaffah. Buku yang tersedia masih 130 eksemplar. Itu pun tidak semua buku milik pribadi. Hanya 80 milik pribadi dan sisanya milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Pamekasan.
Amirul Mukminin mengatakan, anak-anak di desanya begitu semangat membaca. ”Sebagai reward kepada mereka agar tetap semangat membaca, setiap ada libur panjang saya dan keluarga mengajak mereka jalan-jalan,” terangnya kemarin (10/10).
Pria kelahiran 1992 itu terus bersemangat mendorong semangat baca dalam kondisi yang terbatas. ”Setiap hari minimal ada 10–15 anak yang datang, itu yang bikin terus semangat membina,” imbuhnya.
Salah seorang pegiat literasi Ruang Penulis Madura (RPM) Muna Masyari menyampaikan bahwa menunjang minat baca butuh strategi. Kata Muna, hari ini tantangannya adalah android yang sudah masuk pelosok desa.
”Saya dulu lepas dari godaan android. Jadi tantangannya berbeda. Jauh lebih berat sekarang,” ungkap perempuan yang sampai sekarang aktif menulis cerita pendek di media massa tersebut. (c2)