PAMEKASAN – Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) di wilayah pantai utara (pantura) Pamekasan harus pandai-pandai mengolah kesabaran. Sebab, bantuan beras untuk keluarga sejahtera (rastra) banyak belum ditebus hingga Rabu (8/11).
Berdasar data yang dihimpun dari tim pengawas raskin Pamekasan, desa yang paling banyak tidak menebus raskin tahun ini di Kecamatan Pasean. Dari sembilan desa di kecamatan ini, hanya satu desa yang menebus raskin dan didistribusikan kepada penerima. Yakni, Desa Sana Tengah.
Desa ini hanya menebus alokasi tiga bulan. Sementara delapan desa yang lain sampai bulan ini sama sekali belum menebus raskin. Delapan desa itu adalah Batukerbuy, Bindang, Dempo Barat, dan Dempo Timur. Kemudian, Desa Sana Daja, Sotobar, Tegangser Daya, dan Tlontoraja.
”Yang tidak menebus paling banyak itu Pasean. Hanya satu desa yang menebus raskin. Lainnya tidak sama sekali,” kata SI (inisial) pengawas raskin tersebut.
Desa yang juga banyak tidak menebus raskin itu adalah Kecamatan Waru. Dari 12 desa, hanya ada tiga yang menebus. Tiga desa itu adalah Waru Timur menebus dua bulan, Tlonto Ares menebus satu bulan, dan Sana Laok menebus dua bulan.
Sementara sembilan desa yang lain tidak mendistribusikan hak warga miskin itu. Sembilan desa itu adalah Bajur, Ragang, Sumber Waru, Tampojung Guwa, dan Tampojung Pregi. Kemudian, Tampojung Tengah, Tampojung Tenggina, Tegangser Laok, dan Waru Barat.
Sementara itu, penebusan raskin di Kecamatan Batumarmar lebih baik. Hanya dua desa yang sama sekali tidak mendistribusikan kepada keluarga miskin (gakin). Yakni, Desa Bujur Timur dan Desa Lesong Daja.
Sedangkan sebelas desa yang lain menebus antara enam sampai sepuluh bulan. Perinciannya, Bangsereh, Batu Bintang, Blaban, Bujur Tengah masing-masing menebus sepuluh bulan. Penebusan sepuluh bulan ada Desa Kapong, Pangereman, Ponjanan Barat, dan Tamberu.
Untuk Desa Lesong Laok dan Ponjanan Timur masing-masing delapan bulan. Sementara Bujur Barat menebus enam bulan. ”Paling rajin desa di Kecamatan Batumarmar untuk tahun ini,” ungkapnya.
Meski demikian, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan. Itu dilakukan agar pemerintah kecamatan segera berkoordinasi kepada aparat di tingkat desa. Dengan demikian, daftar penerima manfaat (DPM) tidak menunggu lama untuk mendapatkan haknya. ”Kami tentu akan terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan mengenai raskin ini,” ujarnya.
Kades Waru Timur Rusdi mengungkapkan, kuota raskin yang ditebus dua bulan 5.895 karung dan didistribusikan ke masing-masing dusun. Dia mengaku pemangkasan kuota raskin cukup tinggi. Jumlah DPM di desanya juga berkurang.
”Raskin ini rentan jadi bahan konflik di masyarakat. Jadi kami harus betul-betul jeli dalam mendistribusikan supaya tepat sasaran,” jelasnya.
Camat Pasean Amirul Yusuf mengakui di wilayahnya banyak desa belum menebus raskin. Salah satu kendala yang dijadikan alasan Kades karena ada penurunan DPM dan tidak bisa dibagi rata. ”Tapi, saya sudah mewanti-wanti kepada kepala desa melalui Korlap supaya segera menebus raskin,” ungkapnya.
Pihaknya berjanji, dalam waktu dekat akan menjadwal pertemuan dengan semua desa untuk membahas mengenai raskin tersebut. Sebab, pihaknya juga prihatin jika raskin tidak didistribusikan kepada penerima. ”Kami akan minta Korlap untuk menjadwalkan pertemuan dengan kepala desa karena ini menyangkut hak DPM raskin,” pungkasnya.