PAMEKASAN – Kompetensi wawasan kebangsaan yang diikuti mahasiswa Akper Pamekasan berlangsung seru Kamis (7/9). Masing-masing regu menyampaikan gagasannya tentang wawasan kebangsaan, khususnya berkenaan ”proxy war”.
Peserta menyampaikan gagasannya di hadapan dewan juri dan mahasiswa. Muhairiyati, Kabid Pengembangan Nilai-Nilai Kesatuan Bangsa Bakesbangpol Pamekasan menjelaskan, kompetensi wawasan kebangsaan diikuti 18 kelompok. Dipilih enam terbaik untuk diberi penghargaan.
”Kami ambil juara satu, dua, tiga, harapan satu, harapan dua, dan harapan tiga. Peserta terbaik yaitu yang mendapat nilai akumulasi tertinggi dari dewan juri,” ujarnya.
Pemenang medapat penghargaan berupa trofi, piagam, dan uang pembinaan. Juara satu meraih uang pembinaan Rp 2.300.000, juara dua Rp 2.000.000, juara tiga Rp 1.750.000, harapan satu Rp. 1.250.000, harapan dua Rp 1.200.000, dan harapan tiga 1.200.000.
”Uang pembinaan ini sebagai apresiasi kami atas keberhasilan mereka dalam menyampaikan ide-ide cemerlang mengenai wawasan kebangsasan,” ucap Muhairiyati.
PAMEKASAN – Kompetensi wawasan kebangsaan yang diikuti mahasiswa Akper Pamekasan berlangsung seru Kamis (7/9). Masing-masing regu menyampaikan gagasannya tentang wawasan kebangsaan, khususnya berkenaan ”proxy war”.
Peserta menyampaikan gagasannya di hadapan dewan juri dan mahasiswa. Muhairiyati, Kabid Pengembangan Nilai-Nilai Kesatuan Bangsa Bakesbangpol Pamekasan menjelaskan, kompetensi wawasan kebangsaan diikuti 18 kelompok. Dipilih enam terbaik untuk diberi penghargaan.
”Kami ambil juara satu, dua, tiga, harapan satu, harapan dua, dan harapan tiga. Peserta terbaik yaitu yang mendapat nilai akumulasi tertinggi dari dewan juri,” ujarnya.
Pemenang medapat penghargaan berupa trofi, piagam, dan uang pembinaan. Juara satu meraih uang pembinaan Rp 2.300.000, juara dua Rp 2.000.000, juara tiga Rp 1.750.000, harapan satu Rp. 1.250.000, harapan dua Rp 1.200.000, dan harapan tiga 1.200.000.
”Uang pembinaan ini sebagai apresiasi kami atas keberhasilan mereka dalam menyampaikan ide-ide cemerlang mengenai wawasan kebangsasan,” ucap Muhairiyati.
