20 C
Madura
Tuesday, May 30, 2023

Puluhan SD Tak Punya Gedung Perpustakaan

PAMEKASAN – Puluhan SD di Kabupaten Pamekasan belum memiliki gedung perpustakaan. Berdasar data dinas pendidikan (disdik), dari 412 sekolah, terdapat 315 lembaga yang memiliki perpustakaan secara permanen. Sisanya, 97 lembaga, belum memiliki ruang literasi yang representatif.

Kasi Sarpras Bidang Pembinaan SD Disdik Pamekasan Halidi menyatakan, meski puluhan lembaga itu belum memiliki perpustakaan, budaya literasi di semua SD tetap berjalan. Sekolah menyiasati dengan memanfaatkan ruangan tertentu untuk memfasilitasi siswa agar bisa membaca buku.

”Tetapi, yang demikian tetap kurang representatif. Yang benar itu perpustkaaan luasnya 9 x 8 meter,” kata Halidi kemarin (7/4).

Tahun ini ada 13 lembaga SD yang mendapat jatah dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan perpustakaan. Di samping itu, terdapat 20 lembaga SD yang kecipratan anggaran dari pemerintah pusat untuk merehab perpustakaan yang rusak.

Baca Juga :  BKPRMI: Penggalangan Dana Sisakan Pro-Kontra

”Secara bertahap akan kami ajukan. Kami sangat bersyukur. Tahun ini ada 13 lembaga yang akan dibangun gedung perpustkaan baru,” kata Halidi.

Ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Ada sejumlah data pokok pendidikan (dapodik) SD yang tidak sesuai kenyataan sehingga tidak mendapat DAK dari pemerintah pusat. Padahal, dalam pengembangan sarpras pendidikan, Pemkab Pamekasan lebih banyak berharap pada angaran pemerintah pusat.

”Misalnya, di dapodik tercatat memiliki perpustakaan. Padahal, perpustakaan yang dimanfaatkan yaitu ruangan yang diskat. Kalau sudah seperti itu tidak bisa mendapat DAK,” imbuhnya.

Hal lain yang menjadi penyebab lembaga pendidikan belum memiliki perpustakaan karena terkendala lahan. Beberapa sekolah enggan mengajukan anggaran untuk pembangunan perpustakaan. Sebab, ketersediaan lahan di sekolah tidak memungkinkan.

Baca Juga :  Ratusan Pendaftar Berebut Kontrak Rumah Sakit

Halidi menambahkan, untuk peningkatan budaya literasi, tahun ini ada 40 lembaga pendidikan yang mendapat jatah pengadaan koleksi buku perpustakaan. Nilai anggaran yang dipersiapkan mencapai Rp 2 miliar. Diharapkan, dengan penambahan sarpras literasi tersebut, pengembangan wawasan siswa bertambah.

”Pembeliannya (buku perpustakaan) nanti menggunkan e-katalog,” tukansya. (jup)

PAMEKASAN – Puluhan SD di Kabupaten Pamekasan belum memiliki gedung perpustakaan. Berdasar data dinas pendidikan (disdik), dari 412 sekolah, terdapat 315 lembaga yang memiliki perpustakaan secara permanen. Sisanya, 97 lembaga, belum memiliki ruang literasi yang representatif.

Kasi Sarpras Bidang Pembinaan SD Disdik Pamekasan Halidi menyatakan, meski puluhan lembaga itu belum memiliki perpustakaan, budaya literasi di semua SD tetap berjalan. Sekolah menyiasati dengan memanfaatkan ruangan tertentu untuk memfasilitasi siswa agar bisa membaca buku.

”Tetapi, yang demikian tetap kurang representatif. Yang benar itu perpustkaaan luasnya 9 x 8 meter,” kata Halidi kemarin (7/4).


Tahun ini ada 13 lembaga SD yang mendapat jatah dana alokasi khusus (DAK) untuk pembangunan perpustakaan. Di samping itu, terdapat 20 lembaga SD yang kecipratan anggaran dari pemerintah pusat untuk merehab perpustakaan yang rusak.

Baca Juga :  Gubernur Ingatkan Potensi La Nina

”Secara bertahap akan kami ajukan. Kami sangat bersyukur. Tahun ini ada 13 lembaga yang akan dibangun gedung perpustkaan baru,” kata Halidi.

Ada beberapa pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. Ada sejumlah data pokok pendidikan (dapodik) SD yang tidak sesuai kenyataan sehingga tidak mendapat DAK dari pemerintah pusat. Padahal, dalam pengembangan sarpras pendidikan, Pemkab Pamekasan lebih banyak berharap pada angaran pemerintah pusat.

”Misalnya, di dapodik tercatat memiliki perpustakaan. Padahal, perpustakaan yang dimanfaatkan yaitu ruangan yang diskat. Kalau sudah seperti itu tidak bisa mendapat DAK,” imbuhnya.

- Advertisement -

Hal lain yang menjadi penyebab lembaga pendidikan belum memiliki perpustakaan karena terkendala lahan. Beberapa sekolah enggan mengajukan anggaran untuk pembangunan perpustakaan. Sebab, ketersediaan lahan di sekolah tidak memungkinkan.

Baca Juga :  Lumpuh Belasan Tahun, Dumyati Tak Tahu Arti Kemerdekaan

Halidi menambahkan, untuk peningkatan budaya literasi, tahun ini ada 40 lembaga pendidikan yang mendapat jatah pengadaan koleksi buku perpustakaan. Nilai anggaran yang dipersiapkan mencapai Rp 2 miliar. Diharapkan, dengan penambahan sarpras literasi tersebut, pengembangan wawasan siswa bertambah.

”Pembeliannya (buku perpustakaan) nanti menggunkan e-katalog,” tukansya. (jup)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/