PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Pemkab Pamekasan terus berupaya menekan angka kasus Covid-19. Tujuannya, agar ekonomi kembali tumbuh dan bangkit. Jika kasus Covid-19 naik, pertumbuhan ekonomi akan melemah.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menyatakan, Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi adalah dua sumbu berlawanan. ”Ini harus dipahami kita bersama. Kalau kasus Covid-19 terus naik, ekonomi akan melemah,” ujarnya.
Menurut dia, penerapan PPKM berdampak karambol. Sebab, mobilitas warga dibatasi. Pembatasan ini akan menyusutkan pertumbuhan ekonomi. ”Kita harus melihat persoalan ini dengan jernih. Kalau ingin ekonomi segera pulih dan tumbuh, maka harus menekan kasus Covid-19,” katanya.
Dia menjelaskan, penekanan kasus korona dilakukan dengan dua model besar. Pertama, mematuhi protokol kesehatan (prokes). Pemkab Pamekasan sudah membentuk pesantren tangguh bencana (Santana). Kemudian, menggarap masjid tangguh bencana dan akan menggarap skema pasar tangguh bencana.
”Pesantren dan masjid nanti diberi bilik disinfeksi. Setiap masyarakat yang berkunjung harus melewati bilik tersebut. Kemudian, ada satgas khusus di lingkungan masjid dan pesantren yang mengatur dan mengawasi tamu yang masuk,” imbuhnya.
Dia menambahkan, skema kedua yang dilakukan pemkab adalah mempercepat program vaksinasi. ”Hari ini yang dibutuhkan adalah kesadaran dan keikhlasan warga untuk sama-sama mencegah peningkatan kasus. Dengan demikian, ekonomi bisa segera tumbuh,” katanya.
Pria yang akrab disapa Mas Tamam itu mengungkapkan, banyak warga yang keliru memaknai PPKM. Indikasinya, PPKM dianggap mematikan ekonomi warga. Padahal, tujuannya memulihkan situasi. ”Kalau kasus tidak meningkat, ekonomi segera kembali pulih,” pungkasnya.