23.9 C
Madura
Sunday, April 2, 2023

RSUD Sudah Bebas Pasien Covid-19

PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Pasien Covid-19 di Pamekasan terus menyusut. Bahkan, di rumah sakit rujukan mulai zero pasien Covid-19 sejak dua minggu terakhir. Situasi ini harus disikapi dengan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).

Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, pasien Covid-19 dalam penanganan rumah sakit tinggal sebelas orang. Mereka berstatus sedang isolasi mandiri (isoman). Perinciannya, di RSU Muhammad Noer empat orang dan tujuh orang di rumah sakit lain. Sedangkan di dua rumah sakit milik pemkab, RSUD dr Slamet Martodirdjo, dan RSUD Waru sama-sama kosong. Rumah Observasi Islamic Center (ROIC) juga sudah tidak menangani pasien korona.

Ketua Tim Penanganan Covid-19 Internal RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan dr Syaiful Hidayat menyatakan, selama dua minggu terakhir, pihaknya tidak lagi merawat pasien positif. ”Jadi, bed kita sekarang kosong,” ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Madura kemarin (5/10).

Dia menerangkan, kosongnya pasien Covid-19 ini satu sisi membawa kabar gembira. Namun di sisi lain, kata pria yang akrab disapa Yayak itu, membuat warga lengah menerapkan protokol kesehatan (rokes). ”Di beberapa negara di luar Indonesia ada yang mengalami lonjakan, kita harus terus antisipasi meski pasien di RS rata-rata sudah tidak ada sama sekali,” katanya.

Baca Juga :  Pj Bupati Bersyukur Pilkada Berlangsung Aman dan Kondusif

Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menjelaskan, kasus Covid-19 tidak bisa diprediksi. Beberapa bulan sebelumnya kasus melandai, namun melonjak lagi Juni–Juli lalu. ”Ini menjadi pelajaran bagi kita,” ucapnya.

Menurut dia, warga tidak boleh lengah. Sebab, bisa saja setelah kasus landai bulan ini, beberapa bulan ke depan terjadi kenaikan kasus kembali. ”Pada dasarnya, kita berharap, kasus tidak hanya melandai, tapi lenyap dari muka bumi ini,” sambung pria yang menempuh studi pascasarjana di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.

Dia menuturkan, meski kasus korona melandai, pihaknya tidak berhenti mengedukasi masyarakat. Pihaknya sudah meluncurkan program PKL Tangguh. Sebelumnya, me-launching masjid tangguh, pesantren tangguh, dan pasar tangguh.

Politikus PKB itu juga meminta masyarakat tidak berlebihan menyikapi melandainya kasus korona. ”Kita memang harus bersyukur kasus melandai, namun jangan sampai lupa berikhtiar karena pandemi ini masih mengintai,” imbuhnya.

Sementara itu, status Pamekasan kembali naik menjadi level 3 dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa dan Bali. Padahal, sebelumnya kabupaten berjuluk Bumi Gerbang Salam ini sempat ditetapkan level 1.

Baca Juga :  Maktuba Sukses Gelar Wisuda dan Lomba MTK Nasional

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menerangkan, ada seratus daerah yang masih PPKM level 3. Salah satunya, Kabupaten Pamekasan. Sementara level 2 sebanyak 20 kabupaten/kota, sedangkan level 1 hanya Kota Blitar.

Komandan Kodim 0826/Pamekasan Letkol Inf Tedjo Baskoro mengatakan, setidaknya harus mencapai vaksin minimal 70 persen dari jumlah penduduk untuk masuk level 1 PPKM. Salah satu faktor perubahan status PPKM adalah capaian vaksinasi di tiap daerah.

Satgas Covid-19 Pamekasan masih berupaya meningkatkan capaian vaksinasi terhadap masyarakat. Salah satunya dengan rutin menggelar operasi vaksin di berbagai sudut kota. ”Ini efektif. Sebab, setiap hari bisa mencapai ratusan orang yang berhasil divaksin,” jelasnya.

Tedjo mengungkapkan, sudah ada sekitar 3.228 warga yang berhasil divaksin selama lima hari razia. Dengan begitu, diharapkan bisa membantu Pemkab Pamekasan dalam merealisasikan percepatan vaksinasi.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pamekasan Nanang Suyanto menyampaikan, capaian vaksinasi di Pamekasan masih berkutik di angka 50 persen. Antusiasme masyarakat dalam mengikuti vaksinasi masih minim sehingga berdampak terhadap penerapan level PPKM. Karena itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. (c1)

PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Pasien Covid-19 di Pamekasan terus menyusut. Bahkan, di rumah sakit rujukan mulai zero pasien Covid-19 sejak dua minggu terakhir. Situasi ini harus disikapi dengan tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).

Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, pasien Covid-19 dalam penanganan rumah sakit tinggal sebelas orang. Mereka berstatus sedang isolasi mandiri (isoman). Perinciannya, di RSU Muhammad Noer empat orang dan tujuh orang di rumah sakit lain. Sedangkan di dua rumah sakit milik pemkab, RSUD dr Slamet Martodirdjo, dan RSUD Waru sama-sama kosong. Rumah Observasi Islamic Center (ROIC) juga sudah tidak menangani pasien korona.

Ketua Tim Penanganan Covid-19 Internal RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan dr Syaiful Hidayat menyatakan, selama dua minggu terakhir, pihaknya tidak lagi merawat pasien positif. ”Jadi, bed kita sekarang kosong,” ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Madura kemarin (5/10).


Dia menerangkan, kosongnya pasien Covid-19 ini satu sisi membawa kabar gembira. Namun di sisi lain, kata pria yang akrab disapa Yayak itu, membuat warga lengah menerapkan protokol kesehatan (rokes). ”Di beberapa negara di luar Indonesia ada yang mengalami lonjakan, kita harus terus antisipasi meski pasien di RS rata-rata sudah tidak ada sama sekali,” katanya.

Baca Juga :  Jadi Tuan Rumah MTQ Jatim XXIX, Ini Harapan Ketua DPRD Pamekasan

Bupati Pamekasan Baddrut Tamam menjelaskan, kasus Covid-19 tidak bisa diprediksi. Beberapa bulan sebelumnya kasus melandai, namun melonjak lagi Juni–Juli lalu. ”Ini menjadi pelajaran bagi kita,” ucapnya.

Menurut dia, warga tidak boleh lengah. Sebab, bisa saja setelah kasus landai bulan ini, beberapa bulan ke depan terjadi kenaikan kasus kembali. ”Pada dasarnya, kita berharap, kasus tidak hanya melandai, tapi lenyap dari muka bumi ini,” sambung pria yang menempuh studi pascasarjana di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.

Dia menuturkan, meski kasus korona melandai, pihaknya tidak berhenti mengedukasi masyarakat. Pihaknya sudah meluncurkan program PKL Tangguh. Sebelumnya, me-launching masjid tangguh, pesantren tangguh, dan pasar tangguh.

- Advertisement -

Politikus PKB itu juga meminta masyarakat tidak berlebihan menyikapi melandainya kasus korona. ”Kita memang harus bersyukur kasus melandai, namun jangan sampai lupa berikhtiar karena pandemi ini masih mengintai,” imbuhnya.

Sementara itu, status Pamekasan kembali naik menjadi level 3 dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Jawa dan Bali. Padahal, sebelumnya kabupaten berjuluk Bumi Gerbang Salam ini sempat ditetapkan level 1.

Baca Juga :  Artidjo-Busyro Tanamkan Nilai-nilai Antikorupsi pada Santri

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menerangkan, ada seratus daerah yang masih PPKM level 3. Salah satunya, Kabupaten Pamekasan. Sementara level 2 sebanyak 20 kabupaten/kota, sedangkan level 1 hanya Kota Blitar.

Komandan Kodim 0826/Pamekasan Letkol Inf Tedjo Baskoro mengatakan, setidaknya harus mencapai vaksin minimal 70 persen dari jumlah penduduk untuk masuk level 1 PPKM. Salah satu faktor perubahan status PPKM adalah capaian vaksinasi di tiap daerah.

Satgas Covid-19 Pamekasan masih berupaya meningkatkan capaian vaksinasi terhadap masyarakat. Salah satunya dengan rutin menggelar operasi vaksin di berbagai sudut kota. ”Ini efektif. Sebab, setiap hari bisa mencapai ratusan orang yang berhasil divaksin,” jelasnya.

Tedjo mengungkapkan, sudah ada sekitar 3.228 warga yang berhasil divaksin selama lima hari razia. Dengan begitu, diharapkan bisa membantu Pemkab Pamekasan dalam merealisasikan percepatan vaksinasi.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Pamekasan Nanang Suyanto menyampaikan, capaian vaksinasi di Pamekasan masih berkutik di angka 50 persen. Antusiasme masyarakat dalam mengikuti vaksinasi masih minim sehingga berdampak terhadap penerapan level PPKM. Karena itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. (c1)

Artikel Terkait

Most Read

Carpan Madura: Eppa’

Jangan Biarkan Anak Jadi Asosial

Artikel Terbaru

/