PAMEKASAN – Anggun, siswi SMAN 1 Pademawu, harus mendapat perawatan medis. Siswi asal Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, itu terjatuh akibat kursi yang hendak diduduki ditarik oleh teman sekolahnya.
Peristiwa nahas itu terjadi pada Selasa (3/9) sekitar pukul 10.15. Anggun terjatuh dan merasakan sakit luar biasa pada tulang bagian belakang. Orang tua langsung membawa siswi tersebut ke sangkal putung.
Pengobatan alternatif itu memvonis Anggun mengalami patah tulang. Akibatnya, kejadian tersebut sontak menjadi viral di media sosial. Sejumlah akun medsos mengunggah video Anggun saat menangis kesakitan.
Keluarga Anggun memutuskan membawa ke RSUD dr H Slamet Martodirdjo kemarin (5/9). Tim medis rumah sakit pelat merah itu langsung memberikan penanganan intens.
RadarMadura.id mendatangi IGD tempat Anggun dirawat. Namun, tidak satu pun keluarga yang bersedia memberikan keterangan. Salah seorang warga yang menjenguk hanya menjelaskan bahwa remaja putri itu masuk rumah sakit sekitar pukul 09.00.
Anggun ditangani dokter Rani Evadewi. Perempuan berhijab itu mengatakan, berita yang tersebar bahwa Anggun mengalami patah tulang itu tidak benar. Hasil foto rontgen hanya mengalami deformitas atau kelainan bentuk. ”Semisal bengkok,” jelasnya.
Rani mengaku berkoordinasi dengan dokter ortopedi di rumah sakit tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Anggun tidak perlu menjalani operasi. Dia hanya perlu perawatan intens.
Dengan demikian, Anggun hanya butuh perawatan intens dan obat-obatan. Perawatan itu langsung dilakukan oleh tim medis rumah sakit. ”Setelah kejadian, tidak lansung dibawa ke rumah sakit, tapi ke sangkal putung,” katanya.
Rani tidak bisa memastikan kapan kondisi Anggun kembali normal. Menurut dia, kecepatan kondisi membaik itu tergantung dari respons tubuh pasien terhadap obat yang dikonsumsi serta penanganan medis lainnya.
Kepala SMAN 1 Pademawu Mohammad Taufiqurrachman Amin membenarkan kecelakaan akibat candaan itu. Dia meluruskan bahwa Anggun tidak mengalami patah tulang belakang. ”Kami sudah berkoordinasi dengan tim medis,” tuturnya.
Kejadian itu menjadi bahan pembelajaran bagi semua pihak. Guru di sekolah diminta menyampaikan kepada seluruh murid agar tidak bergurau berlebihan. Apalagi, sampai membahayakan keselamatan.