PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Pemkab Pamekasan dituntut segera memulihkan pendapatan asli daerah (PAD) di sektor pariwisata. Pasalnya, perolehan pendapatan satu semester pertama 2020 sangat rendah. Sejak Januari hingga Juni lalu baru mengumpulkan Rp 9.703.200.
Pemkab Pamekasan memiliki dua destinasi wisata. Yakni, Pantai Jumiang di Kecamatan Pademawu dan Pantai Talang Siring di Kecamatan Larangan. Masing-masing destinasi ditargetkan menyetor Rp 30 juta.
Hingga Juni lalu, Talang Siring masih menyetor Rp 2.770.000 sedangkan dari Pantai Jumiang baru Rp 6.933.200. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pamekasan beralasan pendapatan kecil karena ada penutupan sementara akibat Covid-19.
Penutupan tempat pariwisata dimulai sejak 24 Maret. Destinasi wisata kembali dibuka 30 Juni. Penutupan itu berefek ke PAD.
Kabid Pariwisata Disparbud Pamekasan Poni Indrayani menjelaskan, mandeknya realisasi PAD pariwisata dipicu oleh pandemi Covid-19. Karena itu, realisasi pendapatan yang masih sekitar 16,172 persen bisa terbilang wajar. ”Apalagi destinasi baru dibuka dan pengunjung dibatasi separo dari jumlah normal,” katanya.
Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Mohammad Sahur mendesak pemkab bergerak cepat memulihkan destinasi wisata. Dia mengatakan, jika pemkab sudah membuka destinasi wisata, itu berarti sudah menyiapkan skema pemulihannya.
”Dibukanya destinasi wisata itu untuk memulihkan sektor pendapatan dan ekonomi masyarakat di sektor tersebut. Dengan begitu, skema pemulihannya juga harus dilakukan dengan baik dan terarah,” ungkapnya.
Sahur mengatakan, pendapatan sektor pariwisata pada tahun sebelumnya melampaui target. Seharusnya, realisasi tahun lalu menjadi patokan menaikkan target. ”Kami akan pantau terus, karena pandemi bukan satu-satunya alasan untuk menyendat realisasi pendapatan,” terangnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Madura, sejumlah destinasi wisata sudah ramai dikunjungi wisatawan. Salah satunya di Pantai Jumiang. Pada pekan terakhir, parkiran sepeda motor penuh dan dipenuhi sejumlah kendaraan roda empat. (ky)