PAMEKASAN – Rencana menjadikan Homestay Asri sebagai rumah isolasi pasien dalam pengawasan (PDP) tak bisa wujudkan. Pasalnya, warga sekitar menolak keras.
Informasi yang diterima Jawa Pos Radar Madura, Pemkab Pamekasan mula-mula merencanakan homestay di Kelurahan Patemon, Kecamatan Kota Pamekasan tersebut sebagai rumah isolasi. Sebab, bila terjadi lonjakan orang yang terinfeksi Covid-19, rumah sakit rujukan tidak akan bisa menampung.
Untuk itu, beberapa tempat seperti puskesmas dan gedung publik direncanakan sebagai tempat alternatif isolasi pasien. Termasuk homestay di Jalan Trunojoyo tersebut.
Pemilik Homestay Asri dan pemkab sudah bergandengan tangan atas rencana tersebut. Namun, warga setempat menolaknya. Alasannya, di sana padat perumahan.
Wakil Ketua I Satgas Penanggulangan Bencana Nonalam dan Pencegahan Covid-19 Pamekasan Achmad Marsuki menegaskan, rencana menjadikan homestay rumah isolasi tidak berlanjut. ”Tidak,” kata Marsuki saat ditanya apakah Homestay Asri akan tetap dijadikan rumah isolasi kemarin (3/5).
Sebelumnya, UPT Puskesmas Larangan Badung yang baru dibangun hendak disiapkan untuk penampungan pasien positif Covid-19. Namun, rencana tersebut juga ditolak warga.
Pemkab lalu menyiapkan Gedung Islamic Center di Jalan Raya Panglegur untuk rumah isolasi. Namun, hingga kemarin belum digunakan karena jumlah pasien Covid-19 masih bisa ditampung RSUD.
Ketua Satgas Covid-19 RSU Mohammad Noer Pamekasan dr Mokhammad Mukhlis menyampaikan, kegiatan isolasi diri sangatlah penting. Penyediaan ruang isolasi pasien bertujuan untuk memantau agar tidak terjadi kontak juga sangat penting.
Kontak fisik mudah terpantau dengan adanya tempat isolasi khusus bagi orang-orang yang dalam risiko Covid-19. Satgas bisa mengontrol aktivitas di tempat isolasi tersebut.
”Isolasi diri, bukan pengucilan diri. Tapi, lebih untuk menolong orang lain agar tidak tertular. Kalau mereka (pasien-pasien) tidak diisolasi, mereka bisa membahayakan dirinya dan orang lain,” terangnya. (ky)