PAMEKASAN, Jawa Pos Radar Madura – Pemerintah pusat menggelontorkan anggaran puluhan miliar untuk peningkatan kualitas pendidikan di Pamekasan. Salah satunya bantuan operasional sekolah (BOS). Alokasi bantuan untuk SD tahun ini mencapai Rp 52.115.400.00.
BOS yang dikucurkan tahun ini lebih besar dari 2019 yang Rp 46.778.560.000. Realisasi BOS dilakukan tiga kali dalam setahun. Khusus untuk tahap ketiga belum terealisasi kepada 571 lembaga.
Kabid Pendidikan SD Disdik Pamekasan Fatimatus Zahroh mengatakan, mekanisme pencairan berbeda dengan tahun lalu yang empat tahap. Saat ini sudah masuk dalam realisasi tahap tiga.
Dia tidak dapat memastikan kapan BOS tahap 3 cair. Proses pencairan tidak melalui disdik. Dari pemerintah pusat langsung ke rekening sekolah.
”Sekarang dari rekening kas umum negara (RKUN) langsung ke sekolah. Tidak seperti dilu yang masih turun ke RKUD (rekening kas umum daerah) dulu,” terangnya.
Perubahan pencairan itu membuatnya yakin bantuan tersebut tidak molor seperti tahun lalu. Matus memprediksi, BOS tahap ketiga akan terealisasi pertengahan atau akhir September ini.
Perempuan berjilbab itu menegaskan, semua sekolah sudah menuntaskan berkas administrasi pencairan. Salah satunya, memenuhi surat yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah bernomor 7160/C/KU/2000 tentang Persiapan Penyaluran Dana BOS Tahap III Tahun 2020.
”Semua persyaratan harus selesai Senin (31/8) dan semuanya sudah. Beberapa persyaratan harus diinput di dapodik (data pokok pendidikan),” imbuhnya.
BOS yang diterima masing-masing lembaga tidak sama. Bergantung pada jumlah siswa. Tiap siswa mendapat jatah BOS Rp 900 ribu. Besaran dana yang dikucurkan lebih besar dari tahun lalu yang Rp 800 ribu per siswa. ”Realisasi tahun ini akan menjadi acuan besaran BOS tahap I dan II di 2021,” tambahnya.
Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Muhammad Sahur mengatakan, kendati bantuan tersebut belum terealisasi, peningkatan mutu pendidikan harus tetap dilakukan. Apalagi, lambannya realisasi BOS bukan terjadi kali ini saja.
”Kami meminta agar layanan pendidikan harus tetap maksimal. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, maka tantangan dunia pendidikan semakin besar,” tandasnya. (jup)