21.5 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

Bebaskan Anak dari Campak dan Rubella

PAMEKASAN – Penyakit campak dan rubella wajib diwaspadai. Salah satu penyakit yang bersifat akut itu sudah masuk Pamekasan. Sejumlah anak dinyatakan positif menderita campak dan rubella.

Bupati Pamekasan Achmad Syafii mengatakan, beberapa waktu lalu pemerintah melakukan tes terhadap sejumlah anak yang terindikasi menderita penyakit campak dan rubella. Tes tersebut dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Surabaya.

Sebanyak 12 anak dites secara medis. Tujuh anak dari Kecamatan Palengaan dan lima anak dari Kecamatan Pegantenan. Hasil tes medis cukup mencemaskan. Sebab, satu anak dari Kecamatan Palengaan dinyatakan positif campak dan lima anak positif rubella. Sementara satu anak lainnya negatif.

Dari Kecamatan Pegantenan, lima anak yang dites medis. Semuanya positif rubella. ”Transmisi (penerusan) virus campak dan rubella harus segera diputus agar tidak semakin banyak yang terserang,” katanya Selasa (1/8).

Syafii meminta seluruh pihak mendukung upaya pemerintah memerangi virus measles dan rubella (MR). Pola hidup dan lingkungan sehat harus diterapkan. Kemudian yang terpenting, anak usia sembilan bulan sampai kurang 15 tahun harus mengikuti imunisasi.

Baca Juga :  Tak Ada yang Lolos SKD, Formasi Guru Agama Kosong

Bupati menyampaikan, campak terjadi sejak lama. Sebagian masyarakat menganggap lumrah penyakit tersebut. Bahkan tidak sedikit yang menganggap remeh. Akibatnya, banyak yang enggan membawa anaknya untuk imunisasi.

Padahal, pada perkembangannya, virus campak semakin ganas dan mematikan. Seperti halnya rubella, penderita campak bisa mengalami kematian. Jika virus itu menyerang ibu hamil, anak yang dikandung bisa mengalami cacat. ”Makanya harus diantisipasi dengan imunisasi,” tegas Syafii.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Ansarul Fahrudda mengatakan, tren penderita campak dan rubella di Jawa Timur meningkat setiap tahun. Sejak 2015 hingga sekarang, penderita campak dan rubella bertambah.

Pada 2015, penderita campak dan rubella di Jawa Timur sebanyak 23 orang. Pada 2016 naik menjadi 42 orang. Tahun ini, per Maret, penderita penyakit ganas dan mematikan itu sebanyak 32 orang.

Baca Juga :  Komisi II Rekomendasikan Cabut Izin PT MTS

”Kalau tidak ada upaya pencegahan, penderita campak dan rubella akan terus bertambah. Sebab, peyakit ini menular. Salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan imunisasi,” jelasnya.

Ibu Imunisasi Dasar Mantap (Idaman) Anni Syafii menyatakan, tidak ada alasan bagi masyarakat menolak imunisasi campak dan rubella. Imuniasai tersebut sangat dibutuhkan. Apalagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa waktu lalu mengeluarkan fatwa bahwa imunisasi campak dan rubella boleh dilakukan.

Pemerintah memfasilitasi imunisasi campak dan rubella secara gratis. Tidak ada biaya apa pun yang harus dikeluarkan masyarakat. ”Semua pihak harus mendukung program imunisasi campak dan rubella ini,” kata perempuan yang juga ketua TP PKK Pamekasan itu.

PAMEKASAN – Penyakit campak dan rubella wajib diwaspadai. Salah satu penyakit yang bersifat akut itu sudah masuk Pamekasan. Sejumlah anak dinyatakan positif menderita campak dan rubella.

Bupati Pamekasan Achmad Syafii mengatakan, beberapa waktu lalu pemerintah melakukan tes terhadap sejumlah anak yang terindikasi menderita penyakit campak dan rubella. Tes tersebut dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Surabaya.

Sebanyak 12 anak dites secara medis. Tujuh anak dari Kecamatan Palengaan dan lima anak dari Kecamatan Pegantenan. Hasil tes medis cukup mencemaskan. Sebab, satu anak dari Kecamatan Palengaan dinyatakan positif campak dan lima anak positif rubella. Sementara satu anak lainnya negatif.


Dari Kecamatan Pegantenan, lima anak yang dites medis. Semuanya positif rubella. ”Transmisi (penerusan) virus campak dan rubella harus segera diputus agar tidak semakin banyak yang terserang,” katanya Selasa (1/8).

Syafii meminta seluruh pihak mendukung upaya pemerintah memerangi virus measles dan rubella (MR). Pola hidup dan lingkungan sehat harus diterapkan. Kemudian yang terpenting, anak usia sembilan bulan sampai kurang 15 tahun harus mengikuti imunisasi.

Baca Juga :  Judi Pilkades, Jadi Atensi Polres pamekasan

Bupati menyampaikan, campak terjadi sejak lama. Sebagian masyarakat menganggap lumrah penyakit tersebut. Bahkan tidak sedikit yang menganggap remeh. Akibatnya, banyak yang enggan membawa anaknya untuk imunisasi.

Padahal, pada perkembangannya, virus campak semakin ganas dan mematikan. Seperti halnya rubella, penderita campak bisa mengalami kematian. Jika virus itu menyerang ibu hamil, anak yang dikandung bisa mengalami cacat. ”Makanya harus diantisipasi dengan imunisasi,” tegas Syafii.

- Advertisement -

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim Ansarul Fahrudda mengatakan, tren penderita campak dan rubella di Jawa Timur meningkat setiap tahun. Sejak 2015 hingga sekarang, penderita campak dan rubella bertambah.

Pada 2015, penderita campak dan rubella di Jawa Timur sebanyak 23 orang. Pada 2016 naik menjadi 42 orang. Tahun ini, per Maret, penderita penyakit ganas dan mematikan itu sebanyak 32 orang.

Baca Juga :  Radar Madura Bersalawat Berlangsung Semarak

”Kalau tidak ada upaya pencegahan, penderita campak dan rubella akan terus bertambah. Sebab, peyakit ini menular. Salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan imunisasi,” jelasnya.

Ibu Imunisasi Dasar Mantap (Idaman) Anni Syafii menyatakan, tidak ada alasan bagi masyarakat menolak imunisasi campak dan rubella. Imuniasai tersebut sangat dibutuhkan. Apalagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) beberapa waktu lalu mengeluarkan fatwa bahwa imunisasi campak dan rubella boleh dilakukan.

Pemerintah memfasilitasi imunisasi campak dan rubella secara gratis. Tidak ada biaya apa pun yang harus dikeluarkan masyarakat. ”Semua pihak harus mendukung program imunisasi campak dan rubella ini,” kata perempuan yang juga ketua TP PKK Pamekasan itu.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/