JAĶARTA – Untuk menekan biaya logistik dan membuat produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lebih kompetitif, BNI bekerja sama dengan Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) menyiapkan Sentra Distribusi. Agar penjualan UMKM efektif, Sentra Distribusi menerapkan strategi dropship.
“Di kantor BNI Tokyo, kami memiliki ruang meeting yang bisa digunakan UMKM untuk business meeting. Kami punya produk display produk UMKM, virtual business matching yang bisa langsung dijual di Jepang,” kata Direktur Treasury & Internasional BNI Henry Panjaitan.
Henry menuturkan, BNI juga memberikan informasi tentang karakteristik pasar Jepang pada sentra UMKM Ekspor di Indonesia yang tersebar di tujuh kota dan melakukan promosi secara terpadu. BNI melalui BNI Xpora juga aktif membawa UMKM ke pameran bergengsi secara global untuk menampilkan produknya.
Henry mengatakan, sebagai perusahaan yang memiliki berbagai cabang di luar negeri, BNI memiliki visi untuk membawa Indonesia menuju dunia, termasuk Jepang. Apalagi, Jepang memiliki standar yang sangat tinggi untuk sebuah produk. UMKM yang bisa menembus pasar global harus memiliki kemampuan mumpuni.
“Karena kualifikasinya sangat tinggi, kunci sukses produk harus berkualitas, mengoptimalkan pelayanan dan after sales service. Karena itu, kami melakukan pendampingan agar bisa menembus pasar Jepang,” katanya.
Perhiasan dan Mutiara
Jepang menjadi salah satu negara menarik bagi UMKM asal Indonesia untuk memasarkan produknya. Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi menuturkan, sektor otomotif, fashion, pangan, dan perhiasan memiliki potensi besar untuk UMKM lokal menembus pasar Negeri Sakura tersebut.
“Kalau di Jepang, usaha mikro memang agak susah. Tetapi yang menengah banyak dan punya kesempatan berkembang. Salah satu produk UMKM yang sudah berhasil yakni ekspor batik, meningkat 300 %. Kemudian perhiasan dan mutiara angkanya melewati US$ 45 juta dolar,” ungkap Heri.
Selain batik dan perhiasan, produk pangan Indonesia pun kini mulai banyak diminati. Hal ini seiring tingginya peran Diaspora Indonesia yang menjadi agen perdagangan. Diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara berperan penting dalam peningkatan ekspor, terutama bagi UMKM.
Diaspora bisa menjadi penghubung serta pintu gerbang UMKM lokal untuk menembus pasar ekspor. Saat ini, lebih dari 70 ribu Siaspora Indonesia berada di Jepang. Hingga akhir tahun diprediksi mencapai 80 ribu diaspora.
“Peningkatan diaspora di Jepang terjadi karena dibutuhkan sekitar 1,3 juta tenaga kerja. Ini yang menjadi potensi mengapa diaspora bisa menjadi agen perdagangan Indonesia dengan Jepang,” tandasnya. (*/par)