PAMEKASAN – Acara jalan-jalan sehat (JJS) dalam rangka pilkada damai yang digelar di lapangan Pendapa Ronggosukowati Pamekasan Minggu (28/1) menyisakan polemik. Dalam acara masal itu, Ketua KPU Pamekasan Moh. Hamzah sempat berfoto bersama yang diduga memeragakan salam jempol.
Salam jempol ketua KPU tersebut lantas dikait-kaitkan sebagai bentuk dukungan terhadap pasangan Kholilurrahman-Fathorrahman (Kholifah). Foto tersebut viral di media sosial, terutama Facebook dan WhatsApp.
Pengamat politik Romel Masykuri mengatakan, salam jempol yang diduga diperagakan Moh. Hamzah multitafsir. Sebab, salam jempol tersebut bisa saja sebagai bentuk gerak refleks. Akan tetapi, dalam situasi politik seperti saat ini, simbol itu bisa juga dimaknai macam-macam oleh masyarakat.
”Terlepas hal itu masih multitafsir, aksi salam jempol yang dilakukan ketua KPU Pamekasan bisa menjadi politik simbol, bahwa dia mendukung pasangan Kholifah,” kata Romel. ”Saya kira sikap demikian kurang tepat. Mengingat posisi KPU, termasuk komisionernya, merupakan penyelenggara yang harus netral dan tidak berpihak kepada kandidat mana pun,” tambah pria yang menempuh Magister Ilmu Politik FISIP Unair Surabaya itu.
Sebagai bagian dari warga negara, lanjut Romel, Moh. Hamzah memang punya hak politik. Akan tetapi, jangan sampai aksi-aksi yang ditampilkan ketua KPU ke publik membangun narasi seolah-olah berpihak pada pasangan calon tertentu. ”Berbahaya terhadap proses penyelenggaraan pilkada karena bisa menjadi wacana destruktif bahwa KPU berpihak terhadap salah satu kandidat,” tukasnya.
Sementara itu, Moh. Hamzah mengaku bahwa foto jempol tersebut merupakan permintaan panitia penyelenggara JJS. Pihaknya saat itu refleks melakukannya. Dia menegaskan, tidak ada maksud mendukung salah satu kandidat. Hamzah mengaku tidak tahu salam jempol merupakan dukungan terhadap pasangan Kholifah. ”Yang saya tahu, jempol itu sebagai tanda semangat,” ucapnya.
Dia menjamin KPU Pamekasan tidak berpihak kepada kandidat mana pun. Sebab, sebagai penyelenggara pilkada, KPU harus netral. ”Saya tidak pernah tebersit untuk mendukung kandidat mana pun,” tegasnya.
Terpisah, Ketua Panwaslu Pamekasan Abdullah Saidi belum mengetahui foto diduga salam jempol ketua KPU yang viral itu. Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan klarifikasi. ”Nanti akan dimintai keterangan. Saya belum lihat fotonya,” kata dia singkat.
Untuk diketahui, Pilkada Pamekasan 2018 bakal diikuti dua pasangan calon. Yakni, Kholilurrahman-Fathorrahman (Kholifah) dan Baddrut Tamam-Raja’e (Berbaur). Dua pasangan calon ini sama-sama memiliki simbol bentuk dukungan. Kholifah dengan salam jempol dan Berbaur salam sehati dengan meletakkan tangan di dada.