22.8 C
Madura
Tuesday, March 28, 2023

Kuartal I 2022, BNI Optimistis Catat Pertumbuhan Kredit 7 Persen

JAKARTA – Keberhasilan pemerintah mengendalikan kasus Covid-19 telah menimbulkan sinyal pemulihan ekonomi di sejumlah sektor. Pemulihan berbagai aspek kehidupan secara umum pun telah berangsur-angsur terjadi.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) pada tiga bulan pertama tahun ini optimistis dapat mencatatkan kinerja yang baik, dengan pertumbuhan kredit yang berkisar 6-7 % secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut seiring dengan mulai berjalannya aktivitas ekonomi dari sejumlah segmen.

“Secara overall pada kuartal I-2022 kami optimis pertumbuhan kredit mengalami tren yang positif pada kisaran 6 % sampai 7 %,” kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini.

Menurut Novita, pertumbuhan kredit pada kuartal I tahun tersebut diyakini lebih tinggi dibanding kredit akhir 2021 yang meningkat 5,4 % yoy. Artinya, terdapat tren perbaikan pada permintaan dan penyaluran kredit di BNI.

Baca Juga :  Laba Kuartal I 2022 BNI Tumbuh 63,2 Persen

“Peningkatan sekitar 6 % hingga 7% tersebut didukung oleh berbagai sektor industri. Di antaranya sektor manufaktur, sektor konstruksi, serta pemulihan pada sektor perdagangan dan sektor transportasi atas kelonggaran kebijakan pemerintah terkait Covid-19,” jelas Novita.

Berdasar laporan keuangan bulanan BNI, kredit yang disalurkan per Februari 2022 sebesar Rp 575,49 triliun. Artinya, meningkat 5,43 % dibanding kredit per Februari 2021 senilai Rp 545,86 triliun. Dengan demikian, terjadi akselerasi pertumbuhan kredit lebih tinggi per Maret 2022.

Perbaikan juga tercermin dari restrukturisasi kredit BNI yang semakin melandai. Per Maret 2022 kredit yang diberikan stimulus tersisa Rp 69,63 triliun. Nilai tersebut turun Rp 2,5 triliun dari posisi akhir 2021 sebesar Rp 72,13 triliun.

Baca Juga :  Disdik Sampang Kerahkan 1.500 Siswa Ramaikan Jalan Sehat

Corporate Secretary BNI Mucharom menambahkan, BNI tidak hanya mampu mencatatkan pertumbuhan kredit positif. Tetapi juga terdapat peningkatan kualitas kredit. Hal ini terlihat dari baki restrukturisasi kredit yang semakin rendah.

“Pelaku usaha terdampak mulai semakin percaya diri dengan bisnisnya. Sehingga sudah dapat melakukan cicilan seperti sebelum pandemi,” tuturnya.

Ekspansi yang dilakukan BNI pada masa pemulihan ekonomi semakin berkualitas. Sehingga membuat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) juga semakin turun. Tahun lalu, perseroan melaporkan penurunan NPL 60 basis poin (bps) menjadi 3,7 % dibanding posisi 2020 sebesar 4,3 %. Sedangkan, NPL per Maret 2022 kembali membaik ke level 3,46 %. (*/par)

JAKARTA – Keberhasilan pemerintah mengendalikan kasus Covid-19 telah menimbulkan sinyal pemulihan ekonomi di sejumlah sektor. Pemulihan berbagai aspek kehidupan secara umum pun telah berangsur-angsur terjadi.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) pada tiga bulan pertama tahun ini optimistis dapat mencatatkan kinerja yang baik, dengan pertumbuhan kredit yang berkisar 6-7 % secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan tersebut seiring dengan mulai berjalannya aktivitas ekonomi dari sejumlah segmen.

“Secara overall pada kuartal I-2022 kami optimis pertumbuhan kredit mengalami tren yang positif pada kisaran 6 % sampai 7 %,” kata Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini.


Menurut Novita, pertumbuhan kredit pada kuartal I tahun tersebut diyakini lebih tinggi dibanding kredit akhir 2021 yang meningkat 5,4 % yoy. Artinya, terdapat tren perbaikan pada permintaan dan penyaluran kredit di BNI.

Baca Juga :  Festival Tembakau Madura

“Peningkatan sekitar 6 % hingga 7% tersebut didukung oleh berbagai sektor industri. Di antaranya sektor manufaktur, sektor konstruksi, serta pemulihan pada sektor perdagangan dan sektor transportasi atas kelonggaran kebijakan pemerintah terkait Covid-19,” jelas Novita.

Berdasar laporan keuangan bulanan BNI, kredit yang disalurkan per Februari 2022 sebesar Rp 575,49 triliun. Artinya, meningkat 5,43 % dibanding kredit per Februari 2021 senilai Rp 545,86 triliun. Dengan demikian, terjadi akselerasi pertumbuhan kredit lebih tinggi per Maret 2022.

Perbaikan juga tercermin dari restrukturisasi kredit BNI yang semakin melandai. Per Maret 2022 kredit yang diberikan stimulus tersisa Rp 69,63 triliun. Nilai tersebut turun Rp 2,5 triliun dari posisi akhir 2021 sebesar Rp 72,13 triliun.

Baca Juga :  Jamin Kenyamanan Mudik, BNI Siagakan Jaringan
- Advertisement -

Corporate Secretary BNI Mucharom menambahkan, BNI tidak hanya mampu mencatatkan pertumbuhan kredit positif. Tetapi juga terdapat peningkatan kualitas kredit. Hal ini terlihat dari baki restrukturisasi kredit yang semakin rendah.

“Pelaku usaha terdampak mulai semakin percaya diri dengan bisnisnya. Sehingga sudah dapat melakukan cicilan seperti sebelum pandemi,” tuturnya.

Ekspansi yang dilakukan BNI pada masa pemulihan ekonomi semakin berkualitas. Sehingga membuat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) juga semakin turun. Tahun lalu, perseroan melaporkan penurunan NPL 60 basis poin (bps) menjadi 3,7 % dibanding posisi 2020 sebesar 4,3 %. Sedangkan, NPL per Maret 2022 kembali membaik ke level 3,46 %. (*/par)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/