SAMPANG – Tim juri Madura Awards 2018 di Sampang mulai melakukan penilaian terhadap organisasi perangkat daerah (OPD) yang dipilih menjadi nomine. Salah satunya adalah dinas kependudukan dan pencatatan sipil (dispendukcapil).
Juri dari akademisi yaitu Fathorrachman dan wartawan Jawa Pos Radar Madura Rusydi Zain disambut Kabid Piak dan PD Dispendukcapil Edi Subinto di ruangannya, Senin (19/11). Edi menjelaskan, salah satu inovasi yang dikembangkan dispendukcapil adalah program Satu Pintu Administrasi Kependudukan Menjadi Sejahtera dan Membahagiakan (Sakera Mesem).
Salah satu bentuk aplikasinya adalah membentuk operator di 186 desa dan kelurahan yang dilengkapi dengan SK bupati. Menurut dia, itu sudah terbentuk dan diluncurkan pada 2017.
Dia menjelaskan, pembentukan operator di tiap desa merupakan langkah awal menuju digitalisasi kependudukan desa. Sebab, pihaknya akan mengupayakan supaya di tiap desa sistem administrasi kependudukannya sudah online.
”Sakera Mesem wujudnya saat ini adalah operator desa. Nanti operator desa itu akan dilengkapi dengan komputer yang sudah online dengan dispendukcapil,” katanya. Dengan begitu, masing-masing desa akan diupayakan untuk bisa memasukkan data kematian maupun kelahiran secara online dari desanya.
Saat ini, operator desa yang sudah dibentuk tersebut masih menyetorkan data secara offline. ”Perencanaan di tahun ini untuk diaplikasikan di tahun depan ini cukup banyak. Salah satunya online administrasi kependudukan di masing-masing desa yang akan kami lakukan secara bertahap,” terangnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyediakan pelayanan one day. Yaitu pelayanan sehari jadi untuk pengurusan dan pembuatan KTP, KK, dan akta kelahiran. Jika persyaratannya sudah lengkap, pembuatan tiga dokumen kependudukan bisa ditunggu.
”Kami juga memiliki anjungan untuk mempermudah informasi layanan yang sudah ada Anjungan itu juga bisa memonitor berapa jumlah dokumen yang dicetak dan direkam,” pungkasnya.