SAMPANG – Kepala SMAN 1 Banyuates Sugeng Harinanto cukup populer belakangan ini. Jumat lalu (20/4) dia menjadi sorotan karena didemo oleh siswa. Nama Sugeng kian mengemuka ke publik lantaran diduga memalsukan tanda tangan mantan Plt Kepala SMAN 1 Banyuates Budi Santoso.
Tanda tangan Budi Santoso yang diduga dipalsukan yaitu yang tertera pada surat keputusan (SK) pegawai tidak tetap (PTT) dan guru tidak tetap (GTT) 2017. Budi mengungkapkan, banyak PTT dan GTT yang diangkat dan masuk ke SMAN 1 Banyuates pada 2017. Tapi, SK ditulis dan ditetapkan pada 2014, 2015, dan 2016.
”Banyak GTT dan PTT yang pengangkatannya mengatasnamakan saya. Tanda tangan saya dipalsukan,” tegasnya. Dia menyatakan, tanda tangan yang dipalsukan lebih dari lima SK pengangkatan PTT dan GTT. Modusnya, lanjut Budi, PTT dan GTT yang masuk pada 2017 pengangkatannya dimajukan. Dengan demikian, SK pengangkatan PTT dan GTT seolah-olah ditandatangani oleh Budi.
”Kalau saya yang mengangkat dan mengeluarkan SK, pasti saya kenal dengan PTT dan GTT itu. Ini saya tidak tahu sama sekali. Jadi nama saya dicatut di SK itu,” bebernya. Budi mengaku sangat dirugikan atas dugaan pencatutan nama dan pemalsuan tanda tangan itu.
Jabatan Budi sebagai Plt Kepala SMAN 1 Banyuates digantikan oleh Sugeng Harinanto lebih kurang satu setengah tahun yang lalu. Akan tetapi, sampai sekarang belum ada serah terima jabatan dan penyerahan aset sekolah.
Namun demikian, Budi menyatakan tidak bertanggung jawab atas semua kejadian di SMAN 1 Banyuates saat ini. ”Saya sudah kumpulkan dokumen yang tanda tangan saya dipalsukan. Saya juga sudah konfirmasi ke PTT dan GTT bersangkutan. Semua masuk ke SMAN 1 Banyuates pada 2017. Jadi bukan seperti yang tertera di SK,” paparnya.
HN (inisial), salah satu GTT di SMAN 1 Banyuates membenarkan masuk dan mengajar mulai 2017. SK GTT yang dia terima ditetapkan Plt Kepala SMAN 1 Banyuates Budi Santoso. Padahal yang menjabat kepala sekolah dan mengangkat HN sebagai GTT di SMAN 1 Banyuates itu adalah Sugeng Harinanto.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Banyuates Sugeng Harinanto dihubungi melalui telepon dan SMS ke nomor selulernya tidak merespons. Dihubungi lagi dengan menyertakan materi dikonfirmasi, teleponnya malah sudah tidak aktif.