SUMENEP – Nia Kurnia memiliki kesempatan untuk berkarir lebih tinggi. Sebab, sebelum suaminya menjadi wakil bupati Sumenep, Nia Kurnia telah menjadi komisaris di sejumlah perusahaan. Bahkan sebelum lulus kuliah, dia sudah mulai menata karir di perusahaan besar.
Akan tetapi, ketika diminta memilih, dia tetap mengutamakan sebagai ibu rumah tangga. Baginya, rumah adalah surga. Dia ingin menjadi bagian penting dari kehidupan rumah tangganya. ”Apa pun kesibukan saya di luar, saya tetap mengutamakan keluarga,” terang Nia Kurnia didampingi Achmad Fauzi.
Nia dengan Fauzi berkenalan pada 2008 dan menikah pada 2012. Keduanya dipertemukan dalam sebuah jamuan meja makan. Baik Nia maupun Fauzi ketika itu datang karena mendapat tugas dari kantor masing-masing. ”Awal ketemu pas makan. Dia bersama bos perusahaan. Saya juga bersama bos perusahaan. Kebetulan kantor kami kerja sama,” kisahnya.
Setelah menikah, fokus utama Nia Kurnia menjadi ibu rumah tangga. Dia memang bekerja di beberapa perusahaan. Akan tetapi, itu bukan menjadi tujuan utama dalam hidupnya. Bahkan kepada Achmad Fauzi dia mengatakan siap berhenti kapan saja dari perusahaan jika diminta. ”Saya walaupun kerja, keluarga tetap nomor satu,” tegasnya.
Sebagai istri kepala daerah, dia sadar banyak beban yang harus diemban oleh suami. Karena itu, dia memilih menjadi tempat curhat bagi setiap keluh kesah suami. Dengan catatan, dia tidak terlalu memaksakan diri agar suami bercerita.
Ketika suami pulang dalam keadaan lelah dan penuh beban, biasanya Nia Kurnia membiarkan terlebih dahulu untuk istirahat. Baru setelah tenang, dia mengajak bicara. ”Saya memberinya ruang, apa kira-kira yang dia butuhkan,” tuturnya.