PAMEKASAN – PDIP Pamekasan tidak memberikan dukungan kepada pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati pada pilkada serentak 2018. Bahkan, DPC Pamekasan memutuskan menjadi oposisi pada siapa pun yang akan terpilih sebagai bupati periode 2018–2023.
”Memilih tidak mendukung siapa-siapa. Karena itu kami akan oposisi kepada siapa pun yang nantinya terpilih. Pertimbangannya, karena struktrul politik PDIP di Pamekasan energinya sedikit,” ungkap Ketua DPC PDIP Pamekasan Syaiful Bahri Rabu (17/1).
Selain alasan tersebut, DPC PDIP Pamekasan melihat kedua tokoh yang mendaftar ke KPU beberapa waktu lalu belum memenuhi kriteria. Dia belum yakin kedua calon itu bisa membawa Pamekasan ke arah yang lebih baik.
”Ini keputusan final yang sudah dikonsultasikan dengan DPD dan DPP. Kami akan melakukan kontrol yang kuat bersama rakyat,” janjinya.
Sampai hari ini belum ada masyarakat yang disuguhkan visi dan misi figur yang akan maju pada pilkada mendatang. Yang ada hanya pencitraan. ”Keduanya belum memiliki terobosan konsep baru. Sebenarnya kami menunggu calon selain mereka. Tapi, hanya tetap dua itu,” katanya.
Dia menilai, dua paslon yang maju dalam Pilkada 2018 tidak bisa mengembalikan citra positif di mata nasional pasca kasus operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu. Karena itu, PDIP memilih lebih fokus untuk suksesi pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur (Jatim) dan abstain dalam pemilihan bupati (pilbup) Pamekasan.
”Yang kami lihat hanya baliho-baliho besar berisi foto paslon yang dipajang di jalan-jalan,” pungkasnya.