kementerian koordinator bidang perekonomian, kemenko bidang perekonomian, menko bidang perekonomian airlangga hartarto, airlangga hartarto, menko airlangga hartarto, menko perekonomian, ketua umum partai golkar airlangga hartarto, ketua umum airlangga hartarto, partai golkar,
Presiden Jokowi Puji Airlangga sebagai ‘Motor’ Kartu Prakerja
JAWA BARAT – Presiden Jokowi menilai program Kartu Prakerja sebagai salah satu program yang berhasil di pemerintahannya. Secara khusus, Jokowi memuji kinerja Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebagai salah satu motor penggerak keberhasilan program Kartu Prakerja.
Pujian itu disampaikan Jokowi saat berpidato di hadapan alumni program Kartu Prakerja dalam acara Temu Raya Alumni Program kartu Prakerja di Sentul International Covention Centre, Bogor, Jumat (17/6).
“Yang saya hormati Pak Menko Perekonomian (Airlangga Hartarto). Beliau ini ‘motornya’, yang menggerakkan Kartu Prakerja beserta seluruh PMO yang tergabung di dalamnya,” katanya.
Presiden kembali memuji Airlangga dan manajemen pelaksana program Kartu Prakerja setelah membeberkan hasil survei badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut sebanyak 88,9 persen penerima Kartu Prakerja meningkat keterampilannya.
“Artinya, hasilnya ketemu 88,9 persen. Ini yang harus saya apresiasi, Pak Menko beserta seluruh tim,” katanya.
Airlangga sebelumnya melaporkan kepada Jokowi bahwa program Kartu Prakerja mendapat pujian dari beberapa negara sahabat. Program yang digagas untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19 itu bisa ditiru berbagai negara berkembang.
Saat menghadiri acara di Davos, Airlangga mengungkapkan bahwa Belanda juga memuji program Kartu Prakerja Indonesia.
“Salah seorang menteri dan Perdana Menteri Belanda mengatakan, kartu prakerja bisa direplikasi di negara-negara berkembang yang lain Bapak Presiden,” kata Airlangga.
Ketum Partai Golkar itu menyebut, program Kartu Prakerja menjadi salah satu program Government to People (G2P) yang paling masif. Dalam pertemuan UNESCO di Marrakesh, program Kartu Prakerja juga dipilih sebagai program untuk menghadapi tantangan kerja di masa depan saat transformasi digital hingga green ekonomi.
“Program ini dinilai lembaga eksternal, seperti CSIS, BPS, J-PAL Southeast Asia (Jepang), UNDP, Bank Dunia, dan TNP2K. Semuanya menyatakan program ini berdampak positif dalam peningkatan skill dan kepekerjaan peserta. Ini mempertegas dampak positif dari program Kartu Prakerja,” tegas Airlangga.
Pria yang juga menjabat Menko Bidang Perekonomian itu menambahkan, hingga saat ini, sebanyak 12,8 juta orang tercatat mengikuti program Kartu Prakerja. Bahkan 95 persen di antaranya telah menerima insentif.
Demografi peserta Kartu Prakerja adalah, sebanyak 56 persen tinggal di desa, 49 persen perempuan dan sekitar tiga persen adalah penyandang disabilitas.
Sebanyak 30 persen peserta yang sebelumnya menganggur kini telah bekerja atau berwirausaha. Lalu 90 persen mengaku Kartu Prakerja membantu meningkatkan kompetensi, produktivitas dan daya saing.
Sebanyak 66 persen menggunakan sertifikasi pra kerja untuk mendapatkan pekerjaan. Lalu, 92 persen peserta menggunakan dana bantuan sebesar Rp 600 ribu untuk membeli pangan dan 70 persen untuk modal usaha.
Airlangga mengatakan, sebanyak 27 persen dari penerima program Kartu Pekerja belum pernah punya rekening. “Tetapi 27 persen Itu memilih menggunakan e-wallet. Sehingga Kartu Prakerja menjadi program inklusi keuangan,” tandasnya. (*/par)