JAKARTA – Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah berkomitmen mendorong anggota G20 untuk bekerja sama menyeimbangkan kepentingan. Semangat itu dibawa Indonesia dalam forum G20 maupun Global Crisis Response Group (GCRG) sebagai perwakilan Presidensi G20.
”Indonesia sebagai Presidensi G20 berkomitmen menyeimbangkan kepentingan seluruh anggota untuk memastikan tidak ada yang tertinggal,” tutur Airlangga.
Pembentukan GCRG sendiri untuk mengadvokasi dan memfasilitasi konsensus global terhadap aksi-aksi untuk menghindari, memitigasi, dan merespons dampak krisis.
Ada sejumlah krisis yang saat ini mengancam negara-negara di dunia, terutama yang masih rentan. Mulai dari krisis pangan, energi, dan keuangan. Itu akibat pandemi Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia.
Meski dipercaya berfokus pada solusi keuangan, Indonesia tetap membuka diri untuk ikut menyampaikan masukan, saran, dan rekomendasi terkait krisis pangan dan energi.
Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso selaku Sherpa GCRG menuturkan, PBB mengharapkan peranan penting Indonesia sebagai Presidensi G20. GCRG dan G20 diharapkan dapat berkolaborasi untuk memastikan ketahanan pangan dan nutrisi global yang berkelanjutan.
G20 juga perlu menyelaraskan agenda transisi energi yang mendukung upaya pencapaian SDGs. Termasuk, memastikan akses energi yang berkelanjutan, handal, terjangkau dan mendorong kemudahan akses pendanaan dan teknologi bagi negara berkembang.
”Sinergi G20 dan GCRG juga perlu diupayakan dalam kebijakan keuangan dan moneter global. Terutama untuk membantu negara-negara yang menghadapi hutang,” kata Susiwijono.
Ditambahkan, sesuai arahan Menko Airlangga, Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022 menekankan kolaborasi dengan negara maju dan berkembang. Kolaborasi itu untuk menjawab berbagai krisis, termasuk pangan, energi, keuangan, serta melakukan sinkronisasi dan sinergi concrete deliverables dengan inisiatif yang dibangun negara GCRG.
Pemerintah Indonesia akan mengamplifikasi peran aktif dan kepercayaan pada tingkat global di forum GCRG. Juga, akan mengaitkannya dengan pembahasan pada forum G20.
Susiwijono menuturkan, Sherpa GCRG Indonesia akan membangun komunikasi intensif dengan para negara anggota GCRG dan G20. Sebab, pembahasan harus difokuskan pada langkah konkret, tepat, dan cepat untuk mengatasi krisis.
”Tidak hanya krisis karena perang Ukraina-Rusia, namun juga karena efek pandemi Covid-19. Selain itu, Sherpa GCRG Indonesia akan mengedepankan aspek kemanusiaan dalam perang Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini,” tandas Susiwijono. (*/par)