19.6 C
Madura
Sunday, June 11, 2023

Puisi Juwairiyah Mawardy: Obituari Kopi dan Puisi

puisi itu gugur di musim hujan

yang kau cintai melebihi rintiknya

kopi itu mengampas sebelum sempat kau sesap

dan membiarkan sarinya bermenung tanpa ucap

 

bagaimana menerjemahkan kedukaan

segenap bahasa ujungnya hanyalah derai

sedu sedan mengurai seperti belai ninabobo

bagi jiwa-jiwa tak terlerai

 

setiap catatan tentangmu diakhiri

dengan gerimis tak tertepis

ini bahkan bukan sebuah obituari

 

ada banyak bincang tertunda

meski sekadar tentang cuaca dan kata-kata

yang menurutmu makin menggurita

dalam jemu

 

ada banyak temu yang tak sempat terlambai

seperti kapal, dermagamu tak pernah lagi pindah alamat

kesumat cinta membuhulkan doa

azimat bagi para pengelana tua

 

Baca Juga :  Beri Layanan Terbaik ke Nasabah, BRI Pakai Strategi Hybrid Bank

kutanya; mengapa puisimu kau simpan

dalam peti tua

bukankah aku tetap setia membaca

katamu; puisiku kini kugadaikan sebagai

jaminan hari tua saja

bukankah di luar sana puisi diobral

seribu tiga

dan orang-orang mengabaikan kedigdayaan diksi

seolah-olah itu sama saja dengan catatan anggaran belanja

 

tak apa, tak apa, kataku

meski engkau menenggelamkan diri dalam aroma kopi

catatan tentangmu terpahat rapi dalam relief-relief waktu

suatu saat nanti dimuseumkan sebagai kemuliaan hidupmu

oleh para santri maupun priyayi

 

tak ada yang sepertimu

karena memang sebegitu sulitnya memelihara

keteguhan diri

sebagai putera mahkota, terkadang bahkan kau terlupa

bahwa engkau memiliki istana

yang di dalamnya penuh puja dan doa

Baca Juga :  Pilkada Pamekasan, Tiga Tokoh Berebut Simpati Demokrat

untuk kebaikan hidupmu

 

kini, hidupmu telah terhenti

tetapi napas kebajikanmu

tak akan lekang oleh panas

tak lapuk oleh hujan

 

kebersahajaan pemunculanmu

menjadi kenang dalam linang

selamanya

 

selamat jalan menuju Surga…

 

Karduluk, 12 Pebruari 2019

 

……………………………..

*)Menulis puisi dan cerpen sejak usia remaja hingga kini. Menjadi ibu rumah tangga yang penulis. Sedang menyiapkan sebuah novel dan buku memoar. Tinggal di Karduluk, Pragaan, Sumenep.

puisi itu gugur di musim hujan

yang kau cintai melebihi rintiknya

kopi itu mengampas sebelum sempat kau sesap


dan membiarkan sarinya bermenung tanpa ucap

 

bagaimana menerjemahkan kedukaan

segenap bahasa ujungnya hanyalah derai

- Advertisement -

sedu sedan mengurai seperti belai ninabobo

bagi jiwa-jiwa tak terlerai

 

setiap catatan tentangmu diakhiri

dengan gerimis tak tertepis

ini bahkan bukan sebuah obituari

 

ada banyak bincang tertunda

meski sekadar tentang cuaca dan kata-kata

yang menurutmu makin menggurita

dalam jemu

 

ada banyak temu yang tak sempat terlambai

seperti kapal, dermagamu tak pernah lagi pindah alamat

kesumat cinta membuhulkan doa

azimat bagi para pengelana tua

 

Baca Juga :  AMSI Gelar Indonesia Digital Conference dan AMSI Awards 2022

kutanya; mengapa puisimu kau simpan

dalam peti tua

bukankah aku tetap setia membaca

katamu; puisiku kini kugadaikan sebagai

jaminan hari tua saja

bukankah di luar sana puisi diobral

seribu tiga

dan orang-orang mengabaikan kedigdayaan diksi

seolah-olah itu sama saja dengan catatan anggaran belanja

 

tak apa, tak apa, kataku

meski engkau menenggelamkan diri dalam aroma kopi

catatan tentangmu terpahat rapi dalam relief-relief waktu

suatu saat nanti dimuseumkan sebagai kemuliaan hidupmu

oleh para santri maupun priyayi

 

tak ada yang sepertimu

karena memang sebegitu sulitnya memelihara

keteguhan diri

sebagai putera mahkota, terkadang bahkan kau terlupa

bahwa engkau memiliki istana

yang di dalamnya penuh puja dan doa

Baca Juga :  Pengungkapan Narkoba Berkutat di Pengguna

untuk kebaikan hidupmu

 

kini, hidupmu telah terhenti

tetapi napas kebajikanmu

tak akan lekang oleh panas

tak lapuk oleh hujan

 

kebersahajaan pemunculanmu

menjadi kenang dalam linang

selamanya

 

selamat jalan menuju Surga…

 

Karduluk, 12 Pebruari 2019

 

……………………………..

*)Menulis puisi dan cerpen sejak usia remaja hingga kini. Menjadi ibu rumah tangga yang penulis. Sedang menyiapkan sebuah novel dan buku memoar. Tinggal di Karduluk, Pragaan, Sumenep.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/