21.4 C
Madura
Monday, March 27, 2023

RKH Itsbat bin Ishaq, Tokoh Lifetime Achievement Madura Awards 2022

PAMEKASAN — Kiai Itsbat Banyuanyar menjadi teladan bagi santri dan masyarakat. Pendiri salah satu pondok pesantren (ponpes) tertua di Madura itu dikenal dengan pribadi yang zuhud, khusyuk, alim rabbani, dan ahli tirakat. Ponpes Banyuanyar berdiri sekitar abad ke-17.

Dari Kiai Itsbat, lahirlah tokoh-tokoh berpengaruh. Seperti dari Ponpes Al-Hamidy Banyuanyar; Darul Ulum Banyuanyar; Miftahul Ulum Panyepen, Palengaan; Mambaul Ulum Bata-Bata; Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan; Banyuayu Kadur; dan Ponpes Padukuan, Pegantenan.

Selanjutnya, Ponpes Al-Islah Bringin; Miftahul Ulum Kebun Baru, Palengaan; Al-Falah Sumber Gayam, Kadur; Kayumanis Pamekasan; Darul Ulum Gersempal, Sampang; hingga Miftahul Ulum Karangdurin, Karangpenang, Sampang serta tokoh lain dari berbagai pesantren atau lembaga pendidikan.

Di luar Madura, Kiai Itsbat juga memiliki garis keturunan yang juga mendirikan pesantren. Seperti Ponpes Al-Khairat Malang; Nurul Jadid Probolinggo; dan Ponpes Miftahul Ulum Banyuputih, Lumajang. Di Kabupaten Jember terdapat Ponpes Bulugading dan Pesantren Al-Wafa Tempurejo. Kemudian, Ponpes Nurussalam Tamanan di Kabupaten Bondowoso.

Tak hanya itu, di Kabupaten Banyuwangi juga terdapat Ponpes An-Nur Kalibaru dan Ponpes Kebun Rejo Genteng. ”Kiai Itsbat memang tidak menulis banyak kitab. Namun, beliau menulis para tokoh,” jelas Ketua Yayasan RKH Itsbat Banyuanyar RH. Lora Abbas Muhammad Rofii.

Baca Juga :  Lulusan Cum Laude Magister TI

Hampir 90 persen tokoh agama di Bumi Gerbang Salam baik dari kalangan pesantren atau organisasi kemasyarakatan memiliki hubungan dengan Kiai Itsbat. Baik secara trah atau keturunan maupun dari rantai keilmuan. Ra Abbas menerangkan, dari berbagai pesantren yang disebutkan, para santri berdatangan untuk menimba ilmu. Sehingga, mampu mendirikan lembaga sendiri di berbagai daerah. Dengan begitu, diperkirakan lebih dari 400 lembaga berdiri di daratan Nusantara.

Lora yang dekat dengan banyak kalangan itu menambahkan, Kiai Itsbat juga melahirkan para tokoh pejuang negeri. Baik dari kalangan hizbullah, sabilillah, hingga berbagai macam wadah perjuangan prakemerdekaan. Bahkan, ada tokoh dari keturunannya yang akan dibuatkan patung atas pengabdiannya terhadap negara di Monumen Arek Lancor Pamekasan. Namun, keluarga tak berkenan atas rencana tersebut.

”Beliau bukan sekadar kiai dengan sosok yang memiliki keilmuan yang tinggi, melainkan juga sosok maulana yang menularkan rasa pengabdian terhadap nusa dan bangsa. Khususnya bagi para santri dan masyarakat pada umumnya,” tuturnya pada Jawa Pos Radar Madura (JPRM).

Saat berkunjung ke Banyuanyar melalui dalem timur atau barat akan tampak jelas Monumen Pancasila yang berdiri sejak puluhan tahun lalu. Bahkan, pesantren menggunakan selongsongan dari bekas rudal Belanda yang gagal meledak sebagai bel sekolah. Yakni, di Majeis Dirosah wal Muhawaroh Al-Hamidy Banyuanyar. ”Jadi jangan ajari kami Pancasila dan arti perjuangan untuk negara ” tegasnya.

Baca Juga :  Radar Madura Kembali Helat Madura Awards

Dari segi trah, Kiai Itsbat juga masih memiliki darah keturunan dari Raja Ronggosukowati Pamekasan dari jalur Adipati Yudho Negoro. Selain itu, kiai karismatik itu juga  memiliki nasab dari Sunan Cendana Bangkalan dan Syekh Ahmad Baidawi atau sosok yang dikenal dengan sebutan Pangeran Katandur Sumenep.

Keistimewaan Kiai Itsbat juga terpancar dari caranya dalam mendidik keturunannya. Didikan dilakukan dengan cara berbeda sesuai dengan karakter masing-masing anak. ”Persis dengan keturunannya yang sekarang. Saling mengisi kekosongan dan saling melengkapi. Berbeda warna, namun untuk melukis kehidupan.” tukasnya.

Sebagai bentuk penghargaan kepada jasa Kiai Itsbat, JPRM memberikan anugerah sebagai tokoh lifetime achievement. Penghargaan itu diserahkan pada Malam Anugerah Madura Awards 2022 di Gedung Bakorwil Pamekasan, Jumat, 16 Desember 2022. Piagam penghargaan diterima RH. Lora Abbas Muhammad Rofi’i selaku ketua Yayasan RKH Itsbat Banyuanyar. (afg/luq)

)*Versi cetak terbit di koran Jawa Pos Radar Madura (JPRM) edisi Sabtu 28 Januari 2023 halaman 6.

PAMEKASAN — Kiai Itsbat Banyuanyar menjadi teladan bagi santri dan masyarakat. Pendiri salah satu pondok pesantren (ponpes) tertua di Madura itu dikenal dengan pribadi yang zuhud, khusyuk, alim rabbani, dan ahli tirakat. Ponpes Banyuanyar berdiri sekitar abad ke-17.

Dari Kiai Itsbat, lahirlah tokoh-tokoh berpengaruh. Seperti dari Ponpes Al-Hamidy Banyuanyar; Darul Ulum Banyuanyar; Miftahul Ulum Panyepen, Palengaan; Mambaul Ulum Bata-Bata; Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan; Banyuayu Kadur; dan Ponpes Padukuan, Pegantenan.

Selanjutnya, Ponpes Al-Islah Bringin; Miftahul Ulum Kebun Baru, Palengaan; Al-Falah Sumber Gayam, Kadur; Kayumanis Pamekasan; Darul Ulum Gersempal, Sampang; hingga Miftahul Ulum Karangdurin, Karangpenang, Sampang serta tokoh lain dari berbagai pesantren atau lembaga pendidikan.


Di luar Madura, Kiai Itsbat juga memiliki garis keturunan yang juga mendirikan pesantren. Seperti Ponpes Al-Khairat Malang; Nurul Jadid Probolinggo; dan Ponpes Miftahul Ulum Banyuputih, Lumajang. Di Kabupaten Jember terdapat Ponpes Bulugading dan Pesantren Al-Wafa Tempurejo. Kemudian, Ponpes Nurussalam Tamanan di Kabupaten Bondowoso.

Tak hanya itu, di Kabupaten Banyuwangi juga terdapat Ponpes An-Nur Kalibaru dan Ponpes Kebun Rejo Genteng. ”Kiai Itsbat memang tidak menulis banyak kitab. Namun, beliau menulis para tokoh,” jelas Ketua Yayasan RKH Itsbat Banyuanyar RH. Lora Abbas Muhammad Rofii.

Baca Juga :  Ruang Apresiasi bagi Perempuan Inspiratif

Hampir 90 persen tokoh agama di Bumi Gerbang Salam baik dari kalangan pesantren atau organisasi kemasyarakatan memiliki hubungan dengan Kiai Itsbat. Baik secara trah atau keturunan maupun dari rantai keilmuan. Ra Abbas menerangkan, dari berbagai pesantren yang disebutkan, para santri berdatangan untuk menimba ilmu. Sehingga, mampu mendirikan lembaga sendiri di berbagai daerah. Dengan begitu, diperkirakan lebih dari 400 lembaga berdiri di daratan Nusantara.

Lora yang dekat dengan banyak kalangan itu menambahkan, Kiai Itsbat juga melahirkan para tokoh pejuang negeri. Baik dari kalangan hizbullah, sabilillah, hingga berbagai macam wadah perjuangan prakemerdekaan. Bahkan, ada tokoh dari keturunannya yang akan dibuatkan patung atas pengabdiannya terhadap negara di Monumen Arek Lancor Pamekasan. Namun, keluarga tak berkenan atas rencana tersebut.

- Advertisement -

”Beliau bukan sekadar kiai dengan sosok yang memiliki keilmuan yang tinggi, melainkan juga sosok maulana yang menularkan rasa pengabdian terhadap nusa dan bangsa. Khususnya bagi para santri dan masyarakat pada umumnya,” tuturnya pada Jawa Pos Radar Madura (JPRM).

Saat berkunjung ke Banyuanyar melalui dalem timur atau barat akan tampak jelas Monumen Pancasila yang berdiri sejak puluhan tahun lalu. Bahkan, pesantren menggunakan selongsongan dari bekas rudal Belanda yang gagal meledak sebagai bel sekolah. Yakni, di Majeis Dirosah wal Muhawaroh Al-Hamidy Banyuanyar. ”Jadi jangan ajari kami Pancasila dan arti perjuangan untuk negara ” tegasnya.

Baca Juga :  Radar Madura Kembali Helat Madura Awards

Dari segi trah, Kiai Itsbat juga masih memiliki darah keturunan dari Raja Ronggosukowati Pamekasan dari jalur Adipati Yudho Negoro. Selain itu, kiai karismatik itu juga  memiliki nasab dari Sunan Cendana Bangkalan dan Syekh Ahmad Baidawi atau sosok yang dikenal dengan sebutan Pangeran Katandur Sumenep.

Keistimewaan Kiai Itsbat juga terpancar dari caranya dalam mendidik keturunannya. Didikan dilakukan dengan cara berbeda sesuai dengan karakter masing-masing anak. ”Persis dengan keturunannya yang sekarang. Saling mengisi kekosongan dan saling melengkapi. Berbeda warna, namun untuk melukis kehidupan.” tukasnya.

Sebagai bentuk penghargaan kepada jasa Kiai Itsbat, JPRM memberikan anugerah sebagai tokoh lifetime achievement. Penghargaan itu diserahkan pada Malam Anugerah Madura Awards 2022 di Gedung Bakorwil Pamekasan, Jumat, 16 Desember 2022. Piagam penghargaan diterima RH. Lora Abbas Muhammad Rofi’i selaku ketua Yayasan RKH Itsbat Banyuanyar. (afg/luq)

)*Versi cetak terbit di koran Jawa Pos Radar Madura (JPRM) edisi Sabtu 28 Januari 2023 halaman 6.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/