23.5 C
Madura
Monday, May 29, 2023

Anak Kelas II SD Diduga Jadi Korban Pencabulan

SAMPANG – F (inisial), 9, anak kelas II SD, di Kecamatan Sokobanah, Sampang, diduga menjadi korban pencabulan. Pelaku pencabulan disebut-sebut merupakan tetangga F berinisial S.

AR, orang tua F, menyampaikan, Jumat (6/4) F tidak pulang ke rumah. AR lalu meminta sepupunya mencari F. Ketika dicari, F ditemukan menangis di dapur warga yang tak jauh dari sekolah F.

Sepupu AR menanyakan mengapa F menangis. F menjawab sudah digagahi oleh S. Sepupu AR lalu membawa F pulang.

F kemudian ditanya oleh orang tua dan keluarganya. Saat itulah F mengungkap kejahatan yang diduga dilakukan S. F mengaku tiga kali digagahi S. S selalu mengancam F agar tidak memberi tahu siapa pun.

Jika memberi tahu, F akan dibunuh. Selain ancaman, S mengiming-imingi F dengan uang. ”Saya sudah melapor ke polsek dan polres atas kejadian yang menimpa anak saya,” ungkap AR kemarin (9/4).

Baca Juga :  Slamet Goestiantoko Dapat Respons Positif

”Saya berharap, pelaku ditangkap,” imbuh AR yang mengaku tidak diberi bukti lapor oleh polisi. ”Saya sudah menyerahkan hasil visum yang menunjukkan luka di bagian organ vital anak saya,” ungkap dia.

Menurut AR, F saat ini trauma dan sering menangis. Tidak hanya itu, ibu F juga menangis jika mendengar cerita F.

Sementara itu, Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman mengaku belum menerima laporan dari anggota mengenai dugaan pencabulan tersebut. Jika benar ada laporan, dia berjanji segera menindaklanjuti.

”Kasus dengan korban anak di bawah umur jadi atensi khusus kami. Segera kami tindak lanjuti,” tegasnya.

SAMPANG – F (inisial), 9, anak kelas II SD, di Kecamatan Sokobanah, Sampang, diduga menjadi korban pencabulan. Pelaku pencabulan disebut-sebut merupakan tetangga F berinisial S.

AR, orang tua F, menyampaikan, Jumat (6/4) F tidak pulang ke rumah. AR lalu meminta sepupunya mencari F. Ketika dicari, F ditemukan menangis di dapur warga yang tak jauh dari sekolah F.

Sepupu AR menanyakan mengapa F menangis. F menjawab sudah digagahi oleh S. Sepupu AR lalu membawa F pulang.


F kemudian ditanya oleh orang tua dan keluarganya. Saat itulah F mengungkap kejahatan yang diduga dilakukan S. F mengaku tiga kali digagahi S. S selalu mengancam F agar tidak memberi tahu siapa pun.

Jika memberi tahu, F akan dibunuh. Selain ancaman, S mengiming-imingi F dengan uang. ”Saya sudah melapor ke polsek dan polres atas kejadian yang menimpa anak saya,” ungkap AR kemarin (9/4).

Baca Juga :  Cegah Penyimpangan, Peran Pendamping Desa Harus Dipacu

”Saya berharap, pelaku ditangkap,” imbuh AR yang mengaku tidak diberi bukti lapor oleh polisi. ”Saya sudah menyerahkan hasil visum yang menunjukkan luka di bagian organ vital anak saya,” ungkap dia.

Menurut AR, F saat ini trauma dan sering menangis. Tidak hanya itu, ibu F juga menangis jika mendengar cerita F.

- Advertisement -

Sementara itu, Kapolres Sampang AKBP Budi Wardiman mengaku belum menerima laporan dari anggota mengenai dugaan pencabulan tersebut. Jika benar ada laporan, dia berjanji segera menindaklanjuti.

”Kasus dengan korban anak di bawah umur jadi atensi khusus kami. Segera kami tindak lanjuti,” tegasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/