SAMPANG – Tersangka siswa berinisial HZF saat ini dititipkan di Rutan Kelas II-B Sampang. Siswa Kelas XII-8 IPS SMAN 1 Torjun itu mendapatkan perlakuan spesial dari pihak rutan. Sebab, titipan tahanan polres itu masih di bawah umur.
Kepala Rutan Kelas II-B Sampang Gatot Tri Rahardjomengatakan, tersangka anak dibawah umur mendapat perlakuan berbeda. Sesuai ketentuan perlindungan anak, tahanan anak harus dipisahkan dari tahanan dewasa.
”Di rutan tidak memiliki blok (khusus) untuk anak. Kami menyiapkan satu kamar kosong yang khusus anak. Sehingga, tidak berbaur degan narapidana dan tahanan yang dewasa,” jelasnya Kamis (8/2).
Menurut pria asal Kota Surabaya itu, kondisi tersangka baik. Pihaknya memperlakukan secara spesial. Seperti pemenuhan makanan, perlengkapan tidur, dan penyediaan kamar. ”Semuanya kita siapkan karena dia anak di bawah umur. Jadi jangan sampai dia merasa dipidana meskipun ada di tahanan,” tegasnya. ”Tapi, kami berprinsip bahwa yang bersangkutan adalah anak yang harus dilindungi HAM-nya,” imbuhnya.
Tamu yang berkunjung juga dibatasi. Harus ada surat izin dari kepolisian selaku penahan. Pihak keluarga juga harus meminta surat izin. ”Kalau merasa terbebani terhadap warga binaan saya, akan kami batasi pertemuannya,” ujarnya.
Gatot menyampaikan, jika HZF ingin keluar ruangan, pihaknya mengeluarkan ketika tahanan dewasa masuk kamar. Pihaknya memerintahkan petugas mengawal. ”Kami anggap anak kami sendiri. Kami bedakan semuanya. Kebutuhan pokok seperti kamar, perlengkapan untuk tidur sampai makanan kita bedakan,” bebernya.
Kasus penganiayaan siswa kelas XII SMAN 1 Torjun berinisial HZF terhadap Achmad Budi Cahyanto terjadi Kamis (1/2). HZF tidak mengikuti arahan guru dan justru mengganggu teman-temannya. Remaja 17 tahun itu malah mencoret-coret lukisan milik teman-temannya.
Saat ditegur, anak kepala pasar itu tak menghiraukan. Budi menyanksi dengan memoleskan cat ke pipinya sesuai perjanjian. HZF tidak terima dan memukul gurunya. Budi kemudian mengambil kertas presensi dan memukul ke arah korban.
HZF menangkis dan memukul sang guru. Pukulan itu mengenai pelipis kanan dan mengakibatkan guru yang juga musisi itu terjatuh. Korban meninggal dunia di rumah sakit.