BANGKALAN – Kabupaten Bangkalan sudah lama dikenal sebagai Kota Zikir dan Salawat. Hal itu yang membuat cabup-cawabup Abdul Latif Amin Imron-Mohni (Salam) berkomitmen mengajak masyarakat untuk meneguhkan terwujudnya kota yang religius.
Ra Latif mengatakan, ajakan kepada masyarakat untuk menanamkan kebanggaan sebagai warga yang memiliki ikon Kota Zikir dan Salawat tidak hanya ketika masa kampanye. Ajakan itu tetap akan dipraktikkan ketika terpilih. ”Hal ini sangat penting untuk kita tanamkan di tengah-tengah masyarakat agar kehidupan masyarakat senantiasa diwarnai oleh nilai-nilai zikir dan salawat sebagai landasan aktivitas kehidupan,” kata Ra Latif.
Menurut dia, sebagai kabupaten berjuluk Kota Zikir dan Salawat, masyarakat juga memiliki tanggung jawab besar menjadikan nilai-nilai zikir dan salawat sebagai salah satu pedoman menjalankan segala aktivitas kehidupan bermasyarakat. Sebab, kata dia, Bangkalan bakal mampu berkembang dengan nuansa budaya lokal dan simbol kekhususan sebagai Kota Zikir dan Salawat.
”Kita wajib mengamalkan nilai nilai Kota Zikir dan Salawat sebagai simbol dari Kabupaten Bangkalan ini,” terangnya.
Terlebih, Salam sudah membuat kontrak politik dengan Pengasuh Ponpes Syaichona Moh. Cholil RKH Fakhrillah Aschal. Kontrak politik tersebut berisi tiap tiga bulan sekali akan digelar kegiatan zikir dan salawat ala Al Habsyi. ”Ini merupakan bentuk komitmen kami,” katanya.
Namun, semua tetap memiliki tanggung jawab sama untuk memastikan Bangkalan berada dalam zona kearifan lokal. Yakni, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kehidupan agama. Mengingat, Bangkalan memiliki sejarah sosial sebagai kota pendidikan pesantren dan cikal bakal berdirinya Nahdlatul Ulama.
”Mari bangun fondasi budaya sosial dan keagamaan untuk memastikan keberlangsungan Kabupaten Bangkalan sebagai Kota Zikir dan Salawat,” tandasnya.