JAKARTA – Bagi Ririn Ristiani, menjadi AgenBRILink tak sekadar bermotif ekonomi. Dia memiliki cita-cita luhur dalam menekuni peran sebagai laku pandai BRI, yakni ingin membantu masyarakat di sekitarnya terbebas dari jerat rentenir.
Ririn menuturkan, semula tidak paham apa itu AgenBRILink maupun manfaatnya. Dia hanya nasabah BRI yang pada empat tahun lalu mendapatkan kucuran dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI sebesar Rp 2 juta untuk menambah modal warung kopi, makanan ringan serta usaha parkiran miliknya.
Seiring berjalannya waktu, warung kopi milik Ririn yang berada di seberang pasar Jatiroto, Desa Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sering dijadikan titik kumpul Mantri BRI. Saat itu, para mantri nongkrong di warungnya untuk menerima setoran kredit atau tabungan secara langsung dari nasabah yang ada di pasar dan sekitarnya.
Namun, ketika Mantri BRI belum datang, para nasabah sering menitipkan uang setoran kepada Ririn. Seiring berjalannya waktu, Mantri BRI menilai Ririn sebagai sosok yang aktif berkomunikasi dengan nasabah dan amanah.
“Mereka (Mantri BRI) menganalisa karakter saya sebelum saya akhirnya jadi agen. Mereka menilai saya mungkin amanah setelah tahu banyak orang titip uang setoran BRI. Setiap hari. Akhirnya saya resmi jadi AgenBRILink pada Januari 2020,” ujar Ririn.
Ririn mengatakan, saat itu para Mantri BRI menjadikan warungnya sebagai titik kumpul karena letaknya tepat di depan pasar. Banyak pedagang di pasar tersebut yang memanfaatkan fasilitas kredit BRI. ”Para Mantri BRI juga memfasilitasi warga yang ingin menabung,” ulasnya.
Dijelaskan, sejak program KeCe (Kredit Cepat) dihadirkan BRI, ada mantri yang melihat Ririn sebagai sosok yang tepat untuk turut serta memasarkan produk tersebut. Salah satu pertimbangannya, tokonya berada di depan pasar. kemudian, Ririn sosok yang komunikatif. Termasuk memfasilitasi warga untuk berkumpul saat mengenalkan KeCe.
Ririn mengaku semakin semangat menjadi agen laku pandai BRI. Sebab, mendapat motivasi dari sang suami. Apalagi, Ririn berhasrat membantu warga yang ekonominya terdampak pandemi Covid-19. “Saya ingin jadi agen karena ada produk KeCe dan ingin bermanfaat untuk warga sekitar,” terangnya.
Ketimbang warga pinjam ke rentenir, kata Ririn, lebih baik pinjam ke BRI. ”Karena di Jatiroto kebetulan hanya ada satu bank yaitu BRI, maka saya ingin memanfaatkan hal tersebut. Sehingga, BRI dan warga saling mengenal. BRI bisa membantu warga sekitar untuk memfasilitasi pinjaman,” katanya.
Ririn pun semakin bersemangat menjadi agen laku pandai. Dia gencar menyalurkan produk KeCe. “Sebelumnya, saya wawancarai pedagang. Ternyata, kebanyakan punya hutang ke rentenir. Saya lalu konsultasi dengan mantri pembina dan difasilitasi untuk melunasi rentenir dengan dikasih modal usaha. Alhamdulillah misi saya menjadi agen dapat bermanfaat bagi orang lain terwujud,” tegasnya.
Saat ini, Ririn mampu melayani sekitar 284 transaksi per bulan. Dari jumlah itu, nilai transaksi pernah mencapai Rp 114,5 juta per bulan. Dengan menjadi Agen BRILink dan agen referral KeCe, kini Ririn mampu mengembangkan usahanya menjadi toko barang-barang kebutuhan pokok.
“Warung kopi dengan pinjaman BRI dan menjadi AgenBRILink ingin saya kembangkan jadi toko sembako. Alhamdulillah makin berkembang,” ungkapnya.
Ririn berencana mengembangkan usaha anaknya di Jember, yaitu toko alat kecantikan dengan membuka cabang di dekat warung miliknya. ”Dengan maraknya praktik rentenir di masa pandemi, saya berharap BRI dapat semakin memberikan kemudahan layanan keuangan kepada masyarakat,” pungkasnya. (*/par)
Informasi mengenai BANK BRI dapat diakses melalui situs www.bri.co.id