PAMEKASAN – Kondusivitas masyarakat menjelang pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu) 2024 menjadi atensi pemerintah. Masalah yang timbul karena perbedaan pandangan politik harus dicegah sedini mungkin.
Tidak hanya itu, yang paling pokok adalah berkaitan dengan konflik sosial yang rentan terjadi akhir-akhir ini. Terutama menyangkut ekstremisme dan paham-paham intoleransi serta penggunaan narkoba.
Itulah alasan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf melakukan kunjungan ke Madura. Dia bertemu ulama, tokoh masyarakat, dan pejabat publik di Mandhapa Agung Ronggosukowati Pamekasan, Rabu (2/3).
”Saya mendapat tugas dari Presiden agar menyampaikan, bahwa kondusivitas masyarakat harus diutamakan. Jangan sampai pemilu yang sebentar lagi dilaksanakan itu akan membuat chaos karena perbedaan pandangan politik,” katanya.
Farid menyampaikan, data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan bahwa Madura sedang dalam bahaya. Khususnya dari obat-obatan terlarang. ”Yang perlu kita ketahui bersama bahwa pulau kita tercinta ini sedang dalam darurat narkoba. Jawa Timur, bahkan menempati posisi kedua dari lima wilayah penyumbang tahanan terbanyak se-Indonesia,” ungkapnya.
Farid mengingatkan, persebaran obatan-obatan terlarang itu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari makanan, minuman, bahkan permen. ”Ini fakta yang terjadi hari ini. Bahkan, bisa melalui permen dan anak-anak kita berada dalam ancaman,” ungkapnya.
Ancaman darurat narkoba itu menjadi tantangan bagi masyarakat Madura. Lebih-lebih ulama dan pemerintah. Sebab, keduanya memegang peranan sentral dalam kehidupan sosial masyarakat Madura. Dia optimistis ancaman itu bisa kita berantas jika sinergisitas antara pemerintah, ulama atau pemuka agama, dan masyarakat kuat.
Bupati Pamekasan Baddrut Tamam sangat apresiatif terhadap kunjungan Pangdam V/Brawijaya. Dia yakin ancaman ekstremisme dan narkoba itu bisa diberantas sehingga kondisi sosial masyarakat Madura tetap berada di garis yang semestinya.
”Kunjungan ini sangat berarti. Dan, tentu saja kita bersyukur, selain karena beliau orang Madura, semua yang disampaikan menjadi pengingat. Itu menjadi tugas kita bersama,” kata bupati.
Ketua DPRD Pamekasan Halili Yasin menyatakan, pihaknya segera menganalisis atensi yang disampaikan Pangdam V/Brawijaya. Terutama mencari rekomendasi agar Pamekasan memiliki langkah-langkah yang strategis. Data yang dipaparkan Farid menjadi dasar untuk bersikap dan mencari solusi.
”Ekstremisme maupun narkoba itu sama-sama memengaruhi SDM kita. Meskipun untuk Pamekasan sendiri berada di angka nol, tapi antisipasi harus tetap dilakukan,” ujarnya.
Plt Bupati Bangkalan Mohni yang hadir dalam pertemuan itu menyatakan, ke depan akan terus bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memberantas, baik itu radikalisme maupun persebaran narkoba. Menurut dia, radikalisme dan narkoba sama-sama berbahaya.
”Tidak hanya bagi SDM kita, tapi juga untuk keutuhan bangsa kita sendiri. Saya sangat mengapresiasi agenda yang digagas bupati Pamekasan ini,” ulasnya.
Sementara Ketua DPRD Sumenep Abdul Hamid Ali Munir berharap kerja sama dan sinergisitas antar pemerintah daerah di Madura semakin kuat. Terutama dalam mengatasi berbagai persoalan yang muncul. Baik itu persoalan yang mengarah pada eksistensi Madura maupun yang lain.
”Termasuk memutus mata rantai persebaran narkoba itu. Saya kira pemerintah kita di empat kabupaten ini harus lebih merapatkan barisan untuk mengatasi narkotika itu,” pintanya. (di/luq)