SAMPANG – Penggerebekan rumah keluarga pasangan inisial HS dan I menjadi perhatian publik. Pasalnya, tindakan yang dilakukan Detasemen Khusus (Densus) 88 itu diduga terkait keterlibatan keluarga ini dalam jaringan teroris.
Kepala Desa (Kades) Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Martuli memastikan warganya yang ditangkap hanya satu, yaitu HS. Sementara istrinya yang berprofesi sebagai dokter gigi di Puskesmas Batulenger tidak ditangkap.
Dia mengatakan, sampai saat ini I masih tetap beraktivitas seperti biasa. ”Hanya suaminya yang ditangkap, istrinya tidak kok. Sampai sekarang masih tetap ada dan beraktivitas seperti biasa,” terangnya kemarin (30/8).
Lebih jauh dijelaskan, kemungkinan besar yang terlibat jaringan teroris tersebut hanya suaminya. Sementara istrinya, Martuli berkeyakinan tidak akan terlibat dalam jaringan tersebut. ”Kalau istrinya, kehidupan kesehariannya normal seperti warga kami lainnya, artinya berbaur dan bersosial dengan masyarakat,” ungkapnya.
Dengan begitu, pihaknya ingin meluruskan pemberitaan yang mengarah pada asumsi bahwa yang ditangkap suami dan istri. ”Jadi, pada saat penggerebekan, istri HS hanya sebagai saksi dan menunjukkan seluruh apa yang dibutuhkan oleh polisi,” imbuh Martuli.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan pernyataan atas kasus tersebut. Sebab, pihak Densus 88 belum memberikan pernyataan resmi atas kasus yang ditangani.
”Masih terus dalam pengembangan, setelah dari Sokobanah, Densus 88 langsung mengungkap dan menangkap di wilayah Lamongan,” terangnya ketika dihubungi.
Seperti diberitakan, warga Kecamatan Sokobanah digegerkan dengan penggerebekan polisi dari satuan Densus 88 Polda Jawa Timur, Kamis petang (22/8). Penggerebekan dilakukan atas dugaan keterlibatan dengan jaringan ISIS di Desa Bira Tengah.
Rumah yang digerebek itu dihuni pasangan HS dan I. Keduanya tinggal di Desa Bira Tengah sudah lebih sepuluh tahun. Menurutnya, HS berasal dari Jawa Tengah. Sementara yang perempuan berasal dari Kota Jombang. ”Informasinya memang terlibat dalam jaringan teroris ISIS,” papar Martuli saat itu.
HS memang jarang berbaur dengan masyarakat. HS ada sekitar tujuh tahun lebih tinggal di Bira Tengah ini. Berbeda dengan istrinya, karena yang lebih dulu tinggal di wilayah Sokobanah.
Tempat tinggal yang dihuni oleh keduanya merupakan rumah kontrakan. Keduanya sudah empat kali pindah rumah kontrakan.