SUMENEP – W (inisial) masih trauma. Gadis berusia 19 tahun asal Kecamatan Sumenep menjadi korban pemerkosaan. Polisi sudah menangkap enam pemuda yang diduga menjadi pelaku kekerasan seksual tersebut.
Ceritanya, W berpamitan keluar rumah untuk mau mengambil charger hand phone (HP), Kamis (25/7) sekitar pukul 09.00. Namun, hingga malam hari dia tak kunjung pulang ke rumahnya.
Ternyata W keluar bersama pacarnya yang berinisial O, warga Desa/Kecamatan Gapura. W diajak ke kosan pacarnya di Jalan Trunojoyo, Desa Kolor, Kecamatan Sumenep.
Di dalam kamar kosan itu, O memberikan minuman yang diduga minuman keras (miras) kepada W. Bahkan, memaksanya agar meneguk cairan yang sudah dipersiapkan itu.
”Kata W minuman itu baunya tidak enak,” ungkap Kapolsek Kota Sumenep AKP Widiarti kemarin (27/7).
Saat W tidak sadar, O menggerayangi tubuh pacarnya. Puas melancarkan aksi bejatnya, O keluar kamar. Tapi, W dikunci dari luar.
Tak lama, masuk teman O yang berinisial SB, warga Desa Kepanjen, Kecamatan Kota. Setelah itu dilanjutkan R, warga Desa Pamolokan, Kecamatan Kota. Kemudian digantikan I, asal Sampang.
Setelah masuk F, warga Desa Pabarasan, Kecamatan Kota. Terakhir, Halil, warga Desa Pamolokan, Kecamatan Kota. ”Yang nomor 5 (H) melakukannya dua kali. Jadi korban itu digilir dan sekarang shock,” ungkap Widi.
Beruntung, semua pelaku sudah ditangkap. Empat pelaku ditangkap pada Jumat siang (26/7) dan dua pelaku lainnya Jumat malam. Mereka harus menjalani proses hukum sesuai perbuatannya. Widi menyebut, polisi mengumpulkan beberapa bukti untuk proses hukum enam pelaku itu. ”Ada motor dan supre yang sudah kami amankan. Pemeriksaan masih berlangsung,” ujarnya.
Perwira polisi yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Kasubbaghumas Polres Sumenep itu menyampaikan, peristiwa itu terungkap selepas W pulang ke rumahnya dengan keadaan acak-acakan. Ketika ditanya keluarganya, W tidak menjawab. Setelah didesak, W mengakui semua yang terjadi terhadap dirinya ke Polsek Kota. ”Keluarganya kemudian melaporkan,” imbuhnya.
Di tempat terpisah, Kabid Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Sumenep Fajar Santoso mengakui banyak kos-kosan yang disalahgunakan oleh penghuninya. ”Sering dijadikan tempat mesum,” katanya.
Fajar tidak menampik pengawasan yang dilakukan oleh lembaganya belum maksimal. Dia berdalih, belum mengantongi data jumlah kosan di Kota Keris. ”Kami akan intens melakukan razia,” janjinya. (jup)