BANGKALAN – Unit Reskim Polsek Sepulu berhasil mengamankan seorang pemuda asal Desa Prancak bernama Abror Arif. Sebab, kedapatan membawa Senjata Tajam (Sajam). Arif diamankan polisi pada Senin siang (26/8).
Awalnya, polisi menerima informasi bahwa Abror membawa sajam hendak pergi ke rumah Roffi di Desa Sepulu. Sekitar pukul 13.00, Abror tiba di halaman rumah Roffi sambil marah-marah.
Beberapa saat kemudian, kapolsek dan kanitreskim bersama anggotanya tiba di rumah Roffi. Polisi langsung menggeledah Abror. Tapi, Abror melakukan perlawanan dan mengakibatkan kanitreskrim dan anggotanya luka-luka.
Kapolsek Sepulu Iptu Buntoro menuturkan, pergelutan itu menyebabkan Kanitreskim Ipda Sarmonto mengalami luka memar di tulang rusuk sebelah kiri. “Sebab kena tendang. Kalau Bripka Syaiful Nur mengalami luka lecet,” katanya
Buntoro menambahkan, Abror ditangkap setelah dirinya turun tangan. “Tersangka dan Barang Bukti (BB) diamankan ke Mapolsek Sepulu yang jaraknya kurang lebih 75 meter dari lokasi kejadian,” ujar Buntoro. (Chitrani Nurindraty)
BANGKALAN – Unit Reskim Polsek Sepulu berhasil mengamankan seorang pemuda asal Desa Prancak bernama Abror Arif. Sebab, kedapatan membawa Senjata Tajam (Sajam). Arif diamankan polisi pada Senin siang (26/8).
Awalnya, polisi menerima informasi bahwa Abror membawa sajam hendak pergi ke rumah Roffi di Desa Sepulu. Sekitar pukul 13.00, Abror tiba di halaman rumah Roffi sambil marah-marah.
Beberapa saat kemudian, kapolsek dan kanitreskim bersama anggotanya tiba di rumah Roffi. Polisi langsung menggeledah Abror. Tapi, Abror melakukan perlawanan dan mengakibatkan kanitreskrim dan anggotanya luka-luka.
Kapolsek Sepulu Iptu Buntoro menuturkan, pergelutan itu menyebabkan Kanitreskim Ipda Sarmonto mengalami luka memar di tulang rusuk sebelah kiri. “Sebab kena tendang. Kalau Bripka Syaiful Nur mengalami luka lecet,” katanya
Buntoro menambahkan, Abror ditangkap setelah dirinya turun tangan. “Tersangka dan Barang Bukti (BB) diamankan ke Mapolsek Sepulu yang jaraknya kurang lebih 75 meter dari lokasi kejadian,” ujar Buntoro. (Chitrani Nurindraty)
