SAMPANG – Kabar penangkapan terduga teroris sampai juga ke telinga Kades Sreseh, Kecamatan Sreseh. Hal itu terungkap, setelah RadarMadura.id mengonfirmasikan langsung hal tersebut kepada sang kades.
Berdasar penelusuran RadarMadura.id, Hermawati merupakan warga Dusun Labuhan, Desa/Kecamatan Sreseh. Sementara suaminya yaitu Junaidi warga Dusun Batuputih, Desa/Kecamatan Sreseh.
Hermawati sudah cukup lama tidak pulang ke kampung halamannya. Kalau Junaidi, sempat pulang saat Hari Raya Idul Adha. Terkait istrinya yang diduga terlibat jaringan teroris, sudah keluhkan Junaidi.
Miftahul Arifin, Kades Sreseh mengakui jika Junaidi mengeluhkan perbedaan pemahamannya dengan Hermawati. “Itu sejak mereka menikah. Bahkan, mereka beda kos meski pasangan suami istri,” ujarnya.
Dijelaskan, Junaidi dan Hermawati merantau dan meninggalkan Sreseh sejak 2010. Saat itu, kota yang mereka singgahi untuk pertama kali adalah Sragen. Hermawati diduga mengenal jaringan teroris sejak 2014.
“Sebagai Kades Sreseh, saya berharap kasus ini segera tuntas. Saya tegaskan Junaidi tidak terlibat kasus ini (teroris, Red). Sebab, sejak awal mereka berbeda aliran atau tidak sepaham, ” pungkasnya.
Perlu diketahui, Tim Densus 88 Mabes Polri menangkap terduga teroris bernama Hermawati di kontrakannya. Wanita satu anak itu disergap di Dusun Pokoh, Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu, Karang Anyar pada Sabtu pagi (19/10). (Dimas Liani)