27.9 C
Madura
Monday, June 5, 2023

Selain Pendidikan Agama, Madin Faidlon Nujum Bekali Santri Ilmu Kesenian

SAMPANG – Santri Faidlon Nujum tidak hanya dipupuk dengan ilmu agama. Mereka juga dibekali ilmu seni. Mereka juga diharapkan melek teknologi.

Yayasan Faidlon Nujum telah berdiri setengah abad. Saat ini jumlah santri lembaga di Dusun Karang Aor, Desa Taman Sareh, Kecamatan Sampang, itu mencapai 200 santri. Mereka menimba ilmu di madrasah diniyah tingkat ula, wustha, dan ulya.

Lembaga ini memiliki program andalan. Yaitu, akselerasi dan demonstrasi baca kitab. Program ini diperuntukkan bagi santriwan dan santriwati kelas 5 dan 6 madrasah diniyah. Juga untuk santri kelas 1 dan 2 madrasah tsanawiyah.

Mereka dibimbing secara khusus dengan menggunakan metode prakom (prakomisi). Praktik metode ini memakai kitab Fathul Qorib. Kegiatan ini dilaksanakan malam Senin, Selasa, dan Rabu. Mereka didampingi tiga pembimbing. Salah satunya Lora Ach. Musowwil selaku penanggung jawab program.

”Alhamdulillah, tahun ini berjalan dengan lancar. Ada enam peserta yang didemonstrasi pada acara Festival Santri Millennial Yayasan Faidlon Nujum yang merupakan acara akhir tahun,” ujar Kiai Abdul Wadud bin Abd. Rosyid.

Baca Juga :  Andai Tak Salat Tarawih Mungkin Kena Reruntuhan Rumah

Selain program akselerasi demonstrasi baca kitab, ada juga program tahfidz kitab Al-Imrithi. Program itu juga dikhususkan bagi siswa kelas 6 madrasah diniyah serta kelas 1 dan 2 madrasah tsanawiyah. Mereka juga dibimbing oleh guru khusus. Dilaksanakan setiap malam Senin, Selasa, dan Rabu.

”Alhamdulillah, dalam tahun ini bisa mengi’lan 5 santriwan-santriwati dengan 5 tim penyoal,” ucapnya.

Program kreativitas lain yang digagas Yayasan Faidlon Nujum yaitu Marching Band Grup Yasfan. Grup musik ini terdiri atas 30 personel. Mereka semua santriwan-santriwati Yayasan Faidlon Nujum. Sedangkan grup hadrah terdiri atas 15 personel, yang juga santriwan-santriwati Yayasan Faidlon Nujum.

Biasanya, latihan seminggu dua kali. Kadang Jumat sore dan Minggu pagi. Program kesenian ini diharapkan agar lulusan Yayasan Faidlon Nujum bisa mempunyai skill dan pengetahuan. Terutama yang memang diajarkan dan sudah menjadi program lembaga yang berdiri pada 1973 itu.

Baca Juga :  Pemprov Jatim Bangun Islamic Science Park di Kaki Jembatan Suramadu

Pengembangan program ekstrakurikuler tersebut bertujuan agar Yayasan Faidlon Nujum semakin maju. Baik bidang teknologi dan informasi (TI), pengetahuan, maupun kreativitas santri. Dengan demikian, diharapkan santriwan dan santriwati mempunyai kualitas berdaya saing dengan zaman.

Selain madrasah diniyah atau taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Yayasan Faidlon Nujum juga mengembangkan pendidikan formal. Meliputi MI Faidlon Nujum, SMPI Faidlon Nujum, dan SMA Faidlon Nujum. Jam masuk sekolah formal pukul 07.00– 12.00.

Kiai Abdul Wadud berharap ilmu yang diperoleh menjadi bekal bagi santri setelah lulus dari Faidlon Nujum. Pendidikan dan kreativitas mereka juga diharapkan berdaya saing. Namun yang utama, mereka harus menjunjung akhlakulkarimah. ”Pengasuh pertama lembaga ini KH Abd. Rosyid bin Syamsuri,” tandasnya. (*/luq)

SAMPANG – Santri Faidlon Nujum tidak hanya dipupuk dengan ilmu agama. Mereka juga dibekali ilmu seni. Mereka juga diharapkan melek teknologi.

Yayasan Faidlon Nujum telah berdiri setengah abad. Saat ini jumlah santri lembaga di Dusun Karang Aor, Desa Taman Sareh, Kecamatan Sampang, itu mencapai 200 santri. Mereka menimba ilmu di madrasah diniyah tingkat ula, wustha, dan ulya.

Lembaga ini memiliki program andalan. Yaitu, akselerasi dan demonstrasi baca kitab. Program ini diperuntukkan bagi santriwan dan santriwati kelas 5 dan 6 madrasah diniyah. Juga untuk santri kelas 1 dan 2 madrasah tsanawiyah.


Mereka dibimbing secara khusus dengan menggunakan metode prakom (prakomisi). Praktik metode ini memakai kitab Fathul Qorib. Kegiatan ini dilaksanakan malam Senin, Selasa, dan Rabu. Mereka didampingi tiga pembimbing. Salah satunya Lora Ach. Musowwil selaku penanggung jawab program.

”Alhamdulillah, tahun ini berjalan dengan lancar. Ada enam peserta yang didemonstrasi pada acara Festival Santri Millennial Yayasan Faidlon Nujum yang merupakan acara akhir tahun,” ujar Kiai Abdul Wadud bin Abd. Rosyid.

Baca Juga :  Andai Tak Salat Tarawih Mungkin Kena Reruntuhan Rumah

Selain program akselerasi demonstrasi baca kitab, ada juga program tahfidz kitab Al-Imrithi. Program itu juga dikhususkan bagi siswa kelas 6 madrasah diniyah serta kelas 1 dan 2 madrasah tsanawiyah. Mereka juga dibimbing oleh guru khusus. Dilaksanakan setiap malam Senin, Selasa, dan Rabu.

”Alhamdulillah, dalam tahun ini bisa mengi’lan 5 santriwan-santriwati dengan 5 tim penyoal,” ucapnya.

- Advertisement -

Program kreativitas lain yang digagas Yayasan Faidlon Nujum yaitu Marching Band Grup Yasfan. Grup musik ini terdiri atas 30 personel. Mereka semua santriwan-santriwati Yayasan Faidlon Nujum. Sedangkan grup hadrah terdiri atas 15 personel, yang juga santriwan-santriwati Yayasan Faidlon Nujum.

Biasanya, latihan seminggu dua kali. Kadang Jumat sore dan Minggu pagi. Program kesenian ini diharapkan agar lulusan Yayasan Faidlon Nujum bisa mempunyai skill dan pengetahuan. Terutama yang memang diajarkan dan sudah menjadi program lembaga yang berdiri pada 1973 itu.

Baca Juga :  Tidur di Kongsi, Nyawa Jadi Taruhan

Pengembangan program ekstrakurikuler tersebut bertujuan agar Yayasan Faidlon Nujum semakin maju. Baik bidang teknologi dan informasi (TI), pengetahuan, maupun kreativitas santri. Dengan demikian, diharapkan santriwan dan santriwati mempunyai kualitas berdaya saing dengan zaman.

Selain madrasah diniyah atau taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Yayasan Faidlon Nujum juga mengembangkan pendidikan formal. Meliputi MI Faidlon Nujum, SMPI Faidlon Nujum, dan SMA Faidlon Nujum. Jam masuk sekolah formal pukul 07.00– 12.00.

Kiai Abdul Wadud berharap ilmu yang diperoleh menjadi bekal bagi santri setelah lulus dari Faidlon Nujum. Pendidikan dan kreativitas mereka juga diharapkan berdaya saing. Namun yang utama, mereka harus menjunjung akhlakulkarimah. ”Pengasuh pertama lembaga ini KH Abd. Rosyid bin Syamsuri,” tandasnya. (*/luq)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/