26.4 C
Madura
Sunday, March 26, 2023

Atlet Muaythai Madura Peraih Medali Emas Porprov VI Jatim

Cabor Muaythai baru berdiri pada 2017. Tapi, atlet andalannya berhasil meraih emas pada Porprov VI Jawa Timur 2019.

PRENGKI WIRANANDA, Pamekasan

PAMEKASAN memiliki cabang olahraga (cabor) yang tidak dimiliki kabupaten lain di Madura. Yakni, muaythai. Pencinta olahraga asal Thailand itu cukup banyak. Bahkan, atletnya berhasil meraih medali emas pada Porprov VI Jawa Timur 2019.

Ali Nizar adalah atlet muaythai yang berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam ajang bergengsi tingkat provinsi itu. Remaja kelahiran 1999 tersebut berhasil memenangkan pertandingan dan membawa pulang medali emas.

Ali Nizar adalah sosok remaja sederhana. Sebelum menggeluti cabor muaythai, dia menekuni karate. Sejak SMP hingga SMK, dia berlatih seni bela diri asal Negeri Tirai Bambu tersebut. Namun, ada ketidakpuasan di dalam diri Nizar. Akhirnya, dia memilih vakum.

Ketidakpuasan itu terkait aturan dalam karate yang tidak boleh memukul mengenai lawan. Sementara, pukulan Nizar kerap bersarang di anggota tubuh lawannya. Akibatnya, lulusan SMKN 2 Pamekasan itu dikenai pelanggaran.

Dengan demikian, Nizar memilih vakum dari olahraga bela diri. Pada 2017, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pamekasan membentuk cabor muaythai. Remaja yang berulang tahun setiap 30 Agustus itu langsung terpikat. Sebab, cabor baru itu lebih ke arah tarung bebas.

Baca Juga :  Kontribusi Ikbal pada Pesantren dan Masyarakat

Nizar minimal berlatih delapan jam setiap hari. Olahraga fisik sangat ditekankan lantaran cabor tersebut merupakan olahraga keras. Latihan teknik juga dijalani secara maksimal.

Latihan tidak hanya dilakukan di Pamekasan, tetapi berguru langsung kepada ahli muaythai asal Thailand. Tujuannya, agar teknik yang dimiliki semakin matang. ”Saya kadang latihan di Surabaya. Gurunya dari Thailand,” katanya kemarin (27/7).

Nizar mengikuti sejumlah kejuaraan. Meski baru dua tahun bergabung di seni olahraga tersebut, beberapa prestasi berhasil diraih. Di antaranya, prestasi tingkat regional yang digelar di Malang beberapa waktu lalu.

Kemudian, dia meraih juara pertama pada Kejurnas terbuka di Semarang, Jawa Tengah, 2018. Sejumlah prestasi lain juga dikoleksi. ”Alhamdulillah banyak prestasi yang berhasil diraih,” katanya.

Menurut Nizar, kunci kesuksesan sederhana. Yakni, berlatih keras, tidak putus asa, meminta restu orang tua, dan berdoa. Bagi dia, selama semangat berusaha masih ada, sesuatu yang diinginkan pasti terkabul. Termasuk prestasi.

Baca Juga :  Targetkan Penambahan Cabor

Latihan keras tanpa doa juga mustahil. Sebab, segala yang terjadi di muka bumi ada yang mengatur. ”Prestasi diraih karena diri kita sendiri, bukan orang lain,” katanya dengan nada tegas.

Mahasiswa hukum Universitas Madura (Unira) itu berharap karirnya semakin baik. Prestasi yang diraih semakin banyak. Mimpinya tidak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga internasional.

Latihan terus dilakukan. Meski gelar juara dia koleksi, bukan berarti berpuas diri dengan berleha-leha. Justru, latihan semakin intens. Tujuannya, agar kemampuan yang dimiliki semakin matang.

Kekebalan tubuh serta kondisi fisik harus semakin kuat sehingga mudah mengalahkan lawan ketika bertanding. Bagi Nizar, masih banyak kompetisi bergengsi yang akan diikuti. Dengan demikian, tidak ada waktu bersantai.

Nizar berharap, generasi muda tidak membuang waktu dengan kegiatan tidak berfaedah. Apalagi, menimbulkan kemudaratan. Sebisa mungkin, generasi muda harus semangat menggapai cita-cita. ”Jadilah diri sendiri, jangan jadi orang lain,” tandasnya.

Cabor Muaythai baru berdiri pada 2017. Tapi, atlet andalannya berhasil meraih emas pada Porprov VI Jawa Timur 2019.

PRENGKI WIRANANDA, Pamekasan

PAMEKASAN memiliki cabang olahraga (cabor) yang tidak dimiliki kabupaten lain di Madura. Yakni, muaythai. Pencinta olahraga asal Thailand itu cukup banyak. Bahkan, atletnya berhasil meraih medali emas pada Porprov VI Jawa Timur 2019.


Ali Nizar adalah atlet muaythai yang berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam ajang bergengsi tingkat provinsi itu. Remaja kelahiran 1999 tersebut berhasil memenangkan pertandingan dan membawa pulang medali emas.

Ali Nizar adalah sosok remaja sederhana. Sebelum menggeluti cabor muaythai, dia menekuni karate. Sejak SMP hingga SMK, dia berlatih seni bela diri asal Negeri Tirai Bambu tersebut. Namun, ada ketidakpuasan di dalam diri Nizar. Akhirnya, dia memilih vakum.

Ketidakpuasan itu terkait aturan dalam karate yang tidak boleh memukul mengenai lawan. Sementara, pukulan Nizar kerap bersarang di anggota tubuh lawannya. Akibatnya, lulusan SMKN 2 Pamekasan itu dikenai pelanggaran.

Dengan demikian, Nizar memilih vakum dari olahraga bela diri. Pada 2017, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pamekasan membentuk cabor muaythai. Remaja yang berulang tahun setiap 30 Agustus itu langsung terpikat. Sebab, cabor baru itu lebih ke arah tarung bebas.

Baca Juga :  PASI Belum Miliki Lintasan Lari
- Advertisement -

Nizar minimal berlatih delapan jam setiap hari. Olahraga fisik sangat ditekankan lantaran cabor tersebut merupakan olahraga keras. Latihan teknik juga dijalani secara maksimal.

Latihan tidak hanya dilakukan di Pamekasan, tetapi berguru langsung kepada ahli muaythai asal Thailand. Tujuannya, agar teknik yang dimiliki semakin matang. ”Saya kadang latihan di Surabaya. Gurunya dari Thailand,” katanya kemarin (27/7).

Nizar mengikuti sejumlah kejuaraan. Meski baru dua tahun bergabung di seni olahraga tersebut, beberapa prestasi berhasil diraih. Di antaranya, prestasi tingkat regional yang digelar di Malang beberapa waktu lalu.

Kemudian, dia meraih juara pertama pada Kejurnas terbuka di Semarang, Jawa Tengah, 2018. Sejumlah prestasi lain juga dikoleksi. ”Alhamdulillah banyak prestasi yang berhasil diraih,” katanya.

Menurut Nizar, kunci kesuksesan sederhana. Yakni, berlatih keras, tidak putus asa, meminta restu orang tua, dan berdoa. Bagi dia, selama semangat berusaha masih ada, sesuatu yang diinginkan pasti terkabul. Termasuk prestasi.

Baca Juga :  Syarief Hidayatullah Raih Medali Emas World Pencak Silat Championship 2022

Latihan keras tanpa doa juga mustahil. Sebab, segala yang terjadi di muka bumi ada yang mengatur. ”Prestasi diraih karena diri kita sendiri, bukan orang lain,” katanya dengan nada tegas.

Mahasiswa hukum Universitas Madura (Unira) itu berharap karirnya semakin baik. Prestasi yang diraih semakin banyak. Mimpinya tidak hanya berprestasi di tingkat nasional, tetapi juga internasional.

Latihan terus dilakukan. Meski gelar juara dia koleksi, bukan berarti berpuas diri dengan berleha-leha. Justru, latihan semakin intens. Tujuannya, agar kemampuan yang dimiliki semakin matang.

Kekebalan tubuh serta kondisi fisik harus semakin kuat sehingga mudah mengalahkan lawan ketika bertanding. Bagi Nizar, masih banyak kompetisi bergengsi yang akan diikuti. Dengan demikian, tidak ada waktu bersantai.

Nizar berharap, generasi muda tidak membuang waktu dengan kegiatan tidak berfaedah. Apalagi, menimbulkan kemudaratan. Sebisa mungkin, generasi muda harus semangat menggapai cita-cita. ”Jadilah diri sendiri, jangan jadi orang lain,” tandasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/