SAMPANG – Tak ada kelas, musala pun jadi. Kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap lanjut. Pengelola berharap pemerintah turun tangan untuk membantu mereka.
Keceriaan anak-anak itu tidak dapat disembunyikan. Wajahnya yang polos antusias mendengarkan setiap petunjuk guru. Sesekali mereka bercanda. Tawa anak-anak itu pecah.
Mereka semangat belajar. Namun, konsentrasi mereka kadang terganggu. Terutama ketika ada orang melintas di sekitar tempat mereka belajar. Sebab, tempat mereka mengenyam pendidikan tidak berdinding secara lengkap. Ada bagian yang mata mereka bisa melihat ke luar.
Tempat belajar itu tidak seperti sekolah pada umumnya yang terbuat dari gedung tembok. Mereka menempati musala. Terbuat dari bambu dan kayu. Dindingnya juga terbuat dari anyaman bambu atau tabing.
Bangunan itu seperti rumah panggung. Alas mereka belajar juga dari bambu (sangger) yang dibelah. Di bawah itu juga bambu (dalika dan batton). Jarak antara sangger dan tanah sekitar satu meter. Setiap sudut bangunan terdapat bambu penyangga sebagai kaki.
Seperti itulah kondisi tempat belajar puluhan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Al-Matlab. Sekolah itu berada di Desa Banjar, Kecamatan Kedungdung, Sampang. Mereka harus mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) di teras musala gedek.
Kondisi itu sudah berlangsung sejak 2013 silam hingga sekarang. Lembaga pendidikan itu memiliki lebih kurang 30 siswa. Sekolah itu membutuhkan perhatian. Sehingga, siswa yang belajar di lembaga tersebut memperoleh fasilitas yang sama seperti yang lain.
Pengelola PAUD Al-Matlab Jihaduddin mengatakan, pihaknya berkali-kali mengajukan permohonan bantuan kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang. Bahkan, pernah menanyakan langsung ke bidang PAUD. Namun, upaya itu belum ada kejelasan. ”Kami pernah dijanjikan akan diberikan bantuan pembangunan ruang kelas tahun lalu,” tuturnya.
Jihaduddin menambahkan, masyarakat sekitar sekolah sangat antusias. Sebab, lembaga TK/PAUD di wilayah tersebut minim dan jaraknya cukup jauh. ”Kami mewakili masyarakat dan wali murid berharap banyak tahun ini diberikan bantuan ruang kelas,” katanya.
Anggota Komisi IV DPRD Sampang Maniri mengaku prihatin atas kondisi lembaga PAUD tersebut. Menurut dia, mestinya dinas terkait tidak tinggal diam. ”Ini indikator kurangnya perhatian pemerintah,” ucapnya.
Karena itu, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan disdik. Sehingga, sarana dan prasarana segera dilengkapi. ”Pembelajaran jelas tak maksimal. Miris sekali jika ruang kelas saja tak ada,” ucapnya.
Kabid Pembinaan PAUD Disdik Sampang Subairi belum menanggapi konfirmasi koran ini.