Salah satu grand design pembangunan IAIN Madura yakni mengutamakan pembangunan perpustakaan. Langkah itu dilakukan untuk menjadikan lembaga pendidikan tinggi di Pamekasan itu sebagai kampus representatif.
ONGKY ARISTA UA., Pamekasan, RadarMadura.id
GEDUNG yang menjadi jantung perguruan tinggi itu telah dibangun dengan anggaran sekitar Rp 19 miliar. Dana tersebut bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) 2019. Pada awal Januari 2020, gedung pusat buku berlantai lima itu sudah diresmikan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A.
Rektor IAIN Madura Mohammad Kosim memaparkan, perpustakaan merupakan jantung perguruan tinggi. Sebab itu, detaknya harus energik dan bisa memompa gerak keilmuan di instansi pendidikan yang dipimpinnya.
”Karena jantung, maka harus menjadi perhatian utama. Sebetulnya perpus lama masih ada. Namun, perpus lama tersebut kurang memenuhi syarat seiring bertambahnya jumlah mahasiswa,” terang Kosim kemarin (28/1).
Saat ini satu-satunya perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) di Pulau Garam ini memiliki sekitar 10.000 ribu mahasiswa. Untuk itu, ketersediaan referensi di segala bidang keilmuan harus terpenuhi dengan baik.
Di dalam gedung perpustakaan pusat yang baru itu sudah tersedia sekitar 60 ribu eksemplar koleksi dengan 17 ribu judul. Mulai tipe referensi, text-book, fiksi, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, laporan penelitian, dan majalah.
”Setiap tahun kami selalu menambah koleksi buku dan anggarannya selalu di atas Rp 200 juta,” imbuh pria yang meraih gelar doktor di UIN Sunan Ampel, Surabaya, tersebut.
Perpustakaan yang didesain modern itu tidak hanya menyediakan layanan buku manual. Tetapi, juga menyediakan buku-buku yang bisa diakses secara online oleh ribuan mahasiswa di IAIN Madura.
Dia berharap gedung pusat dan sumber keilmuan itu bisa mendorong mahasiswa di level sarjana maupun pascasarjana untuk menggeluti kajian-kajian lebih mendalam. ”Ini perpustakaan pusatnya karena pasca (sarjana) juga punya perpustakaan,” paparnya.
Kosim menjelaskan, perpustakaan itu bisa dinikmati siapa pun. ”Termasuk orang di luar kampus bisa mengakses dan menikmati sumber referensi di sini. Nanti kami akan mengatur mekanisme khusus untuk mereka,” terangnya.
Perpustakaan bercat hijau itu mulai bisa dioperasikan Februari mendatang. Pembangunan perpustakaan tersebut juga sebagai nilai tambah untuk menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Madura.
Selain tersedia galeri buku di lantai dasar, di dalam perpustakaan itu juga ada ruang seminar di lantai empat dan ruang bersantai di lantai lima. ”Untuk galeri ini nanti sebagai ruang pameran karya mahasiswa. Sebab, mahasiswa kami banyak memiliki karya,” tuturnya.
Lebih jauh Kosim menyampaikan, perpustakaan IAIN Madura ini memiliki keunggulan berupa pojok baca Madura yang bisa menjadi rujukan literatur kemaduraan. Di pojok Madura ini semua referensi tentang Madura tersedia. ”Itu bisa menjadi motivasi untuk membaca, mengkaji, dan meningkatkan kualitas keilmuan ke depan,” tandasnya.