25.3 C
Madura
Wednesday, March 22, 2023

Mahfud MD: Pancasila Hasil Ijtihad Ulama

PAMEKASAN – Kelompok masyarakat yang menginginkan Pancasila diganti dengan sistem khilafah kiranya perlu belajar kembali sejarah peradaban Islam. Sebab, sistem khilafah tidak ada dalam ajaran primer Islam.

Statemen itu diungkapkan Prof. Dr. Mahfud MD saat mengisi ceramah dalam acara Forum Alumni Jogja Pamekasan di Hotel Front One Minggu (27/8). Menurut Mahfud, gagasan mengganti Pancasila dengan khilafah akan menimbulkan kegaduhan.

Sebab, sistem tersebut dinilai tidak relevan dengan keberagaman masyarakat Indonesia. Baik beragam dalam hal agama, suku, adat, dan sebagainya. Dia menjelaskan, Indonesia memiliki belasan ribu pulau serta belasan ribu suku yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur Nusantara.

Jika tidak ada sistem ideologi yang mengatur, Negara Indonesia akan tercerai-berai. ”Kita bisa bersatu karena kita punya Pancasila,” tegas mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu. Mahfud menyatakan, Pancasila lebih baik daripada sekian ideologi yang ada.

Baca Juga :  Mahfud MD Berharap Madura Tetap Rukun

Dia mencontohkan titik lemah dari masing-masing ideologi yang ada, baik di barat atau di timur. Yakni, ideologi individualisme liberal yang berkembang di Negara Barat dan sosilaisme komunis di Negara-Negara Timur.

Menurut Mahfud, dua ideologi itu memiliki titik lemah. Individualisme liberal cenderung menimbulkan penindasan dari yang kuat terhadap yang lemah. Sendangkan sosialisme komunis melahirkan kepemimpinan yang totalitarianisme.

”Harus teguh pada komitmen menjaga Negara Republik Indonesia, Negara Pancasila. Jangan berpikir sistem lain, itu kacau,” paparnya.

Khusus ideologi khilafah yang belakangan hangat diperbincangkan, menurut Mahfud, juga tidak relevan diterapkan. Kalaupun para pengusungnya mengaku sistem tersebut merupakan hasil ijtihad ulama, mereka diminta mempelajari terbentuknya Pancasila.

Baca Juga :  Mahfud MD: Madura Tempat Baik Akhlak

Sebab, menurut Mahfud, Pancasila merupakah konsep fikh Indonesia yang otentik. ”Pancasila ini merupakan hasil ijtihad para ulama. Seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan ulama lainnya,” tegas dia.

Mahfud memastikan bahwa pada era kepemimpinan Nabi Muhammad tidak ada negara Islam. ”Nabi Muhammad mendirikan Darul Salam atau negara perdamaian, bukan Darul Islam,” paparnya.

Pemahaman yang keliru akan sejarah Islam bisa menimbulkan kesalahpahaman dalam mempelajari inti ajaran yang dibawah Nabi Muhammad. Bahkan dalam konteks-konteks tertentu bisa melahirkan radikalisme agama dalam bentuk terorisme.

Karena itulah, sebelum terlambat, Mahfud meminta umat Islam, khususnya di Madura, bisa menempatkan ideologi Pancasila sebagai sesuatu yang final. ”Kita punya Pancasila yang bukan liberal dan bukan komunis. Inilah fikh Indonesia hasil ijtihad para ulama,” pungkasnya.

PAMEKASAN – Kelompok masyarakat yang menginginkan Pancasila diganti dengan sistem khilafah kiranya perlu belajar kembali sejarah peradaban Islam. Sebab, sistem khilafah tidak ada dalam ajaran primer Islam.

Statemen itu diungkapkan Prof. Dr. Mahfud MD saat mengisi ceramah dalam acara Forum Alumni Jogja Pamekasan di Hotel Front One Minggu (27/8). Menurut Mahfud, gagasan mengganti Pancasila dengan khilafah akan menimbulkan kegaduhan.

Sebab, sistem tersebut dinilai tidak relevan dengan keberagaman masyarakat Indonesia. Baik beragam dalam hal agama, suku, adat, dan sebagainya. Dia menjelaskan, Indonesia memiliki belasan ribu pulau serta belasan ribu suku yang tersebar dari ujung barat hingga ujung timur Nusantara.


Jika tidak ada sistem ideologi yang mengatur, Negara Indonesia akan tercerai-berai. ”Kita bisa bersatu karena kita punya Pancasila,” tegas mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu. Mahfud menyatakan, Pancasila lebih baik daripada sekian ideologi yang ada.

Baca Juga :  Menko Polhukam ke Pamekasan Temui Keluarga

Dia mencontohkan titik lemah dari masing-masing ideologi yang ada, baik di barat atau di timur. Yakni, ideologi individualisme liberal yang berkembang di Negara Barat dan sosilaisme komunis di Negara-Negara Timur.

Menurut Mahfud, dua ideologi itu memiliki titik lemah. Individualisme liberal cenderung menimbulkan penindasan dari yang kuat terhadap yang lemah. Sendangkan sosialisme komunis melahirkan kepemimpinan yang totalitarianisme.

”Harus teguh pada komitmen menjaga Negara Republik Indonesia, Negara Pancasila. Jangan berpikir sistem lain, itu kacau,” paparnya.

- Advertisement -

Khusus ideologi khilafah yang belakangan hangat diperbincangkan, menurut Mahfud, juga tidak relevan diterapkan. Kalaupun para pengusungnya mengaku sistem tersebut merupakan hasil ijtihad ulama, mereka diminta mempelajari terbentuknya Pancasila.

Baca Juga :  Mau Dapatkan Keringanan Tagihan Listrik dari PLN?, Begini Tata Caranya

Sebab, menurut Mahfud, Pancasila merupakah konsep fikh Indonesia yang otentik. ”Pancasila ini merupakan hasil ijtihad para ulama. Seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, dan ulama lainnya,” tegas dia.

Mahfud memastikan bahwa pada era kepemimpinan Nabi Muhammad tidak ada negara Islam. ”Nabi Muhammad mendirikan Darul Salam atau negara perdamaian, bukan Darul Islam,” paparnya.

Pemahaman yang keliru akan sejarah Islam bisa menimbulkan kesalahpahaman dalam mempelajari inti ajaran yang dibawah Nabi Muhammad. Bahkan dalam konteks-konteks tertentu bisa melahirkan radikalisme agama dalam bentuk terorisme.

Karena itulah, sebelum terlambat, Mahfud meminta umat Islam, khususnya di Madura, bisa menempatkan ideologi Pancasila sebagai sesuatu yang final. ”Kita punya Pancasila yang bukan liberal dan bukan komunis. Inilah fikh Indonesia hasil ijtihad para ulama,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/