29 C
Madura
Wednesday, March 22, 2023

Mereka Tertunda Laksanakan Ibadah Haji karena Pandemi Covid-19

Segera menunaikan rukun Islam yang kelima menjadi harapan para calon jamaah haji (CJH). Apalagi mereka sudah menunggunya bertahun-tahun. Namun, pandemi Covid-19 memaksa mereka bersabar.

MOH. ALI MUHSIN, Pamekasan, Jawa Pos Radar Madura

MESTINYA Aniyah sudah menyandang gelar hajah sejak tahun lalu. Namun, korona membuat perempuan 75 tahun itu memperpanjang mimpinya melaksanakan ibadah rukun Islam yang kelima.

Warga Dusun Morsongai, Desa Panaan, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, itu sedang duduk santai saat ditemui Jawa Pos Radar Madura (JPRM) kemarin (27/5). Janda lanjut usia (lansia) tersebut duduk menghadap ke utara di musala rumahnya. Sesekali melihat anak dan cucunya yang sedang bermain di teras rumah.

Aniyah merupakan CJH yang dijadwalkan berangkat pada 2020. Namun karena Covid-19, dia gagal terbang ke Tanah Suci. Padahal memenuhi panggilan ke Baitullah sudah dia tunggu-tunggu sejak sembilan tahun yang lalu. Terhitung sejak dia mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji.

”Badan kaula adaftar taon 2013. Kabarra jadwal mangkat ka Mekka taon 2020. Tape gagal polana badha korona,” ujarnya menggunakan bahasa Madura.

Baca Juga :  Jamaah Haji Madura Bertolak ke Makkah

Dia mengaku senang mendengar jadwal keberangkatannya pada 2020. Berbagai bekal menuju Tanah Suci telah disiapkan. Namun, rasa senang tersebut tiba-tiba sirna setelah ada keputusan dari pemerintah bahwa CJH dari Indonesia dilarang berangkat.

”Saya juga sudah melunasi biaya pemberangkatan,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sejak 2013 Aniyah menabung untuk bisa melunasi biaya pelunasan ibadah haji (BPIH). Uang itu dia kumpulkan dari usaha yang ditekuni dari pasar ke pasar. ”Dapat uang, saya simpan untuk bisa melunasi BPIH,” ujarnya.

Keinginannya untuk bisa berangkat ke makkatul mukarramah karena berbekal nekat. Selain usaha di pasar, uang yang disetorkan untuk ongkos berasal dari jual tanah.

Kini umurnya semakin senja. Rambutnya pun sudah memutih. Setiap hari hanya tinggal di rumah sambil lalu menunggu jadwal pemberangkatan. ”Semoga masih panjang umur dan korona segera lenyap,” harapnya.

Penantian untuk bisa sampai ke Makkah tidak hanya dialami Aniyah. Putranya, Gazali Salim, sebelumnya juga dijadwalkan berangkat pada 2020. Gazali berdoa agar kerajaan Saudi Arabia memberikan otoritas untuk CJH asal Indonesia bisa berangkat menunaikan ibadah haji.

Baca Juga :  Pengalaman Okta Diana Anggrayni Mengajar Bahasa Indonesia di Thailand

Dia sangat ingin segera bisa melaksanakan ibadah haji. ”Saya mendaftar tahun 2015. Tapi jadwal pemberangkatan bersama ibu saya,” ungkapnya.

Dia juga tidak lupa mendoakan ibunya agar tetap sehat dan panjang umur. Sebab, usianya sudah sangat tua. ”Dalam kondisi seperti ini semoga kami masih bisa ditakdirkan oleh Allah untuk bisa melaksanakan ibadah haji,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Pamekasan Afandi menjelaskan, sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai keberangkatan CJH. Dia berharap agar CJH bersabar sembari berdoa kepada Allah agar Covid-19 segera berakhir. ”Belum ada informasi mengenai pemberangkatan CJH,” ungkapnya.

Kendati demikian, sejumlah CJH sudah ada yang divaksin. Namun, hal tersebut tidak menjadi kepastian mereka akan berangkat ke Tanah Suci. ”Yang sudah sekitar delapan puluh persen dari 982 CJH,” jelas alumnus Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata itu.

 

Segera menunaikan rukun Islam yang kelima menjadi harapan para calon jamaah haji (CJH). Apalagi mereka sudah menunggunya bertahun-tahun. Namun, pandemi Covid-19 memaksa mereka bersabar.

MOH. ALI MUHSIN, Pamekasan, Jawa Pos Radar Madura

MESTINYA Aniyah sudah menyandang gelar hajah sejak tahun lalu. Namun, korona membuat perempuan 75 tahun itu memperpanjang mimpinya melaksanakan ibadah rukun Islam yang kelima.


Warga Dusun Morsongai, Desa Panaan, Kecamatan Palengaan, Pamekasan, itu sedang duduk santai saat ditemui Jawa Pos Radar Madura (JPRM) kemarin (27/5). Janda lanjut usia (lansia) tersebut duduk menghadap ke utara di musala rumahnya. Sesekali melihat anak dan cucunya yang sedang bermain di teras rumah.

Aniyah merupakan CJH yang dijadwalkan berangkat pada 2020. Namun karena Covid-19, dia gagal terbang ke Tanah Suci. Padahal memenuhi panggilan ke Baitullah sudah dia tunggu-tunggu sejak sembilan tahun yang lalu. Terhitung sejak dia mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji.

”Badan kaula adaftar taon 2013. Kabarra jadwal mangkat ka Mekka taon 2020. Tape gagal polana badha korona,” ujarnya menggunakan bahasa Madura.

Baca Juga :  Sidang melalui Telekonferensi 10 Perkara Per Hari

Dia mengaku senang mendengar jadwal keberangkatannya pada 2020. Berbagai bekal menuju Tanah Suci telah disiapkan. Namun, rasa senang tersebut tiba-tiba sirna setelah ada keputusan dari pemerintah bahwa CJH dari Indonesia dilarang berangkat.

- Advertisement -

”Saya juga sudah melunasi biaya pemberangkatan,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sejak 2013 Aniyah menabung untuk bisa melunasi biaya pelunasan ibadah haji (BPIH). Uang itu dia kumpulkan dari usaha yang ditekuni dari pasar ke pasar. ”Dapat uang, saya simpan untuk bisa melunasi BPIH,” ujarnya.

Keinginannya untuk bisa berangkat ke makkatul mukarramah karena berbekal nekat. Selain usaha di pasar, uang yang disetorkan untuk ongkos berasal dari jual tanah.

Kini umurnya semakin senja. Rambutnya pun sudah memutih. Setiap hari hanya tinggal di rumah sambil lalu menunggu jadwal pemberangkatan. ”Semoga masih panjang umur dan korona segera lenyap,” harapnya.

Penantian untuk bisa sampai ke Makkah tidak hanya dialami Aniyah. Putranya, Gazali Salim, sebelumnya juga dijadwalkan berangkat pada 2020. Gazali berdoa agar kerajaan Saudi Arabia memberikan otoritas untuk CJH asal Indonesia bisa berangkat menunaikan ibadah haji.

Baca Juga :  Positif 284 Kasus, 62 Sembuh, dan 41 Meninggal

Dia sangat ingin segera bisa melaksanakan ibadah haji. ”Saya mendaftar tahun 2015. Tapi jadwal pemberangkatan bersama ibu saya,” ungkapnya.

Dia juga tidak lupa mendoakan ibunya agar tetap sehat dan panjang umur. Sebab, usianya sudah sangat tua. ”Dalam kondisi seperti ini semoga kami masih bisa ditakdirkan oleh Allah untuk bisa melaksanakan ibadah haji,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Pamekasan Afandi menjelaskan, sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai keberangkatan CJH. Dia berharap agar CJH bersabar sembari berdoa kepada Allah agar Covid-19 segera berakhir. ”Belum ada informasi mengenai pemberangkatan CJH,” ungkapnya.

Kendati demikian, sejumlah CJH sudah ada yang divaksin. Namun, hal tersebut tidak menjadi kepastian mereka akan berangkat ke Tanah Suci. ”Yang sudah sekitar delapan puluh persen dari 982 CJH,” jelas alumnus Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata itu.

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/