20.7 C
Madura
Tuesday, May 30, 2023

Mantan TKI Asal Sampang Coba Peruntungan Tanam Tembakau

  Anjloknya harga tembakau musim lalu menghantui petani. Meski demkian, petani tetap menanam. Mereka berharap daun emas itu dibeli dengan harga yang layak.                  

MOH. IQBAL, Sampang, RadarMadura.id                       

JARUM jam menunjukkan angka 08.30. Bu Nur belum selesai menyiram tembakaunya di Kampung Kaseni, Keluharan Karang Dalem, Kecamatan Sampang. Di Kamis Pagi (25/) yang cerah itu, dia menyiram ribuan bibit tembakau seorang diri.

            Wanita 50 tahun itu menanam tembakau sekitar satu minggu yang lalu. Butuh perawatan dan kerja keras agar bibit daun emas itu tumbuh maksimal.

”Saya siram setiap hari. Kalau tidak bisa pagi, ya sore hari. Yang jelas setiap hari harus disiram agar tetap hidup,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Madura, Kamis (25/6).

Baca Juga :  Kunjungan Direktur KSKK Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI

Bu Nur menanam 7.000 bibit tembakau. Dia mengeluarkan uang Rp 175.000 untuk membeli bibit kepada petani di Sampang.

            ”Beli kepada petani, tiap 1.000 batang seharga Rp 25.000. Saya sekarang menanam 7.000 batang,” tuturnya.

            Dia bersama suami baru bisa menanam tembakau kembali tahun ini. Tahun-tahun sebelumnya jadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

            ”Ini baru nanam lagi. Selama 8 tahun ada di Arab Saudi. Ini inisiatif saya sendiri. Suami sempat melarang karena takut murah saat dijual,” ungkap Ibu Nur.

            Ibu Nur berharap daun emas yang ditanam dan dirawat itu bisa membanggakan. ”Informasinya sekarang sedikit petani yang menanam. Semoga nanti bisa terjual mahal,” harapnya.

Baca Juga :  Bu, Adik Tidak Ada Suaranya, Adik Sudah Mati

            Sementara itu, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian (Disperta) Sampang Nurul Kusaini mengatakan, sebagian besar petani saat ini memang sudah menanam tembakau. Dia menyarankan petani menanam sesuai dengan kondisi tanah. Sebab, setiap daerah memiliki potensi tanaman tembakau.

Pihaknya mengklaim sudah memberikan bantuan benih tembakau kepada kelompok tani dengan jenis prancak T1, T2, S1, dan prancak S2 yang dinilai cocok untuk ditanam di Sampang.

            ”Kebanyakan petani memang menanam sesuai keinginannya sendiri, tanpa melihat potensi lokal yang cocok,” kata Nurul.

”Yang jelas itu hak para petani, kami akan tetap berusaha agar tembakau di Sampang mempunyai kualitas yang baik agar bisa dilirik oleh para pengepul,” tandasnya. (iqb)

  Anjloknya harga tembakau musim lalu menghantui petani. Meski demkian, petani tetap menanam. Mereka berharap daun emas itu dibeli dengan harga yang layak.                  

MOH. IQBAL, Sampang, RadarMadura.id                       

JARUM jam menunjukkan angka 08.30. Bu Nur belum selesai menyiram tembakaunya di Kampung Kaseni, Keluharan Karang Dalem, Kecamatan Sampang. Di Kamis Pagi (25/) yang cerah itu, dia menyiram ribuan bibit tembakau seorang diri.


            Wanita 50 tahun itu menanam tembakau sekitar satu minggu yang lalu. Butuh perawatan dan kerja keras agar bibit daun emas itu tumbuh maksimal.

”Saya siram setiap hari. Kalau tidak bisa pagi, ya sore hari. Yang jelas setiap hari harus disiram agar tetap hidup,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Madura, Kamis (25/6).

Baca Juga :  Bu, Adik Tidak Ada Suaranya, Adik Sudah Mati

Bu Nur menanam 7.000 bibit tembakau. Dia mengeluarkan uang Rp 175.000 untuk membeli bibit kepada petani di Sampang.

            ”Beli kepada petani, tiap 1.000 batang seharga Rp 25.000. Saya sekarang menanam 7.000 batang,” tuturnya.

- Advertisement -

            Dia bersama suami baru bisa menanam tembakau kembali tahun ini. Tahun-tahun sebelumnya jadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi.

            ”Ini baru nanam lagi. Selama 8 tahun ada di Arab Saudi. Ini inisiatif saya sendiri. Suami sempat melarang karena takut murah saat dijual,” ungkap Ibu Nur.

            Ibu Nur berharap daun emas yang ditanam dan dirawat itu bisa membanggakan. ”Informasinya sekarang sedikit petani yang menanam. Semoga nanti bisa terjual mahal,” harapnya.

Baca Juga :  Mantan Ketua KPU Tekuni Profesi Advokat

            Sementara itu, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian (Disperta) Sampang Nurul Kusaini mengatakan, sebagian besar petani saat ini memang sudah menanam tembakau. Dia menyarankan petani menanam sesuai dengan kondisi tanah. Sebab, setiap daerah memiliki potensi tanaman tembakau.

Pihaknya mengklaim sudah memberikan bantuan benih tembakau kepada kelompok tani dengan jenis prancak T1, T2, S1, dan prancak S2 yang dinilai cocok untuk ditanam di Sampang.

            ”Kebanyakan petani memang menanam sesuai keinginannya sendiri, tanpa melihat potensi lokal yang cocok,” kata Nurul.

”Yang jelas itu hak para petani, kami akan tetap berusaha agar tembakau di Sampang mempunyai kualitas yang baik agar bisa dilirik oleh para pengepul,” tandasnya. (iqb)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/