PAMEKASAN – Membawa instutusi kampus ke arah yang lebih maju bukanlah hal mudah. Butuh kepiawaian khusus dalam memimpin. Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag. sukses mengantarkan IAIN Madura lebih berkualitas.
Suasana kampus IAIN Madura sepi Selasa (25/12). Di pintu masuk hanya terlihat petugas satpam yang berjaga-jaga. Maklum, kampus itu sedang libur. Kendati demikian, Rektor IAN Madura Dr. H. Mohammad Kosim, M.Ag. tidak ikut berlibur. Dia kemarin tetap masuk kantor. Di ruang kerjanya, dia sibuk menyelesaikan tugas.
Dia mempersilakan masuk RadarMadura.id yang datang menemuinya. Sambil berbicara santai, dia menceritakan berbagai prestasi selama 2018 yang diraih IAIN Madura. ”Alhamdulillah selama 2018 IAIN Madura bertabur prestasi. Yang saya catat, ada tujuh prestasi penting yang diraih,” kata pria yang akrab disapa Pak Kosim itu.
Prestasi dimaksud, pertama, perubahan dari STAIN Pamekasan menjadi IAIN Madura berdasar Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2018. Perubahan status itu ditandatangani presiden 5 April 2018. ”IAIN Madura diresmikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin pada 5 Juli 2018 di kampus IAIN Madura. Proses alih status itu berlangsung lama, sekitar empat tahun, mulai 2015 dan berhasil pada 2018,” terangnya.
Kedua, dua program studi S-1 terakreditasi A oleh BANPT. Yaitu, program studi Hukum Keluarga Islam/ahwal al-Syakhsiyah (SK BANPT Nomor 3522/SK/BAN-PT/Ak-PNB/S/XII/2018) dan program studi Pendidikan Agama Islam (SK BANPT Nomor 3518/SK/BAN-PT/Ak-PNB/S/XII/2018).
Ketiga, terjemahan Alquran ke bahasa Madura di-launching oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin pada 13 Desember 2018 di Jakarta. Penerjemahan Alquran ke bahasa Madura dilakukan Tim Penerjemah IAIN Madura yang mendapat kepercayaan Pusat Litbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Kementerian Agama. ”Masa penerjemahan cukup lama, sekitar 2 tahun,” kata pria yang menjadi rektor IAIN Madura sejak April 2018 itu.
Prestasi keempat yaitu sejumlah dosen dan mahasiswa IAIN Madura terpilih menjadi narasumber dalam beberapa seminar internasional. Antara lain, dalam Annual Conference on Islamic Studies (AICIS XVIII 2018) di Palu pada 17–20 September 2018, International Conference on Pesantren Studies di Jogjakarta pada 10–13 Oktober 2018, dan, International Conference on Islamic Studies (ICONIS) di IAIN Madura 27–28 Oktober 2018.
Kelima, lanjut Kosim, sejumlah mahasiswa meraih prestasi nasional pada 2018. Antara lain, Anik Yunitawati (mahasiswa prodi perbankan syariah) juara 1 Liga Talent Indonesia (LTI) Kategori Presenter di Jakarta (25 November 2018) dan Uswatun Hasanah (mahasiswa prodi MPI) juara Debat Pendidikan Tingkat Nasional di UIN Jakarta 25–27 Oktober 2018.
Lalu, Siti Khadijah (mahasiswa prodi ekonomi syariah) juara 1 Stocklab Competition tingkat regional yang digelar Universitas Negeri Surabaya, 28 Oktober 2018. Erina Maulida (mahasiswa prodi pendidikan bahasa Arab) juara 3 lomba esai bahasa Arab dalam ajang Festival Jazirah Arab 2018 yang digelar UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Senin (12/11/2018). Kemudian, Rofiatul Windariana (IQT), Tobiyah (TBI), dan Safrina Muzdalifah (TBI) meraih juara II dalam kompetisi best speaker dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Alquran (LKTI-A) di Universitas Trunojoyo Madura, Selasa 4 Desember 2018.
Pretasi keenam, IAIN Madura menambah tiga dosen bergelar doktor. Yaitu Dr. H. Umar Bukrory, M.Ag. (UIN Jogjakarta), Dr. H. Mohammad Hasan, M.Ag. (UIN Surabaya), dan Dr. Usman, M.Pd.I. (UIN Surabaya). Dengan bertambahnya tiga doktor tersebut, kini IAIN Madura memiliki 32 doktor.
”Yang terakhir atau yang ketujuh, hingga akhir 2018, jumlah mahasiswa aktif IAIN Madura sebanyak 9.450 orang tersebar di 18 program studi. Meliputi dua program studi S-2 dan 16 program studi S-1,” terangnya.
Berkenaan dengan capaian prestasi tersebut, Kosim menyadari bukan hanya karena kerja kerasnya. Namun berkat kerja keras semua pihak. Kata dia, ada kerja sama yang baik antara dosen, pegawai, dan mahasiswa sehingga beberapa prestasi bisa dicapai.
”Tanpa kerja sama yang baik, tidak mungkin maju dan berprestasi. Semangat juang yang sama merupakan kunci keberhasilan kampus ke depan,” tegasnya.
Kendati demikian, Kosim tidak berpuas diri. Ke depan dia akan tetap bekerja keras untuk membawa kampus ke arah yang lebih maju dan berkualitas. ”Harapan kami tahun depan terus meningkat. Misalnya, yang akreditasi A tahun ini dua, maka tahun depan harus bertambah,” ucapnya.
Begitu juga keterlibatan mahasiswa dan dosen dalam forum ilmiah internasional harus lebih banyak lagi tahun depan. ”Sehingga IAIN Madura menjadi perguruan tinggi kompetitif yang menghasilkan lulusan kompeten berlandasan keislaman yang mapan,” pungkas dia.