28 C
Madura
Monday, May 29, 2023

Upaya Gugus Tugas Pertahankan Sampang Tetap Hijau

Kabupaten Sampang masih aman dari bahaya virus korona. Kendati begitu, satgas penanggulangan bencana nonalam dan percepatan penanganan Covid-19 bakal memperketat akses pintu masuk. Hal itu setelah Sumenep jadi zona merah.

ANIS BILLAH, Sampang, RadarMadura.id

JEMBATAN timbang di Kecamatan Jrengik, Sampang, memang sudah tidak berfungsi. Pagar di sisi barat juga roboh. Namun, setiap pengendara yang melintas dari arah Bangkalan akan mampir ke jembatan di sisi utara jalan tersebut.

Setiap pengendara tidak bisa langsung menuju Torjun dan arah lain. Semua harus belok kiri ke bangunan jembatan timbang. Namun, kendaraan-kendaraan itu bukan untuk ditimbang, melainkan pemeriksaan terhadap setiap orang yang hendak masuk wilayah Sampang.

Kendaraan yang mengangkut penumpang juga harus istirahat sejenak. Penumpang harus turun. Lalu, menuju tempat cuci tangan, pendataan, dan pemeriksaan kesehatan.

Ketua Penanggulangan Bencana Nonalam dan Percepatan Penanganan Covid-19 Sampang Yuliadi Setiawan mengaku terus melakukan koordinasi dengan bupati. Hal itu untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan di tengah pandemi Covid-19. Termasuk melakukan antisipasi persebaran Covid-19 di Sampang.

Pasca Pemprov Jatim mengumumkan hasil swab empat petugas haji Sumenep terpapar korona, pihaknya langsung berkooordinasi dengan Bupati Slamet Junaidi. Pihaknya merencanakan menambah posko screening dan pendataan. Utamanya di pintu masuk dan keluar Sampang. ”Secepatnya akan direalisasikan,” katanya kemarin (25/4).

Baca Juga :  Bilang Saja Mau Curi Apa, Yang Penting Semua Jujur

Saat ini sudah ada tiga posko Covid-19. Posko utama di Gedung Kesenian Wijaya Kusuma. Kemudian, tim satgas mendirikan subposko di Jembatan Timbang Jrengik dan Desa Trapang, Banyuates.

Kondisi yang semakin memprihatinkan tersebut menuntut tim satgas Covid-19 lebih antisipatif. Karena itu, kendaraan yang melintas di pintu masuk Sampang akan diperketat. Di antaranya dengan mendirikan posko screening dan pendataan. ”Kalau pintu masuk dari arah barat sudah ada,” ujarnya.

Pintu masuk dari arah timur juga perlu didirikan posko. Di antaranya di Kecamatan Sokobanah di daerah utara, Kecamatan Omben di bagian tengah, dan Kecamatan Camplong untuk wilayah selatan. Tiga titik tersebut menjadi pintu keluar masuk kendaraan dari dan ke Sampang.

”Jadi pintu masuk keluar perbatasan yang dianggap penting akan dibangun posko screening dan pendataan,” ungkapnya.

Pihaknya berjanji akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya virus korona. Dia menilai banyak masyarakat belum memahaminya sehingga mengganggap remeh.  Masyarakat belum sepenuhnya menerapkan hidup bersih dan sehat.

Baca Juga :  Kejari Kaji Berkas Perkara Penembakan

Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum melaksanakan protokol penanganan dan pencegahan Covid-19. Di antaranya, menggunakan masker, cuci tangan dengan hand sanitizer serta penerapan social distancing dan physical distancing. ”Sebab virus ini datang karena perantara orang per orang. Di situ terkadang kita lengah,” tutur Wawan.

Pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan tracing atau pelacakan kepada perantau yang pulang kampung. Satgas desa diminta melakukan tracing tersebut. Pasalnya, pemerintah desa lebih mudah untuk melacak kedatangan perantau. ”Desa harus kerja sama dalam pelacakan kalau ada orang baru yang datang,” jelasnya.

Koordinator Satgas Bidang Kesehatan Covid-19 Sampang Agus Mulyadi mengimbau semua puskesmas mematuhi protokol. Pasien yang menunjukkan gejala seperti virus korona harus ditangani seperti protokol Covid-19. Meskipun belum diketahui apakah pasien tersebut terpapar korona atau tidak.

”Itu penting sebagai langkah antisipasi. Sebab, kita tidak tahu apakah orang tersebut membawa virus atau tidak,” tandasnya.

Kabupaten Sampang masih aman dari bahaya virus korona. Kendati begitu, satgas penanggulangan bencana nonalam dan percepatan penanganan Covid-19 bakal memperketat akses pintu masuk. Hal itu setelah Sumenep jadi zona merah.

ANIS BILLAH, Sampang, RadarMadura.id

JEMBATAN timbang di Kecamatan Jrengik, Sampang, memang sudah tidak berfungsi. Pagar di sisi barat juga roboh. Namun, setiap pengendara yang melintas dari arah Bangkalan akan mampir ke jembatan di sisi utara jalan tersebut.


Setiap pengendara tidak bisa langsung menuju Torjun dan arah lain. Semua harus belok kiri ke bangunan jembatan timbang. Namun, kendaraan-kendaraan itu bukan untuk ditimbang, melainkan pemeriksaan terhadap setiap orang yang hendak masuk wilayah Sampang.

Kendaraan yang mengangkut penumpang juga harus istirahat sejenak. Penumpang harus turun. Lalu, menuju tempat cuci tangan, pendataan, dan pemeriksaan kesehatan.

Ketua Penanggulangan Bencana Nonalam dan Percepatan Penanganan Covid-19 Sampang Yuliadi Setiawan mengaku terus melakukan koordinasi dengan bupati. Hal itu untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan di tengah pandemi Covid-19. Termasuk melakukan antisipasi persebaran Covid-19 di Sampang.

Pasca Pemprov Jatim mengumumkan hasil swab empat petugas haji Sumenep terpapar korona, pihaknya langsung berkooordinasi dengan Bupati Slamet Junaidi. Pihaknya merencanakan menambah posko screening dan pendataan. Utamanya di pintu masuk dan keluar Sampang. ”Secepatnya akan direalisasikan,” katanya kemarin (25/4).

- Advertisement -
Baca Juga :  Gelar Kota Layak Anak, Tahun Lalu Gagal, Februari Mulai Lagi

Saat ini sudah ada tiga posko Covid-19. Posko utama di Gedung Kesenian Wijaya Kusuma. Kemudian, tim satgas mendirikan subposko di Jembatan Timbang Jrengik dan Desa Trapang, Banyuates.

Kondisi yang semakin memprihatinkan tersebut menuntut tim satgas Covid-19 lebih antisipatif. Karena itu, kendaraan yang melintas di pintu masuk Sampang akan diperketat. Di antaranya dengan mendirikan posko screening dan pendataan. ”Kalau pintu masuk dari arah barat sudah ada,” ujarnya.

Pintu masuk dari arah timur juga perlu didirikan posko. Di antaranya di Kecamatan Sokobanah di daerah utara, Kecamatan Omben di bagian tengah, dan Kecamatan Camplong untuk wilayah selatan. Tiga titik tersebut menjadi pintu keluar masuk kendaraan dari dan ke Sampang.

”Jadi pintu masuk keluar perbatasan yang dianggap penting akan dibangun posko screening dan pendataan,” ungkapnya.

Pihaknya berjanji akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya virus korona. Dia menilai banyak masyarakat belum memahaminya sehingga mengganggap remeh.  Masyarakat belum sepenuhnya menerapkan hidup bersih dan sehat.

Baca Juga :  Stok Plasma Konvalesen di RSUD Syamrabu Kembang Kempis

Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum melaksanakan protokol penanganan dan pencegahan Covid-19. Di antaranya, menggunakan masker, cuci tangan dengan hand sanitizer serta penerapan social distancing dan physical distancing. ”Sebab virus ini datang karena perantara orang per orang. Di situ terkadang kita lengah,” tutur Wawan.

Pihaknya akan berupaya untuk meningkatkan tracing atau pelacakan kepada perantau yang pulang kampung. Satgas desa diminta melakukan tracing tersebut. Pasalnya, pemerintah desa lebih mudah untuk melacak kedatangan perantau. ”Desa harus kerja sama dalam pelacakan kalau ada orang baru yang datang,” jelasnya.

Koordinator Satgas Bidang Kesehatan Covid-19 Sampang Agus Mulyadi mengimbau semua puskesmas mematuhi protokol. Pasien yang menunjukkan gejala seperti virus korona harus ditangani seperti protokol Covid-19. Meskipun belum diketahui apakah pasien tersebut terpapar korona atau tidak.

”Itu penting sebagai langkah antisipasi. Sebab, kita tidak tahu apakah orang tersebut membawa virus atau tidak,” tandasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Ingin Siswa Bisa Menulis Berita

Curi Emas untuk Beli Tiket ke Papua

Penggerak Organisasi Pemuda

MK Perintahkan PSU Pilkada Sampang

Artikel Terbaru

/