28 C
Madura
Monday, May 29, 2023

Syakhrowi, Penjual Akik Asal Kwanyar, Bangkalan

Berjualan di Trotoar sejak 1991, Kini Bisa Beli Mobil

Apa pun bentuk dan jenis usahanya, jika telaten dan menjalaninya dengan sabar, seseorang akan mendapatkan hasil yang tidak disangka-sangka. Hal inilah yang dialami Syakhrowi, salah seorang penjual akik yang ada di kawasan Pecinan, Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Kota Bangkalan.

AYU LATIFAH, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura

DIBANDING kawasan lainnya, arus lalu lintas di sepanjang Jalan Panglima Sudirman cukup padat. Maklum saja, deretan toko yang ada di sisi kanan dan kiri di kawasan Pecinan tersebut sudah beroperasi sejak pagi.

Setiap hari, toko yang ada di sisi timur dan barat selalu dijubeli pembeli. Sebagian besar mereka mengunjungi toko perhiasan, elektronik, dan material bangunan. Dari sederet toko yang ada di kawasan itu, ada juga penjual batu akik. Biasanya mereka menjajakan dagangannya di emperan toko.

Baca Juga :  Jadi Politisi Jangan Sampai Suka Marongo’

Salah satu penjual akik yang bisa ditemui di kawasan tersebut adalah Syakhrowi. Saat ditemui koran ini, dia mengaku berjualan batu akik sejak 1991. Lokasi tidak pindah-pindah, tetap di emperan toko yang ada di ruas Jalan Panglima Sudirman.

Menurutnya, beberapa bulan lalu pasar akik terbilang sepi. Indikasinya, dalam sehari dia hanya mendapatkan Rp 100 ribu. Namun, beberapa hari ini pembeli akik mulai meningkat. Buktinya, dia mendapatkan cuan sebesar Rp 500 ribu sehari. ”Kalau lagi sepi, kadang tidak sampai Rp 100 ribu sehari,” katanya.

Pria berusia 51 tahun itu menuturkan, pembeli biasanya lebih menggandrungi batu jamrud dan musafir. Harga batu akik itu berkisar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. ”Kemarin laku hingga Rp 2 juta, banyak yang nyari karena antik. Kemudian yang paling diminati adalah batu yakut,” tambahnya.

Baca Juga :  Sape Sono’ dan Saronen Meriahkan Sertijab Kapolres Sampang

Syakhrowi mengaku mendatangkan baru akik dari Jakarta dan Kalimantan. Keuntungan yang dia dapatkan kalau sedang hoki berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 200 ribu. ”Mungkin sampean tidak menyangka, tapi ini saya alami sendiri. Dari usaha jual beli akik ini saya bisa membeli mobil,” pungkasnya.

Ahmadi, warga Kelurahan Pejagan, Kecamatan Kota Bangkalan, mengatakan, dia menyukai batu akik semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Menurutnya, batu akik jika dipakai akan memberikan kesan menarik. Kebetulan, dia suka dengan batu akik jamrud.

”Sejak kecil saya suka batu akik. Awalnya, melihat akik milik saudara dan tetangga. Sekarang saya baru punya batu jamrud. Jadi pemanis jari saya,” tutur pria berusia 23 tahun itu. (*/yan)

Apa pun bentuk dan jenis usahanya, jika telaten dan menjalaninya dengan sabar, seseorang akan mendapatkan hasil yang tidak disangka-sangka. Hal inilah yang dialami Syakhrowi, salah seorang penjual akik yang ada di kawasan Pecinan, Jalan Panglima Sudirman, Kecamatan Kota Bangkalan.

AYU LATIFAH, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura

DIBANDING kawasan lainnya, arus lalu lintas di sepanjang Jalan Panglima Sudirman cukup padat. Maklum saja, deretan toko yang ada di sisi kanan dan kiri di kawasan Pecinan tersebut sudah beroperasi sejak pagi.


Setiap hari, toko yang ada di sisi timur dan barat selalu dijubeli pembeli. Sebagian besar mereka mengunjungi toko perhiasan, elektronik, dan material bangunan. Dari sederet toko yang ada di kawasan itu, ada juga penjual batu akik. Biasanya mereka menjajakan dagangannya di emperan toko.

Baca Juga :  Sekolah Alam Excellentia Berlakukan Sampah sebagai Alat Tukar Makanan

Salah satu penjual akik yang bisa ditemui di kawasan tersebut adalah Syakhrowi. Saat ditemui koran ini, dia mengaku berjualan batu akik sejak 1991. Lokasi tidak pindah-pindah, tetap di emperan toko yang ada di ruas Jalan Panglima Sudirman.

Menurutnya, beberapa bulan lalu pasar akik terbilang sepi. Indikasinya, dalam sehari dia hanya mendapatkan Rp 100 ribu. Namun, beberapa hari ini pembeli akik mulai meningkat. Buktinya, dia mendapatkan cuan sebesar Rp 500 ribu sehari. ”Kalau lagi sepi, kadang tidak sampai Rp 100 ribu sehari,” katanya.

Pria berusia 51 tahun itu menuturkan, pembeli biasanya lebih menggandrungi batu jamrud dan musafir. Harga batu akik itu berkisar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. ”Kemarin laku hingga Rp 2 juta, banyak yang nyari karena antik. Kemudian yang paling diminati adalah batu yakut,” tambahnya.

- Advertisement -
Baca Juga :  Alasan Pedagang Tetap Berjualan di Trotoar Jalan Kabupaten

Syakhrowi mengaku mendatangkan baru akik dari Jakarta dan Kalimantan. Keuntungan yang dia dapatkan kalau sedang hoki berkisar Rp 30 ribu hingga Rp 200 ribu. ”Mungkin sampean tidak menyangka, tapi ini saya alami sendiri. Dari usaha jual beli akik ini saya bisa membeli mobil,” pungkasnya.

Ahmadi, warga Kelurahan Pejagan, Kecamatan Kota Bangkalan, mengatakan, dia menyukai batu akik semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Menurutnya, batu akik jika dipakai akan memberikan kesan menarik. Kebetulan, dia suka dengan batu akik jamrud.

”Sejak kecil saya suka batu akik. Awalnya, melihat akik milik saudara dan tetangga. Sekarang saya baru punya batu jamrud. Jadi pemanis jari saya,” tutur pria berusia 23 tahun itu. (*/yan)

Artikel Terkait

Most Read

Trotoar Rusak Bahayakan Pejalan Kaki

Usut Asal-Usul Senpi

Perkawinan Krisis Konstitusi

Artikel Terbaru

/