21.4 C
Madura
Monday, March 27, 2023

Subagiyo, Nakes yang Gugur di Mata Kolega

Serangan virus korona sejak awal Juni kian menjadi-jadi. Bahkan, kembali menyasar tenaga kesehatan (nakes). Dalam tiga hari, terdapat dua nakes gugur. Yakni, almarhumah Sri Rahayu Wahyuningsih dan almarhum Subagiyo.

ANIS BILLAH, Sampang, Jawa Pos Radar Madura

WARGA Madura harus meningkatkan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan (prokes). Sebab, lonjakan kasus coronavirus disease 2019 (Covid-19) tidak hanya terjadi di Bangkalan. Tapi, juga merambah ke Kabupaten Sampang.

Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura (JPRM), almarhumah Sri Rahayu Wahyuningsih meninggal pada 21 Juni lalu. Sementara almarhum Subagiyo tutup usia pada Rabu malam (23/6). Keduanya meninggal saat dirawat di RSUD dr Mohammad Zyn Sampang.

Plt Kepala Puskesmas Bringkoning Eka Agus Indriyati mengaku sedih menerima kabar duka yang datang dari rekan kerjanya, Subagiyo. Dia tidak menyangka ketua tim perencanaan di Puskesmas Bringkoning tersebut wafat. Sebab, Selasa lalu (22/6) dia menerima kabar kondisi almarhum membaik.

”(Selasa) Saya telepon istrinya (Subagiyo). katanya sudah mau makan bubur dan makanan lainnya,” tuturnya kemarin (24/6).

Eka dan almarhum Subagiyo memiliki banyak kenangan saat sama-sama bertugas di Puskesmas Bringkoning. Bagi Eka, almarhum sosok yang sabar dan baik. Kedekatannya dengan almarhum sejak bertugas di Puskesmas Bringkoning pada 2000 lalu.

Baca Juga :  Menjelajahi Jejak Para Tokoh di Luar Kompleks Utama Asta Tinggi

Istri dari Hermawan Andrianto itu mengakui jika almarhum memiliki peran dalam peningkatan karirnya. Bahkan, Subagiyo sudah dianggap seperti orang tuanya. Sebab, Subagiyo menjadi tempat curhat Eka setiap ada permasalahan. ”Almarhum senior saya. Beliau yang membina saya sejak masuk ke puskesmas. Saya kepikiran (mendengar Subagiyo meninggal),” ujar Eka.

Eka menceritakan awal mula Subagiyo dinyatakan terpapar Covid-19. Pada Jumat lalu (11/6), Eka meminta Subagiyo melakukan tes PCR. Alasannya, almarhum membuka praktik di rumahnya. Dia khawatir karena kasus Covid-19 di Kecamatan Banyuates mengalami lonjakan.

Keesokan harinya, hasil tes PCR Subagiyo keluar dan yang bersangkutan dinyatakan positif. Almarhum juga memiliki gejala sesak napas. Akhirnya, almarhum memutuskan menjalani isolasi di RSUD dr Mohammad Zyn Sampang. ”Saya tidak tahu dari mana almarhum terpapar. Cuma hari Sabtu (12/6), beliau memberi kabar kalau mau rawat inap di Sampang,” cerita Eka.

Eka mengutarakan, Subagiyo meninggal menjelang masa pensiun atau purnabakti. Bahkan, almarhum sudah menerima SK pensiun. Rencananya, bulan depan almarhum akan mengurus administrasi. ”Beliau pernah mengatakan kalau sudah pensiun mau istirahat alias tidak mau kerja,” kenangnya.

Berdasar data yang diterima Jawa Pos Radar Madura (JPRM), di Puskesmas Bringkoning terdapat tiga orang yang dinyatakan terpapar Covid-19 berdasar hasil tes PCR. Yakni, almarhum Subagiyo dan Eka Agus Indriyati. ”Termasuk satu staf saya juga ada yang kena (Covid-19),” imbuh Eka.

Baca Juga :  Kisah Jupri, Petani yang Menemukan Arca saat Menguruk Lahan

Nakes yang terpapar Covid-19 tidak hanya di Puskesmas Bringkoning. Beberapa nakes di fasilitas kesehatan lainnya juga terpapar virus korona. Misalnya di Puskesmas Kamoning terdapat 6 petugas yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Puskesmas Kamoning dr Intan Retnosari menyampaikan, institusinya memiliki 20 tim tracing. Satu tim terdiri dari dua petugas puskesmas. Mereka bertugas melakukan tracing dan memantau kondisi pasien yang terpapar Covid-19. Tim tracing tersebut tidak termasuk anggota TNI dan Polri.

Dikatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Sampang membuat tim tracing kelabakan. Pasalnya, selain menangani pasien Covid-19, mereka juga melakukan vaksinasi pada sejumlah sasaran. Hal itu membutuhkan tenaga ekstra agar tim tracing bisa menjaga staminanya. ”Tim kita sudah ada yang terpapar sekitar 6 orang. Otomatis tim tracing berkurang,” ungkapnya.

Intan menambahkan, institusinya juga perlu suplemen yang akan diberikan kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sebab, hal itu sangat membantu mempercepat kesembuhan pasien. ”Kita ada vitamin, tapi tidak banyak,” tandasnya. 

Serangan virus korona sejak awal Juni kian menjadi-jadi. Bahkan, kembali menyasar tenaga kesehatan (nakes). Dalam tiga hari, terdapat dua nakes gugur. Yakni, almarhumah Sri Rahayu Wahyuningsih dan almarhum Subagiyo.

ANIS BILLAH, Sampang, Jawa Pos Radar Madura

WARGA Madura harus meningkatkan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan (prokes). Sebab, lonjakan kasus coronavirus disease 2019 (Covid-19) tidak hanya terjadi di Bangkalan. Tapi, juga merambah ke Kabupaten Sampang.


Berdasar data yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura (JPRM), almarhumah Sri Rahayu Wahyuningsih meninggal pada 21 Juni lalu. Sementara almarhum Subagiyo tutup usia pada Rabu malam (23/6). Keduanya meninggal saat dirawat di RSUD dr Mohammad Zyn Sampang.

Plt Kepala Puskesmas Bringkoning Eka Agus Indriyati mengaku sedih menerima kabar duka yang datang dari rekan kerjanya, Subagiyo. Dia tidak menyangka ketua tim perencanaan di Puskesmas Bringkoning tersebut wafat. Sebab, Selasa lalu (22/6) dia menerima kabar kondisi almarhum membaik.

”(Selasa) Saya telepon istrinya (Subagiyo). katanya sudah mau makan bubur dan makanan lainnya,” tuturnya kemarin (24/6).

Eka dan almarhum Subagiyo memiliki banyak kenangan saat sama-sama bertugas di Puskesmas Bringkoning. Bagi Eka, almarhum sosok yang sabar dan baik. Kedekatannya dengan almarhum sejak bertugas di Puskesmas Bringkoning pada 2000 lalu.

Baca Juga :  Menilik Latar Belakang Profesi Warga Binaan Rutan Kelas II-B Bangkalan
- Advertisement -

Istri dari Hermawan Andrianto itu mengakui jika almarhum memiliki peran dalam peningkatan karirnya. Bahkan, Subagiyo sudah dianggap seperti orang tuanya. Sebab, Subagiyo menjadi tempat curhat Eka setiap ada permasalahan. ”Almarhum senior saya. Beliau yang membina saya sejak masuk ke puskesmas. Saya kepikiran (mendengar Subagiyo meninggal),” ujar Eka.

Eka menceritakan awal mula Subagiyo dinyatakan terpapar Covid-19. Pada Jumat lalu (11/6), Eka meminta Subagiyo melakukan tes PCR. Alasannya, almarhum membuka praktik di rumahnya. Dia khawatir karena kasus Covid-19 di Kecamatan Banyuates mengalami lonjakan.

Keesokan harinya, hasil tes PCR Subagiyo keluar dan yang bersangkutan dinyatakan positif. Almarhum juga memiliki gejala sesak napas. Akhirnya, almarhum memutuskan menjalani isolasi di RSUD dr Mohammad Zyn Sampang. ”Saya tidak tahu dari mana almarhum terpapar. Cuma hari Sabtu (12/6), beliau memberi kabar kalau mau rawat inap di Sampang,” cerita Eka.

Eka mengutarakan, Subagiyo meninggal menjelang masa pensiun atau purnabakti. Bahkan, almarhum sudah menerima SK pensiun. Rencananya, bulan depan almarhum akan mengurus administrasi. ”Beliau pernah mengatakan kalau sudah pensiun mau istirahat alias tidak mau kerja,” kenangnya.

Berdasar data yang diterima Jawa Pos Radar Madura (JPRM), di Puskesmas Bringkoning terdapat tiga orang yang dinyatakan terpapar Covid-19 berdasar hasil tes PCR. Yakni, almarhum Subagiyo dan Eka Agus Indriyati. ”Termasuk satu staf saya juga ada yang kena (Covid-19),” imbuh Eka.

Baca Juga :  Gegara Karhutla, Level ISPU Berada di Level Bahaya. ACT Gandeng BMKG

Nakes yang terpapar Covid-19 tidak hanya di Puskesmas Bringkoning. Beberapa nakes di fasilitas kesehatan lainnya juga terpapar virus korona. Misalnya di Puskesmas Kamoning terdapat 6 petugas yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Kepala Puskesmas Kamoning dr Intan Retnosari menyampaikan, institusinya memiliki 20 tim tracing. Satu tim terdiri dari dua petugas puskesmas. Mereka bertugas melakukan tracing dan memantau kondisi pasien yang terpapar Covid-19. Tim tracing tersebut tidak termasuk anggota TNI dan Polri.

Dikatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Sampang membuat tim tracing kelabakan. Pasalnya, selain menangani pasien Covid-19, mereka juga melakukan vaksinasi pada sejumlah sasaran. Hal itu membutuhkan tenaga ekstra agar tim tracing bisa menjaga staminanya. ”Tim kita sudah ada yang terpapar sekitar 6 orang. Otomatis tim tracing berkurang,” ungkapnya.

Intan menambahkan, institusinya juga perlu suplemen yang akan diberikan kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri. Sebab, hal itu sangat membantu mempercepat kesembuhan pasien. ”Kita ada vitamin, tapi tidak banyak,” tandasnya. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/