Puluhan warga binaan secara bersamaan keluar dari jeruji besi. Pihak rumah tahanan (rutan) sengaja membukakan pintu untuk mereka. Mereka kompak menuju tempat pemrosesan sampah.
BADRI STIAWAN, Sumenep
TRUK-truk pengangkut sampah silih berganti memasuki kawasan tempat pemrosesan akhir (TPA) di Desa/Kecamatan Batuan, Sumenep, kemarin (22/3). Pemulung, petugas, dan alat berat juga tampak beraktivitas di lahan sekitar 9 hektare itu.
Puluhan seragam oranye bertuliskan ”tahanan” juga terlihat di kawasan tersebut. Mereka warga binaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II-B Sumenep. Tapi bukan narapidana (napi) yang sedang kabur dari penjara. Hanya keluar dari pengapnya ruangan hotel prodeo untuk sementara.
Senin, 4 Februari 2019 memang ada insiden tahanan yang kabur dari Rutan Kelas II-B Sumenep. Tapi, yang ini bukan. Warga binaan sengaja didatangkan ke TPA Batuan untuk diajak peduli lingkungan. Petugas rutan, polisi, dan TNI juga di lokasi. Mereka dipastikan tidak akan kabur.
Warga binaan yang dibawa untuk mengikuti kegiatan merupakan orang-orang pilihan. Tidak asal diajak keluar rutan. Mereka mengikuti kegiatan penghijauan dan penanaman pohon dalam rangka Hari Bakti Pemasyarakatan Ke-55. Napi, pejabat, dan warga berbaur bersama.
Kepala Rutan Kelas II-B Sumenep Beni Hidayat menerangkan, kegiatan ini sebagai bentuk pembinaan pada napi agar peduli lingkungan. Sebelum seremonial dimulai, warga binaan menggali lubang. Kemudian, menyiapkan pupuk di sekitar lubang itu. Bibit pohon juga disiapkan.
Di sekitar lubang tertancap nama-nama para pejabat. Mulai dari pejabat forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), dinas, dan instansi lain. Masing-masing pejabat diarahkan untuk menanam pohon pada lubang sesuai dengan petunjuk plakat yang sudah tertera. Seperti biasa, para pejabat dan undangan berfoto saat melakukan penanaman. Usai seremonial, warga binaan lanjut mengeksekusi sisa bibit pohon yang belum tertanam.
Pekerjaan para napi belum selesai. Setelah penanaman, pohon masih perlu disiram. Sembari pejabat dan undangan menikmati hidangan, warga binaan terus menuntaskan tugasnya mewujudkan kerja cinta lingkungan.
Beni mengatakan, untuk penghijauan, pihaknya masih butuh banyak bibit pohon. Pemilihan TPA Batuan sudah melalui musyawarah dengan pemkab. Mengingat di wilayah ini masih tergolong gersang. Masih sedikit tanaman pohon.
”Sehingga perlu kembali dilakuan penghijauan. Kami butuh banyak pohon untuk di tanam di sini. Kami sudah koordinasi untuk proses penghijauan di tempat ini,” ucapnya.
Dia mengaku intens membicarakan soal penghijauan Bumi Sumekar dengan pemkab. Pasca penghijauan di TPA, pihaknya siap menggerakkan kembali warga binaan untuk melakukan penanaman pohon di tempat lain. Sebab, tujuan penghijauan ini untuk menanamkan rasa cinta lingkungan kepada warga binaan.
Sementara, baru 350 bibit pohon yang ditanam di TPA Batuan. Rutan Kelas II-B Sumenep masih akan menanam 10 ribu bibit pohon lagi di sejumlah titik. Jenis pohon yang dipilih yakni mahoni dan akasia.
Dari total 309 warga binaan di Rutan Kelas II B Sumenep, pihaknya hanya mengajak 21 orang. Puluhan warga binaan tersebut dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan. Di antaranya memastikan mereka tidak akan melarikan diri. ”100 persen aman. Kami jamin,” ujarnya.
Wabup Sumenep Achmad Fauzi mengapresiasi warga binaan dan rutan yang menginisiasi program tersebut. Menurutnya, terkadang orang malas menanam pohon. Apalagi untuk merawat. Lebih banyak yang merusak dengan menebang dan menggundulkan hutan, sehingga menjadi gersang. ”Pada musim penghujan di dataran tinggi seperti ini bisa rawan longsor. Kalau kemarau gersang,” jelasnya.
Lingkungan akan lebih sehat dan bersahabat bagi masyarakat dengan upaya penghijauan. Untuk itu, penanaman pohon sangat penting. Kemanfaatan penanaman pohon memang tidak bisa dirasakan dalam jangka waktu singkat. Namun untuk keberlangsungan kestabilan ekosistem lingkungan baru bisa dirasakan dalam jangka panjang.
”Dulu waktu saya kecil sering main ke daerah sini (TPA Batuan). Waktu sekolah. Banyak pohon. Tapi sekarang sudah gundul. Saya harap penghijauan ini semakin gencar,” terang Fauzi.
Dia menambahkan, ketika cinta dan menjaga alam, maka alam akan ikut menjaga keberlangsungan hidup manusia. Sebaliknya, musibah bencana alam mengintai jika lingkungan sekitar dirusak oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab. ”Perusakan lingkungan ini yang jadi biang bencana,” tuturnya.
Kasubbag TU Cabang Dinas Kehutanan Jawa Timur Wilayah Sumenep Ahmad Murtada menyampaikan, setelah ditanam pihaknya akan memantau perkembangan tanaman pohon tersebut. Dengan demikian, upaya penghijauan dengan hasil yang diperoleh sesuai harapan.”Kami akan cek nanti,” janjinya.