23.9 C
Madura
Sunday, April 2, 2023

Meski Kuliah di Malang, Tetap Peduli Pendidikan Warga

Meskipun menempuh studi di luar kota, bukan berarti melupakan daerah asal. Sebagaimana peribahasa Madura yang termasyhur, asel ta’ adina asal. Kira-kira seperti itulah yang dilakukan mahasiswa Universitas Brawijaya asal Sumenep yang tergabung dalam Brawijaya University Student from Sumenep (BUSS).

MOH. JUNAIDI, Sumenep, Jawa Pos Radar Madura

KETIKA kuliah di luar kota, tidak sedikit mahasiswa yang melupakan kota kelahirannya. Tetapi, tidak demikian dengan BUSS. Mereka layak mendapat apresiasi. Pasalnya, tetap ingat dan peduli dengan saudaranya yang ada di Sumenep. Buktinya, semua kegiatan mereka dipusatkan di Sumenep.

Ketua BUSS Fahrur Rozi menuturkan, apa yang BUSS lakukan terinspirasi dari kepemimpinan adipati Sumenep pertama, yakni Arya Wiraraja. Jasa besar Arya Wiraraja dalam mengelola pemerintahan Sumenep harus ditiru dan tidak boleh dilupakan. ”Arya Wiraraja tidak sekadar ikon. Tapi, menjadi spirit bagi BUSS,” katanya.

Baca Juga :  Satu Jam Bersama Siswa Sekaligus Musisi Nuryulinda Ines Saputra

Menurut dia, BUSS harus tetap menjunjung tinggi dan menjaga nama baik Sumenep. ”Kota Keris dengan Taman Adipura dan Kuda Terbang yang menjadi lambang kebesarannya selalu di hati kami. Di mana pun berada, Sumenep tetap terpatri di hati kami,” tambahnya.

Dijelaskan, semua program yang digagas BUSS selalu menyangkut warga Sumenep. Mulai dari program pembinaan, sosial, dan budaya. Pelaksanaannya pun selalu melibatkan warga Kota Keris. Utamanya generasi muda dan milenial. BUSS memiliki desa binaan, yakni Lenteng Timur. Hampir setiap bulan memberikan edukasi, terutama yang bertema pendidikan.

”Hal itu kami lakukan sebagai bentuk pengabdian terhadap tanah kelahiran. Ilmu yang kami peroleh tidak ada gunanya jika tidak bermanfaat bagi warga Sumenep,” papar mahasiswa Fakultas Hukum itu.

Baca Juga :  Jadi Politisi Jangan Sampai Suka Marongo’

Nadia Sheren Maulina, salah satu anggota BUSS mengatakan, meski lahir di Malang, tapi dia kini berdomisili di Sumenep. Karena itu, dia tidak ragu menunjukkan kecintaannya terhadap kabupaten ujung timur di Pulau Madura tersebut. Hal itu dibuktikan Nadia saat ditunjuk sebagai koordinator pergelaran Kampung Budaya Universitas Brawijaya Malang 2021.

”Tema yang saya angkat tentang budaya Sumenep. Alhamdulillah, berhasil menjadi juara umum,” ungkapnya.

Diterangkan, BUSS ditetapkan sebagai juara umum karena menjadi juara satu dari tiap-tiap kategori yang dilombakan. Mulai lomba video narasi, lomba fotografi, desain maskot, serta video narasi dan cover song. ”Apa yang dilakukan BUSS belum seberapa. BUSS komitmen akan terus mengharumkan nama baik kabupaten sumenep. Kami akan terus mengabdi,” tandasnya.

 

Meskipun menempuh studi di luar kota, bukan berarti melupakan daerah asal. Sebagaimana peribahasa Madura yang termasyhur, asel ta’ adina asal. Kira-kira seperti itulah yang dilakukan mahasiswa Universitas Brawijaya asal Sumenep yang tergabung dalam Brawijaya University Student from Sumenep (BUSS).

MOH. JUNAIDI, Sumenep, Jawa Pos Radar Madura

KETIKA kuliah di luar kota, tidak sedikit mahasiswa yang melupakan kota kelahirannya. Tetapi, tidak demikian dengan BUSS. Mereka layak mendapat apresiasi. Pasalnya, tetap ingat dan peduli dengan saudaranya yang ada di Sumenep. Buktinya, semua kegiatan mereka dipusatkan di Sumenep.


Ketua BUSS Fahrur Rozi menuturkan, apa yang BUSS lakukan terinspirasi dari kepemimpinan adipati Sumenep pertama, yakni Arya Wiraraja. Jasa besar Arya Wiraraja dalam mengelola pemerintahan Sumenep harus ditiru dan tidak boleh dilupakan. ”Arya Wiraraja tidak sekadar ikon. Tapi, menjadi spirit bagi BUSS,” katanya.

Baca Juga :  Satu Jam Bersama Siswa Sekaligus Musisi Nuryulinda Ines Saputra

Menurut dia, BUSS harus tetap menjunjung tinggi dan menjaga nama baik Sumenep. ”Kota Keris dengan Taman Adipura dan Kuda Terbang yang menjadi lambang kebesarannya selalu di hati kami. Di mana pun berada, Sumenep tetap terpatri di hati kami,” tambahnya.

Dijelaskan, semua program yang digagas BUSS selalu menyangkut warga Sumenep. Mulai dari program pembinaan, sosial, dan budaya. Pelaksanaannya pun selalu melibatkan warga Kota Keris. Utamanya generasi muda dan milenial. BUSS memiliki desa binaan, yakni Lenteng Timur. Hampir setiap bulan memberikan edukasi, terutama yang bertema pendidikan.

”Hal itu kami lakukan sebagai bentuk pengabdian terhadap tanah kelahiran. Ilmu yang kami peroleh tidak ada gunanya jika tidak bermanfaat bagi warga Sumenep,” papar mahasiswa Fakultas Hukum itu.

Baca Juga :  Siswa Madin Mambaul Ulum, Ganding, Sumenep Diasramakan dan Makan Gratis
- Advertisement -

Nadia Sheren Maulina, salah satu anggota BUSS mengatakan, meski lahir di Malang, tapi dia kini berdomisili di Sumenep. Karena itu, dia tidak ragu menunjukkan kecintaannya terhadap kabupaten ujung timur di Pulau Madura tersebut. Hal itu dibuktikan Nadia saat ditunjuk sebagai koordinator pergelaran Kampung Budaya Universitas Brawijaya Malang 2021.

”Tema yang saya angkat tentang budaya Sumenep. Alhamdulillah, berhasil menjadi juara umum,” ungkapnya.

Diterangkan, BUSS ditetapkan sebagai juara umum karena menjadi juara satu dari tiap-tiap kategori yang dilombakan. Mulai lomba video narasi, lomba fotografi, desain maskot, serta video narasi dan cover song. ”Apa yang dilakukan BUSS belum seberapa. BUSS komitmen akan terus mengharumkan nama baik kabupaten sumenep. Kami akan terus mengabdi,” tandasnya.

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/