Jagat maya kemarin heboh. Sebab, pasangan suami istri (pasutri) Halili-Maimunah melahirkan empat bayi kembar. Namun karena lahir prematur, nyawa keempat bayi itu tidak tertolong.
DAFIR FALAH, Bangkalan, Jawa Pos Radar Madura
SUASANA Desa Gunung Sereng, Kecamatan Kwanyar, kemarin (22/1) geger. Sebab, kabar seorang perempuan melahirkan bayi kembar viral. Apalagi, jumlah bayi kembar yang dilahirkan sebanyak empat orang. Informasi kelahiran empat bayi kembar itu pun cepat tersebar dan membuat netizen penasaran.
Kepala Puskesmas Kwanyar Mohammad Toha membenarkan di Desa Gunung Sereng ada seorang ibu melahirkan empat bayi kembar. Bayi kembar tersebut merupakan buah hati pasangan Halili, 46, dan Maimunah, 39. ”Kabar dari bidan kami di lapangan, nyawa empat bayi itu sudah tidak tertolong,” katanya.
Menurut Toha, empat bayi kembar itu lahir lebih awal dari perkiraan jadwal lahir. Namun, sebelumnya bidan memang sudah memprediksi bahwa Maimunah bakal melahirkan bayi kembar. ”Karena kembar, tentu kondisi bayi tidak sempurna. Bahkan, untuk berat badan (BB) mayoritas di kisaran 800 gram,” ujarnya.
Dijelaskan, bayi itu lahir di rumahnya pada Rabu lalu (21/1). Dikatakan, sebelum melahirkan, Maimunah datang ke posyandu sebanyak tiga kali. Lalu, disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit. Tapi, keluarga Maimunah tidak berkenan. ”Tanggal 21 Januari pukul 08.00, yang bersangkutan datang ke polindes dengan keluhan,” terangnya.
Berdasar hasil pemeriksaan di polindes, kondisi Maimunah dalam batas normal. Tapi karena tidak ada kontraksi rahim, Maimunah kembali disarankan dirujuk ke puskesmas. Apalagi, detak jantung janin terdengar tidak teratur. ”Tapi, yang bersangkutan lagi-lagi tidak berkenan,” jelasnya.
Toha mengungkapkan, berdasarkan informasi yang diterima dari bidan setempat, ternyata Maimunah sudah melahirkan empat bayi kembar sekitar pukul 15.00. ”Bayi 1dan 2 meninggal lebih dulu. Sedangkan, bayi 3 dan 4 masih hidup,” ungkapnya.
Ditambahkan, bidan setempat menganjurkan dirujuk ke rumah sakit. Sebab, peralatannya lebih lengkap. Tapi, lagi-lagi keluarga Maimunah menolak. ”Akhirnya dilakukan resusitasi dan manajemen bayi baru lahir, terus dimasukkan dalam inkubator sederhana. Tapi, tidak bertahan lama dan bayi ketiga dan keempat meninggal,” tandasnya.